Rumah Tradisional Nias dan Sumatera Melalang Buana ke Jerman
Kearifan lokal tidak hanya dalam bentuk obat-obatan, kesenian, atau kebudayaan. Hal ini dapat juga berupa arsitektur. Sebagaimana kearifan lokal lainnya, rumah tradisional Nias  juga terbukti kualitasnya jika dilihat dari usia, konstruksi yang tahan gempa, dan bahan bakunya yang ramah lingkungan.
Bersama dengan rumah-rumah tradisional dari berbagai negara, seperti Afrika Selatan, Mesir, Cina, Malaysia, dan Kamerun, rumah adat Nias dan Sumatera juga turut dipamerkan di Museum Desain Vitra (The Vitra Design Museum) di Jerman. Rumah-rumah adat ini disumbangkan oleh École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL). Rumah-rumah tsb ditampilkan dalam bentuk miniatur dengan menyertakan informasi, yakni tipe arsitektur, material, metode konstruksi dan bentuk rumah. Informasi-informasi ini ditampilkan dalam bentuk foto, film, dan juga sketsa rancangan. Uniknya, miniatur-miniatur itu dibuat dari bahan sesuai dengan bahan rumah adat aslinya, seperti kayu, lumpur, atau batu. Bahan rumah tradisional ini melambangkan lingkungan, iklim, dan material lokal yang tersedia.
Selain arsitektur tradisional, pameran yang diberi judul “Belajar dari  Vernakular” ini juga menampilkan proyek-proyek arsitektur terbaru yang menggunakan material atau kaidah arsitektur lokal, seperti misalnya proyek residensial di Rural Studio di Alabama, AS, karya Universitas Auburn yang merupakan kerjasama antara pengrajin dan arsitek dari Studio Mumbai di India. Pameran yang berlangsung dari tanggal 16-29 September 2013 ini menampilkan 700 model arsitektural.
Sebagaimana arti kata Vernacular yang berarti bahasa/dialek lokal dari populasi tertentu yang berbeda dari bahasa yang digunakan pada umumnya, seperti bahasa nasional, pameran ini merupakan bentuk penghargaan atas cara-cara tradisional dalam membangun rumah atau konstruksi bangunan lainnya. Lewat pameran ini, diharapkan para arsitek modern dapat mempelajari hal-hal yang menguntungkan yang berasal dari peninggalan tradisional.
Sumber:
nice