Komunitas Tionghoa Nias Selatan Rayakan Imlek dan Cap Go Meh
Ketua Panitia acara tersebut, Julius Dachi, kepada Nias Online menjelaskan, pada 2-4 Februari, Pemda bersama komunitas Tionghoa yang tergabung dalam Perkumpulan Amal Sosial Cinta Kasih di Teluk Dalam menggelar Pasar Imlek, yang dimulai pada pukul 18.00-23.00 Wib.
Berbagai acara dilakukan di sana, di antaranya berupa bazaar dan berbagai kegiatan perlombaan lagu-lagu mandarin serta lomba dance. Sedangkan pembukaan acara itu, dilakukan oleh Bupati Nisel Idealisman Dachi.
“Tujuan kegiatan ini, yakni, Pemda Nisel men-support masyarakat Tionghoa untuk melestarikan budaya Tionghoa di Teluk Dalam. Selain itu, juga untuk membangkitkan kegiatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan bazaar yang digelar,†jelas dia.
Sementara itu, anggota Panitia yang juga merupakan warga Tionghoa Teluk Dalam, Dian Kosasih menjelaskan, siang ini, kegiatan akan diisi dengan parade barongsai. Pada malam hari, akan diisi dengan pawai telong-telong (sejenis lampion).
“Besok puncak acaranya berupa perayaan Cap Go Meh. Akan disemarakkan dengan kegiatan barongsai, maena (tari khas Nias), tari shanghai, lomba dan parade telong-telong,†jelas Dian.
Dia menjelaskan, kegiatan serupa ini pertama kali dilakukan pada 2010. Namun, waktu itu, kegiatan hanya berlangsung satu hari. Namun, kali ini, kata dia, komunitas Tionghoa mendapat dukungan dari Bupati Nias Selatan Idealisman Dachi berupa bantuan dana sebesar Rp 40 juta.“Dari situ, teman-teman dari komunitas Tionghoa juga terdorong untuk melakukan acara ini. Kalau bupati saja mendukung, kenapa kita tidak. Lalu kami mengumpulkan dana dan terkumpul sekitar Rp 50 juta yang digunakan untuk menggelar acara ini,†papar dia.
Bersatu Membangun Nisel
Ditanya harapan komunitas Tionghoa Teluk Dalam dari penyelenggaraan acara yang menyemarakkan kota ibukota Nisel tersebut, Dia berkata, kegiatan ini menjadi ajang untuk mengenalkan kebudayaan Tionghoa kepada masyarakat.
Ke depan, kata dia, pihaknya mengharapkan tergalangnya kesatuan di komunitas Tionghoa di Nisel. Juga akan menggalang kerjasama dengan Pemda untuk ambil bagian dalam memperkenalkan Nisel kepada dunia luar.
“Kita ingin menunjukkan bahwa Nisel tidaklah seburuk yang dibayangkan banyak orang. Kita terdiri dari berbagai komunitas di sini, dan tidak ada masalah, dan itu sudah bertahan lama. Bahkan, komunitas Tionghoa di sini sudah sampai tiga generasi,” jelas Dian.
Di Pulau Nias sendiri, terdapat banyak warga berlatarbelakang Tionghoa. Umumnya berkecimpung di bidang perdagangan dan berdomisili di pusat kota. Hal serupa juga dapat disaksikan di Kabupaten Nisel.Pembauran yang terjadi sedemikian rupa, telah menjadikan warga Tionghoa dengan warga asli Nias menjadi satu kesatuan dan bertahan hingga saat ini tanpa friksi yang bernuansa SARA seperti sering terjadi di tempat lain.
Tidak hanya di bidang perekonomian, warga Tionghoa juga mewarnai kehidupan politik di Nisel. Sekedar informasi, ketua DPRD Nisel saat ini, Effendi, merupakan warga berlatarbelakang Tionghoa. (EN)
SEMOGA INI MENJADI PELAJARAN DALAM KEBERAGAMAN DAN PLURALISME DIANTARA GOLONGAN MASYARAKAT.
YA’AHOWU, JBU”