Rakor Tim Pemprovsu dan Pemkab Nias Sepakati: Tanggulangi Anak Kasus Korban KDRT di Nias
Medan – Rapat Koordinasi Tim Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu dengan Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Nias sepakati penanggulangan anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di Nias akhir tahun lalu.
Hal ini terungkap setelah Tim Pemprovsu yang terdiri dari Biro Pemberdayaan Perempuan, KB dan Anak, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial melakukan kordinasi dengan Tim Pemkab Nias yang dihadiri, Ny Lenny B Baeha (istri Bupati Nias) yang didampingi Kasih Riang, Sekretaris Dinas Sosial Nakertrans; Ros Okti Harefa, Kabid P2PA/Ketua PLTPLH; Ziarah Zendratõ, Kabid P2P Dinas Kesehatan dan stafnya, Nuniana Hia dari Nias di Medan, Senin (1/2).
“Telah disepakati bahwa Ferina Nduru, anak yang menjadi korban KDRT di Nias yang tengah mendapat perawatan kesehatan di RS Elisabeth Medan, setelah perawatan selesai dan dinyatakan boleh pulang oleh dokter dalam waktu dekat ini, akan dibawa kembali ke Nias. Ia bersama dua saudaranya, Kafina, yang luput dari penganiayaan dan Folo’o yang sudah pulih setelah mendapatkan pengobatan akan dirawat dan diasuh Suster Klara di Rumah Inap Fomasi Santa Elisabeth di Nias,” papar Vita Lestari.
Sementara Ny Lenny B Baeha mengatakan pihaknya berterima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan perhatian terhadap kasus Ferina dan keluarga Nduru tersebut.
“Hal ini sudah merupakan kasus nasional karena telah sampai menjadi perhatian semua pihak, masyarakat dan pemerintah daerah, provinsi dan bahkan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (Menteri Negara PP&PA). Karena itu, kami sangat berterimakasih dan setibanya di Nias nanti, kami percayakan keberadaan anak-anak tersebut dalam asuhan Suster Klara di Rumah Inap Fomasi dan selanjutnya kami akan berkordinasi dengan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk memantau perkembangan mereka,” jelas Lenny B Baeha.
Hal tersebut disanggupi oleh Suster Klara yang selama ini memang dikenal selalu memberikan perhatian kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu. Termasuk mengurusi masalah kesehatan dari kelompok keluarga tidak mampu. Meski tempatnya sudah menampung puluhan orang dan dua adik Ferina sudah tinggal sementara di sana, tetapi Suster Klara mengatakan pihaknya siap menerima dan merawat Ferina serta memperhatikan kesehatannya.
Pelaku
Begitupun, perhatian seluruh peserta rapat Tim yang juga dihadiri dr Kustinah dari Dinas Kesehatan Provsu, Dewi dari Dinas Sosial Provsu dan Emmy dari PKPA yang selama ini melakukan pendampingan tidak luput atas SN, ibu yang diduga menjadi pelaku penganiayaan yang mengakibatkan 3 anaknya tewas dan dua luka berAat.
Hal itu sebagaimana pula arahan dari Ketua TP PKK, Ny Hj Fatimah Habibie Syamsul Arifin yang juga memberi perhatian khusus atas kasus tersebut dan mengingatkan Tim agar juga memberikan pendampingan terhadap SN sehingga kasus tersebut mendapat solusi yang terbaik.
Vita Lestari yang baru kembali dari Jakarta termasuk untuk melaporkan perkembangan penanganan kasus KDRT di Nias tersebut kepada Meneg PP&PA menyampaikan pesan dan harapan yang disampaikan Sekretaris Menteri Negara PP&PA Dr Ir H Koensatwanto Inpasihardjo kepada Pemprovsu.
Disebutkan, agar upaya-upaya pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum serta reintegrasi sosial bagi korban dapat dilanjutkan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat serta koordinasi dan kerjasama lintas instansi.
Ditambahkan Vita Lestari, pihaknya juga menyampaikan terimakasih terhadap seluruh pihak yang memberi perhatian terhadap kasus ini. Termasuk kepada anggota DPD asal Sumut, Prof Damayanti yang juga mengatakan akan menyampaikan bantuan biaya perobatan Ferina kepada Tim, saat rapat kordinasi tersebut sedang berlangsung. (Analisa, 2 Februari 2010)