Pasok Nias, PLN Beli Listrik 8 MW
Gunungsitoli, kompas – PT PLN membeli listrik swasta 8 megawatt untuk memenuhi kekurangan listrik di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang saat ini mencapai 4,8 MW. Sebanyak 5 MW dibeli dari PT Sinarindo Wiranusa Elektrik di Gunungsitoli dan 3 MW dari PT Bona Perkasa Sejahtera di Teluk Dalam. Listrik diharapkan sudah bisa masuk dalam sistem paling lambat bulan Maret.
Manajer Cabang PLN Nias Didit Hadi Santosa di Gunungsitoli, Minggu (31/1), mengatakan, listrik diharapkan sudah bisa masuk dalam sistem paling lambat Maret. Lima pembangkit dari PT Sinarindo Wiranusa Elektrik sudah dipasang di lahan PT PLN Gunungsitoli di Jalan Yos Sudarso. Ini sekaligus menjawab keresahan warga Nias yang selalu dirundung pemadaman listrik.
Defisit listrik di Pulau Nias awalnya mencapai 5,85 MW. Setelah dilakukan perbaikan pembangkit, kini defisit menjadi 4,8 MW. Kapasitas pembangkit yang sebelumnya 7,4 MW, setelah ada perbaikan, menjadi 8,4 MW. Sementara beban puncak PLN di Pulai Nias mencapai 13,25 MW.
Usia pembangkit listrik di Gunungsitoli saat ini mencapai lebih dari 30 tahun. Didik mengakui, pembangkit yang tua perlu ekstra-pemeliharaan.
Setahun terakhir pemadaman listrik terus terjadi di pulau itu, yang membuat masyarakat protes kepada pemerintah dan PLN. PLN pun berkali-kali di demo warga.
Ketua Apindo Nias Thamrin Halim mengatakan, banyak pengusaha di Nias saat ini memilih menggunakan genset dibandingkan dengan listrik PLN karena listrik sering padam. Namun, biayanya sangat tinggi.
â€Saya butuh Rp 1 juta sehari hanya untuk membeli bahan bakar genset kami,†tutur pengusaha cold storage itu.
Anggota DPD, Parlindungan Purba, mengatakan, dalam proyek listrik nasional 10.000 MW tahap II, Nias mendapatkan pasokan listrik bertenaga batubara 2 x 7 MW pada 2012. Namun, melihat kebutuhan Nias, tampaknya itu masih kurang. (WSI)
Sumber: Kompas
Puji Tuhan, akhirnya tergerak juga hati PT.PLN atas keresahan hati masyarakat nias selama ini yang di landa pemadaman listrik bergilir.
Bertambahnya daya pasok listrik 8MW di Nias adalah berita yang menyenangkan bagi kita. Semoga saja biaya pasang bagi pelanggan baru tidak ikut bertambah besar atau harga per kWH nya ikut bertambah juga.
smoga tuhan memberkati bagi orang pemda, yang peduli kebutuhan masyarakat.
Baguslah kalau mulai bulan Maret di Nias masalah kelistrikan bisa teratasi, bulan Januari 2010 kami pulang ke Nias dan dengan kondisi listrik saat ini saya teringat dengan kondisi kota Gunung Sitoli sekarang seperti kondisi tahun 1970-an atau 1980-an awal.
Yang paling mengelitik di Nias sudah mulai menggunakan teknologi mis bagi peternak babi (maaf) menggunakan dinamo (orang di Nias bilang Garezo) untuk mencacah daun ubi pakan ternaknya dengan mengandalkan tenaga listrik dari PLN………. Apa yang terjadi setiap PLN tidak hidup / nyala MAKA TERNAK BABI MEREKAPUN IKUT PUASA….. samapai kami bergurau lama-lama ternak babi ikut demo kepada PEMDA dalam hal ini PLN karena mereka keseringan puasa akibat pemakaian teknologi mekanisasi tsb diatas.
Semoga PLN secepatnya menyelesaikan permasalahan ini sehingga dunia usaha kembali bergairah di Pulau Nias tercinta.
Terima kasih. Ya’ahowu…………