Sekitar 20 Ribu Warga Nias di Medan Tolak Bergabung dengan Protap

Friday, February 23, 2007
By nias

*Wakil Bupati Nisel Daniel Duha: 80 persen masyarakat Nisel tidak sedikitpun ada niat untuk bergabung dengan Protap.

Medan, (Analisa)

Sekitar 20 ribu warga Nias yang berdomisili di Kota Medan menolak untuk bergabung dan digabungkan dengan Provinsi Tapanuli (Protap) yang sedang dirancang pembentukannya.

Hal itu terungkap dalam temu ramah masyarakat Nias di Medan yang diselenggarakan Persatuan Masyarakat Nias (PMN) Medan, Sabtu (17/2) di Hotel Polonia Medan. Kegiatan tersebut dihadiri para tokoh Nias mewakili seluruh elemen masyarakat Nias Medan, pejabat eksekutif dan legislatif Nias, para tokoh gereja suku asal Nias serta unsur generasi Muda Nias.

Demikian disampaikan, Ketua PMN Medan San Zebua didampingi Sekretaris Umumnya, Adaeli, Wakil Sekretaris, Ir Sudirman Halawa dan Drs Kosmas Harefa, kepada wartawan, Rabu (21/2) malam di Medan.

San Zebua menjelaskan kegiatan yang dilakukan PMN Medan merupakan salah satu bentuk kepeduliandan tanggung jawab secara moral untuk menyikapi dan mengakomodir keinginan para tokoh masyarakat Nias – Medan terkait dengan rencana Protap.

Dari berbagai kajian dan masukan dari berbagai elemen masyarakat Nias, kata San Zebua, PMN tidak melihat nasib Nias akan lebih baik jika bergabung dengan Protap pada masa mendatang. Nias juga tidak dilibatkan dalam agenda rencana pembentukan Protap.

“Di era reformasi kita tidak bisa menghalangi rencana pembentukan Protap. Tetapi menyangkut keikutsertaan untuk bergabung atau tidak harus dikembalikan pada aspirasi masyarakat Nias. Setelah dikaji dan dipertimbangkan masa depan Nias tidak akan lebih baik sehingga tidak perlu bergabung,” jelas San Zebua.

TAK ADA NIAT
Hal senada juga diungkapkan Sudirman Halawa dan Kosmas Harefa. Mereka melihat dari segi letak geografi, adat istiadat, dan nama Protap itu sendiri tidak memiliki manfaat dan keuntungan jika bergabung dengan Protap. Nias akan selalu tertinggal.

“Namanya saja Protap tidak memiliki kemajemukan dan kebersamaan. Dengan potensi yang dimiliki mungkin Nias 10 tahun lagi bisa menjadi provinsi sendiri,” ungkap Sudirmana.

Sudirman menilai opini pribadi atas nama Nias sah-sah saja dalam demokrasi namun setelah melihat pendapat seluruh elemen masyarakat Nias pada temu ramah di Hotel Polonia, jelas dilihat sikap resmi masyarakat Nias di Medan tidak jauh berbeda dengan aspirasi masyarakat di Pulau Nias untuk tidak bergabung dengan Protap.

Untuk menyikapi aspirasi tidak bergabung dengan Protap maka PMN, ujar Sudirman dalam waktu dekat secara intensif akan melakukan komunikasi dengan para eksekutif dan legislatif Kabupaten Nias termasuk mengelar temu ramah dengan para petinggi Nias Selatan.

“PMN merasa peduli terhadap masyarakat dari dua kabupaten di Nias karena pandangan masyarakat Nias di Medan memiliki ikatan darah dan emosional yang sama,” ungkap Sudirman yang lama bertugas di Nias.

Sementara itu Waki Bupati Nias Selatan (Nisel) Daniel Duha, SH ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon seluler, Rabu malam mengatakan 80 persen masyarakat Nisel tidak sedikitpun ada niat untuk bergabung dengan Protap. Keinginan bergabung hanya dilontarkan para oknum yang ingin mengambil kesempatan dalam Protap.

“Kita tidak keberatan dengan Protap tapi mayoritas masyarakat Nias tak ada sedikitpun niat bergabung,” jelas Daniel Duha. (twh)

2 Responses to “Sekitar 20 Ribu Warga Nias di Medan Tolak Bergabung dengan Protap”

  1. Orang Tua

    Akar rumput mulai bergoyang. Karena itu kepada para pemimpin formal yang hanya mementingkan kepentingan peribadi sesaat, dinasehatkan : “TUFOI MBEWEU BULU LATO FATUA LEO MOHEDE’O”, sehingga tidak terjadi sikap dan perbuatan menjual harga diri dengan mengemis pada orang lain. Dan, kepada para intelektual Nias, yang benar mau pun yang semu, hendaknya lebih mengutamakan kepentingan masa depan rakyat Nias dari hanya menciptakan logika akal-akalan membela ide-gagasan yang keluar dari jalur.

    Ya’ahowu

    ORTU

    #810
  2. Dali Gulo

    Saya sekedar mau bertanya, apakah sudah ada yang memintakan pendapat dari warga keturunan Nias yang bermukim di Tapanuli? Jumlah mereka juga ribuan orang dan sudah merantau ke Tapanuli sejak puluhan tahun. Mereka bermukim secara menetap dan jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah orang Tapanuli yang bermukim di Nias. Mereka tersebar di daerah Barus, Kalang, Sibolga, Pandan, Pinang Sori, Huta Balang, Aek Godang, dan banyak daerah lainnya di Tapteng dan Taput. Apakah karena mereka kalangan bawah yang hanya petani, nelayan atau buruh sehingga suara mereka tidak perlu didengarkan? Apakah komunitas mereka sudah dianggap bukan lagi bagian dari warga keturunan Nias? Apakah mereka bukan bagian dari “akar rumput” sebagaimana yang diistilahkan oleh ORTU?. Dimana kepedulian anda, hai orang-orang yang mengaku berjuang untuk kepentingan rakyat Nias? Mereka ini adalah pejuang yang tangguh, yang selama puluhan tahun tidak membebani Nias, tak seperti para mahasiswa Nias di Medan yang masih banyak mengharapkan kiriman orang tuanya sehingga aliran uang ke luar Nias lebih banyak dari aliran uang masuk. Dan ini merupakan salah satu bagian dari proses pemiskinan Nias. Ketika mereka sudah bekerja belum tentu mau mengembalikannya.

    #1022

Leave a Reply

Kalender Berita

February 2007
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728