Nasib Pengungsi Nisel, Jangan Dibiarkan Tergantung
Nias Selatan, (Analisa)
Nasib pengungsi korban bencana alam gempa bumi Kabupaten Nisel yang saat masih berada di barak pengungsian di Jalan Saonigeho Km. 1 Telukdalam berjumlah kurang lebih 110 KK, nasibnya jangan tergantung terus menunggu kepastian yang tidak jelas kapan BRR Perwakilan Nias melalui Distrik BRR Telukdalam akan melaksanakan pembangunan rumah permanen kepada mereka.
Kehidupan pengungsi saat ini sangat memprihatikan terutama pada bidang kesehatan anak-anak, karena lokasi tempat pengungsian sebelumnya adalah rawa-rawa berlumpur sehingga secara tak sengaja BRR menjadikan pengungsi sebagai santapan nyamuk setiap malam harinya.
Keprihatinan atas nasib pengungsi ini dikemukakan oleh tokoh masyarakat Nisel TZ. Duha yang juga mantan Anggota DPRD Nias kepada Analisa, awal pekan ini di Telukdalam.
Selanjutnya mengatakan, penderitaan pengungsi yang masih tinggal dibarak dengan kondisi lokasi bagai kubangan saat musim hujan hendaknya dijadikan prioritas oleh BRR untuk melaksanakan pembangunan rumah permanen.
Ianya sangat yakin bila Kepala Distrik BRR Kabupaten Nisel benar-benar komit menjalankan tugas dan fungsi BRR seperti apa yang sering disampaikan pada kegiatan sosialisasi dan pertemuan dengan masyarakat menjadi kenyataan.
Pengalaman dari tahun 2005 hingga tahun 2006 tentang pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi khususnya di Kab. Nisel, dimana banyak terjadi penyimpangan tidak terulang lagi serta menjadi maha guru kepada kepala Distrik dan seluruh staf BRR di Kabupaten Nisel.â€
Ditambahkannya, mata hati harus berbicara pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nisel, agar apa yang dilakukan itu benar-benar bermanfaat kepada kehidupan masyarakat umumnya dan terlebih-lebih kepada mereka yang menjadi korban gempa seperti rumahnya hancur hingga rela tinggal di barak pengungsian apa adanya.
Penyampaian informasi kepada public (transparansi. Red) tentang kegiatan BRR, merupakan wujud dan tanggung jawab yang bermoral dan penuh kesadaran sehingga apa yang terkesan selama ini “BRR menutup-nutupi kegiatan yang akan dilaksanakan, tidak terngiang lagi ditelinga masyarakatâ€.
Sembari mengajak, BRR jangan takut berbuat sesuatu jika benar dan jangan takut atau mengelak diri bila salah, tandas Duha.
Diakhir pembicaraannya, Duha meminta kepada pihak BRR kiranya alokasi dana untuk bantuan perekonomi masyarakat pada tahun 2007 ini, lebih besar lagi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Karena, mayoritas masyarakat Kab. Nisel bermata pencaharian sebagai petani dan sangat membutuhkan bantuan dana untuk dapat meningkatkan penghasilannya.
Sementara itu, Ketua LSM Bina Peduli Pembangunan Nias (BPPN) Kab. Nisel Rendoes Halawa melalui telepon selulernya, Senin (12/2) kepada Analisa mengatakan, penanganan pengungsi korban gempa yang masih tinggal di barak pengungsian saat ini hendaknya ditangani dengan serius oleh pihak BRR tanpa menunggu waktu terlalu lama dalam pembangunan rumah permanen bagi mereka.
Dikatakannya pula, memang persoalan yang dihadapi oleh BRR saat ini sangat kompleks, namun penanganan pengungsi jangan diterlantarkan karena mereka ini semua adalah korban gempa yang tempat tinggalnya telah rusak. Seharusnya, para pengungsi itu menjadi prioritas penanganannya oleh pihak BRR, tandas Halawa. (yh)
Sumber: Analisa Online, 23 Ferbuari 2007.
Saya sangat setuju bahwa mereka jangan ditelantarkan atau “diabaikan” mungkin karena mereka rata-rata keluarga yang tidak mampu. Saya mendengar bahwa ada yang sudah beberapa kali ke kepala desa, ke kantor camat melaporkan bahwa mereka adalah korban bencana gempa yang dari Desa Hilisalawa, tetapi tidak ada tanggapan. Bahkan katanya ada yang mendapatkan bantuan rumah, yang sebenarnya rumah mereka tidak rusak. Semacam “DISKRIMINASI”?
Seharusnya para pejabat Pemda Nisel yang harus tanggap dalam hal ini. Karena mereka yang dapat berhubungan langsung dengan BRR.Mana yang paling pokok (urgent)didahulukan pelaksanaanya, termasuk pembangunan perumahan bagi warga pengungsi.Mereka jangan menutup mata dan telinga. Tapi buka hati (nurani) agar mereka dapat memberi keadilan bagi rakyat. Saya sebagai warga Nisel merasa sangat prihatin.