Mulai 2007 BRR Nias Libatkan Masyarakat dalam Pembangunan Rumah
Medan, (Analisa)
Mulai tahun anggaran 2007 mendatang, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Nias tidak mengeluarkan kontrak baru kepada developer untuk pembangunan rumah korban gempa di Kepulauan Nias.
Pembangunan rumah akan dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, sedangkan BRR Nias bertindak sebagai fasilitator dan pengawas.
Demikian Kepala Perencanaan dan Pengendalian BRR Perwakilan Nias, T Nirarta Samadhi kepada wartawan di kantor perwakilan BBR Nias, Gunung Sitoli, baru-baru ini.
Menurutnya, BRR Perwakilan Nias akan menyediakan biaya pembangunan rumah, tenaga pengawas serta menyertakan syarat pembangunan rumah tahan gempa. Kemudian, masyarakat sendiri yang akan membangun rumahnya di bawah pengawasan BRR Nias.
“Penyerahan dana kepada masyarakat ini kita lakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan dan persentase pengerjaan rumah. Begitu seterusnya hingga rumah tersebut selesai dikerjakan,” ujarnya.
Dikatakannya, dengan terlibatan langsung masyarakat penerima bantuan, mereka dapat membangun rumah sesuai keinginannya. Namun, pembangunan rumah ini tetap harus sesuai dengan syarat bangunan tahan gempa yang ditetapkan.
Nirarta mengakui, dalam praktek nanti ada beberapa resiko yang harus dihadapi, seperti waktu pengerjaan yang lebih lama. Untuk itu, pihaknya terlebih dahulu akan membekali masyarakat penerima bantuan dengan keterampilan membangun, pengetahuan bangunan tahan gempa dan lainnya.
“Di sini peran fasilitator sangat dibutuhkan, karena dia harus mampu mendampingi masyarakat hingga rumah selesai dikerjakan. Memang agak lama, namun dengan metode bottom up ini, berbagai keluhan masyarakat selama ini dapat diminimalisir,” tuturnya.
Sementara untuk pembangunan rumah yang belum selesai tahun ini dan tengah dalam tahap pengerjaan, tetap menjadi tanggung jawab pihak developer hingga tahun 2007. Hal ini sesuai dengan kontrak perjanjian yang ditandatangani antara BRR Perwakilan Nias dan developer.
STANDAR BRR
Dikatakan Nirarta, perubahan prosedur ini merupakan bagian dari upaya BRR Perwakilan Nias dan masyarakat agar mendapatkan hasil pembangunan rumah yang sesuai dengan standar yang ditetapkan BRR.
“Banyak kasus terjadi, dimana rumah yang dibangun kualitasnya buruk, seperti tidak memiliki pondasi, penggunaan besi yang tidak sesuai ukuran. Semuanya berhubungan dengan masalah building code. Selain itu, kekecewaan masyarakat juga muncul karena rumah yang dibangun tidak sesuai dengan harapannya,” lanjutnya.
Pada saat yang sama, konsultan independen dari Lembaga Penelitian USU Yohanes Tarigan menyatakan, dari sekira 800 rumah yang dibangun di Nias tahun 2005, masih banyak kondisinya belum layak.
“Dari hasil penelitian kita, hampir seluruh rumah yang dikerjakan developer rekanan BRR Nias pada tahun 2005 belum memenuhi syarat minimal bangunan tahan gempa, sehingga masih perlu perbaikan,” jelasnya.
Sedangkan untuk tahun 2006, konsultan independen ini masih meneliti rumah yang telah selesai dibangun. Penelitian ini dilakukan hingga 15 Desember 2006. Namun, menurutnya, ada perbaikan kualitas rumah yang dibangun dibandingkan tahun lalu.
“Dari gambaran awal, memang ada perbaikan kualitas rumah yang dibangun. Namun kita masih belum mendapatkan angka pastinya. Semuanya masih dalam penelitian kita,” paparnya. (msm)
Note: Sumber: Analisa Online, 7 Desember 2006