Harapan Seorang Anak Bangsa Untuk P4T
Oleh: Elohansen Padang
Dulu sewaktu saya duduk di bangku sekolah dasar, guru mengajarkan untuk menghitung luasan sebuah segitiga digunakan rumus setengah alas dikali tinggi segitiga dan disuruh menghafalkan rumus tersebut.
Setelah saya duduk di bangku sekolah menengah atas guru matematika saya mengajarkan cara lain untuk menghitung luasan segitiga. Caranya adalah dengan membagi segitiga itu menjadi pias-pias (segmen) yang sangat kecil kemudian luasan seluruh pias di jumlahkan dan hasilnya adalah luasan sebuah segitiga. Semakin banyak piasnya maka jabwaban yang diperoleh semakin mendekati luasan segitiga sebenarnya. Dan kalau kita kembangkan lagi maka kita bisa mencari luasan segitiga menggunakan sebuah integral.
Dari ilustrasi diatas pesan yang bisa kita ambil adalah bahwa untuk menyelesaikan suatu permasalahan itu banyak cara yang bisa ditempuh (banyak jalan menuju Roma kata orang bijak). Untuk menyelesaikan masalah ketertinggalan di pantai barat Sumatera Utara banyak solusi yang bisa ditawarkan. Pembentukan provinsi Tapanuli hanyalah merupakan salah satu solusi dan dia bukan solusi satu-satunya karena masih banyak solusi lain yang bisa ditempuh, sehingga bergabung dengan provinsi Tapanuli juga bukanlah sebuah harga mati.
Kalau Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Sibolga, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir dan Nias Selatan berpikir bahwa provinsi Tapanuli adalah jawaban untuk menyelesaikan masalah kemiskinan di pantai barat, tidaklah demikian halnya dengan Dairi, Pakpak Bharat, Nias, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, dan Padang Sidempuan. Mungkin kabupaten-kabupaten yang tidak bersepakat untuk menggabungkan diri dengan provinsi Tapanuli punya jawaban lain untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketertinggalan itu. Tujuannya adalah sama mensejahterakan rakyat tetapi jalan yang ditempuh berbeda. So, seharusnya panitia pemekaran bisa menghargai keberagaman pandangan itu dan tidak perlu memaksakan kehendak dengan menghalalkan segala cara.
Menanggapi wacana penggabungan Dairi dan Pakpak Bharat (maaf, saya bukan menolak pembentukan provinsi Tapanuli) sebagai seorang anak bangsa yang lahir dan dibesarkan di Sosor Persabahen, Salak, Pakpak Bharat saya memiliki beberapa harapan terhadap panitia pembentukan provinsi tapanuli (P4T) yaitu:
- Panitia pembentukan provinsi Tapanuli (P4T) harus menghargai keberagaman suku bangsa di negeri ini. Pendiri-pendiri bangsa kita telah bersepakat untuk mendirikan negara ini atas keberagaman suku dan bangsa, oleh karena itu P4T juga harus bisa menghargai keberadaan pemilik ulayat di tanoh pakpak. Walaupun sekarang mereka adalah kaum minoritas dan terpinggirkan di tanah sendiri, P4T harus bisa memahami pemikiran mereka. Keterbukaan mereka selama ini untuk menerima kaum pendatang adalah bukti bahwa mereka bisa mengamalkan kebhinekaan Indonesia itu. Jadi tidaklah pantas dan tidak etis jika hanya karena populasi mereka sedikit, kemudian mengabaikan suara mereka. Peganglah falsafah DIMANA BUMI BERPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG dan JANGAN DIKASIH HATI MINTA JANTUNG.
- Hentikan politik adu domba di Dairi dan Pakpak Bharat. Pemukulan terhadap pendeta di Sidikalang beberapa waktu yang lalu kemudian disusul dengan pemukulan terhadap orang-orang pro penggabungan Dairi ke dalam provinsi Tapanuli adalah sebuah contoh tumbuhnya benih-benih perpecahan di tanoh Pakpak. Equilibrium (keseimbangan) kehidupan yang selama ini telah terbina di kabupaten Dairi adalah tanggung jawab kita bersama sehingga hendaklah kita menjaganya bersama-sama pula.
- Hentikan pemberitaan-pemberitaan bombastis, murahan, tidak berimbang, provokatif, dan bernada mengancam dari salah satu media lokal di Sumatera Utara (yang notabene adalah media milik salah seorang tokoh pembentukan provinsi Tapanuli). Saya bisa memahami setiap media memiliki visi dan misi tersendiri tetapi pemilik media juga harus bisa memahami bahwa media itu punya tanggung jawab moral memberikan pendidikan bagi masyarakat.
- Hentikan tindakan-tindakan mengatasnamakan rakyat demi kepentingan pribadi dan golongan.
- Jika perjuangan P4T adalah tulus dan murni seperti yang selama ini didengung-dengungkan disetiap kesempatan, perjuangkan tujuh kabupaten yang telah bersepakat membentuk provinsi Tapanuli. Ingat bahwa suksesi kepemimpinan di Sumatera Utara berlangsung 2008, jadi sebelum terjadi suksesi perjuangkanlah provinsi Tapanuli itu. Saya khawatir jika suksesi kepemimpinan di Sumatera Utara telah terjadi, maka wacana pembentukan provinsi Tapanuli akan dipeti-eskan kembali seperti yang dilakukan almarhum Tengku Rizal Nurdin. Dan nasi telah menjadi bubur…
Akhirnya jayalah bangsaku Indonesia, jayalah tanoh Pakpak tanah kelahiranku dan semoga jabang bayi Provinsi Tapanuli itu segera terlahir dengan selamat dan tanpa cacat cela serta semoga membawa kemajuan masyarakat di tujuh kabupaten yang mendukungnya. Lias ate njuah njuah…
*Sumber: Situs Pakpak Online (http://www.pakpakonline.com/)