Pemerintah Diminta Lakukan Perbaikan Untuk Cegah Kecelakaan Serupa
“Jangan sampai kecelakaan serupa dan menelan korban jiwa terulang lagi,†ujar wakil keluarga almarhum Darman Manao, Suasana Manaö kepada Nias Online di Jakarta, Minggu (19/12/2011).
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi, kejadian kecelakaan di lokasi itu, bukan cuma kali ini saja. Karena itu, dia minta agar pemerintah segera melakukan perbaikan dan tindakan pencegahan agar tidak ada lagi korban jiwa di jalur itu. Perbaikan dilokasi bisa dilakukan pada infrastruktur jalan, termasuk pembatas jalan yang lebih aman dan juga pada pengoperasian angkutan yang melintas di jalur itu.
Seperti diketahui, kecelakaan di jalur Pantura itu terjadi pada Sabtu (17/12/2011) dinihari sekitar pukul 01.00 Wib. Bus Sinar Jaya dengan nomor polisi B 7166 TGA yang melaju dari arah Jakarta menabrak dan melompati pembatas jalan. Bus tersebut akhirnya menabrak mobil para korban yang melaju pada jalur sebelahnya dan menyebabkan delapan penumpangnya meninggal di tempat.
Delapan korban tersebut Darman Manaö (34), istrinya Sun Fuliaty (27) dan dua anak mereka, yakni Syalom Manjaniar Manaö (6) dan Gulfan Zefanya Manaö (2). Tiga korban lainnya adalah keponakan dari almarhumah Sun Fuliaty yang ingin berlibur di Jakarta. Yaitu, Nuriaman Maulana (5), Nurhayati (36) dan Nur Fitriani (14). Sedangkan satu lagi, Fatieli Waruwu (34) teman dan rekan kerja dari almarhum Darman.
Sementara itu, supir bus Sinar Jaya, Sujai, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, sampai saat ini, supir itu masih dalam pencarian karena melarikan diri setelah kecelakaan itu.
Saat ini, jenazah almarhum Darman sekeluarga sudah tiba di Sibolga untuk selanjutnya dibawa menggunakan kapal ferry ke Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan. Tiba di Teluk Dalam diperkirakan pukul 08.00 Wib. Selanjutnya, akan dibawa ke Desa Bawömataluo di rumah keluarga untuk selanjutnya dimakamkan. (EN)