Suara Perantau Asal Nias
Batak Pos
DAIRI dan Pakpak Bharat dipandang belum juga menentukan mau bergabung ke Provinsi Tapanuli. Lalu bagaimana dengan Nias? Sebagai bagian Provinsi Sumut, Nias memiliki keunikan khusus antara lain dari segi etnis, adat istiadat, bahasa, agama dan terdiri dari pulau-pulau. Dengan situasi dan kondisi pulau seperti itu bagaimana sikap mereka atas gagasan pembentukan Provinsi Tapanuli?
Ada pandangan yang mulai mengemuka dari penduduk asal Nias yang merantau ke Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Mereka melihat Nias perlu ditangani secara khusus. “Perlu penanganan khusus terhadap Nias, mengingat keunikan tadi. Selain itu, kami menilai Nias akan lebih mudah berkembang dan lebih sejahtera bila tetap menyatu dengan Provinsi Sumatera Utara,†bunyi salah satu klausul hasil diskusi dan aspirasi para pimpinan organisasi dan tokoh masyarakat Nias, di Jakarta, Rabu (20/12), seperti dirilis niasisland.com. Sedang Bupati Nias Binahati Bahea yang juga hadir pada diskusi yang digagas Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HMNI) ini menegaskan bahwa sebagai bupati dia harus mendengar aspirasi dari masyarakat Nias dan DPRD Kabupaten Nias.
Acara diskusi ini dihadiri oleh para pimpinan dan perwakilan dari berbagai unsur masyarakat Nias baik dari organisasi kemasyarakatan maupun dari organisasi keagamaan. Hadir antara lain Ketua DPP PDI-P Firman Jaya Daely, mantan anggota DPR Danial Tanjung, Ketua Yayasan Peduli Muslim Nias Irfan Polem, Ketua Umum DPP HMNI Sochiantulo Laoli, dan Ketua Ikatan Keluarga Masyarakat Nias Tangerang Toro Mendrofa.
Agaknya panitia pembentukan Provinsi Tapanuli perlu melobi kembali daerah-daerah yang baik secara terang-terangan atau diam-diam menolak, seperti Nias ini, atau Dairi dan Pakpak Bharat. Sebab penolakan juga datang dari Ikatan Pemuda Pakpak Dairi (Ipeda) yang ada di Riau. Mereka minta agar Dairi dan Pakpak tidak bergabung ke Provinsi Tapanuli.
Ini pekerjaan rumah yang lumayan berat bagi panitia pembentukan. Sebab tampaknya tidak mudah merayu mereka. Perlu ada kiat-kiat khusus melobi agar mereka mau bergabung. Lalu perlu juga dicari solusi, bagaimana seandainya Nias, Pakpak Bharat, dan Dairi akhirnya benar-benar enggan bergabung. Apakah cukup dengan daerah-daerah lain untuk membenttuk provinsi baru? Inilah tugas berat panitia. Mereka tidak perlu cemas. Show must go on. Hanya, memang akan lebih sempurna bila 10 daerah yang digadang benar-benar dapat menjadi satu di dalam Provinsi Tapanuli. (wid)
Note: Sumber: Batak Pos Jumat, 22 Desember 2006, halaman 7 kolom 6.