Pesan Natal 2006 Michael Sabbath, Patriarkh Latin Yerusalem
1. Selamat Merayakan Natal
Saudara – saudariku yang tinggal di tanah Palestina, Israel, Yordan, dan Cyprus, semoga Anda semua menikmati kegembiraan, ketenangan, keheningan dan kedamaian.
Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Natal datang di Betlehem dalam suasana kematian dan frustrasi, dengan Dinding Ratapan dan titik-titik pemeriksaan di mana-mana dan di dalam hati sanubari. Pendudukan dan kehilangan kemerdekaan di satu sisi, dan suasana mencekam dan ke-tidak-aman-an di sisi lain berlanjut seperti sebelumnya. Gaza tetap merupakan sebuah penjara besar, tempat kematian dari konflik internal Palestina. Anak-anak pun dibunuh. Dan setiap orang, termasuk komunitas internasional masih tetap tak berdaya untuk menemukan jalan yang benar menuju perdamaian dan keadilan. Ketakutan akan masa depan telah mengepung daerah timur tengah: Irak, Lebanon, Syria, Mesir dan Yordan. Bagi setiap orang, masa depan adalah taruhan. Dalam konteks ini, terorisme internasional telah membesarkan luka-luka.
2.
Selanjutnya, sejak Hari Minggu I Adven Gereja telah menempatkan di depan mata kita pribadi Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan kedatangan Kistus. Yohanes menyerukan pertobatan, dan berbagai ragam orang datang mendengarkannya dan menanyakan kepadanya jalan pertobatan dan kehidupan baru. Para prajurit pun pun bertanya kepadanya jalan yang harus mereka tempuh untuk memperoleh keselamatan: “Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya:’Dan kami, apakah yang kami harus perbuat ?’ Jawab Yohanes kepada mereka: ‘Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.‘” (Luk. 3:14).
Mereka harus memasang telinga terhadap suara yang tertindas di Tanah Suci ini, suara yang telah meninggal, jeritan orang-orang yang terancam kematian dan penghinaan, yang mereka jadikan korban demi menjaga keamanan dari pihak lain.
Betlehem dimaksudkan menjadi kota perdamaian. Sayangnya, yang kita rasakan adalah kebalikannya, Betlehem menjadi kota perseteruan dan kematian. Akan tetapi kehidupan dan kedamaian mudah dan mungkin diraih apabila pihak-pihak yang diberi tanggungjawab dan kepercayaan sungguh-sungguh mencarinya. Keselamatan akan datang dari usaha mempersatukan kedua bangsa, dan bukan dari memisahkan mereka. Di situlah terletak keselamatan rakyat Palestina dan Israel, juga rakyat di seluruh kawasan ini. Kedua bangsa mampu hidup bersama dalam kedamaian dan ketenteraman. Ketika masa itu datang, pembunuhan, kebencian, penolakan dan ekstrimisme akan lenyap sedikit demi sedikit karena terhentinya pemicu akan penindasan, pendudukan, kemiskinan dan penghinaan.
4. Natal membawa kesukaan bagi kemanusiaan. Natal menyerukan keselamatan untuk setiap orang, terutama kepada masyarakat yang tinggal di Betlehem dan sekitarnya, baik kepada rakyat Palestina maupun Israel. “Mari kita pergi ke Betlehem” dan melihat apa yang telah dan akan terjadi (bdk. Luk 2:15). Apakah pesan Dinding Ratapan kepada kita hari ini ? Apakah pesan penduduk Betlehem kepada kita hari ini ? Mari kita ke Betlehem sehingga kita juga bisa mendengarkan para malaikat mengumumkan damai di bumi, damai bagi semua orang yang berkehendak baik, damai bagi semua orang yang merindukan persaudaraan, yang menolak segala bentuk kebencian dan perseteruan, dan yang menemukan keamanan dan akhir dari pendudukan melalui bersatunya kedua bangsa.
Untukmu semua, Saudara-saudariku terkasih, saya berdoa kepada Allah semoga Anda mendengar dan hidup dalam pesan Natal, pesan perdamaian, kesukaan dan kehidupan baru.
20 Desember 2006
Michael Sabbath
Patriarkh Yerusalem
Note: Michael Sabbath adalah Patriarch Latin of Jerusalem atau Uskup Agung Gereja Katolik Roma di Yerusalem. Patriarch Latin of Jerusalem memiliki yurisdiksi untuk seluruh umat Katolik Roma di Israel dan Palestina. Michael Sabbath adalah orang Palestina pertama yang menjadi Patriarkh Yerusalem, diangkat oleh Paus Johannes Paulus II (alm.) pada tahun 1987. Michael Sabbah adalah pembela yang tak mengenal lelah untuk hak-hak rakyat Palestina. (wikipedia).