Nias Barat Urutan 13 dari 183 Daerah Tertinggal di Indonesia
Nias Barat – Deputi IV Menteri PDT (Pembangunan Daerah Tertinggal) Drs Kana Buchorie MSi atas nama Menteri PDT membuka secara resmi seminar nasional kemandirian masyarakat Nias Barat di Auditorium ONKP Tugala Kecamatan Sirombu Nias Barat Kamis (25/3) dihadiri Pejabat Bupati Nias Barat Faduhusi Daeli SPd, Wakil Ketua DPRD Nias Drs Evolut Zebua, Ketua Umum DPP Gerakan Masyarakat Nias Barat Ir Abisaloni Gulo MSi, kepala dinas kantor, camat, kepala desa, Kepala SLTA, SLTP, SD, aktifis LSM dan undangan lainnya berlangsung sukses.
Menteri Pembangunan Daerah tertinggal sangat apresiasi atas pelaksanaan seminar nasional dengan tema “Membangun Kemandirian Kemasyarakatan Nias Barat†yang diprakarsai Ketua Umum DPP Gema Nias Barat beserta jajarannya. Hal itu disebabkan Kementerian PDT telah menyerahkan kepada daerah untuk menciptakan kemandirian masyarakat di pedesaan yang tidak terlepas dari peran serta seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mempercepat ke luar dari krisis kemiskinan.
Hal itu dikemukakan Drs Kana Buchorie MSi mewakili Menteri dalam pidatonya, sekaligus pembacaan makalah Kementerian PDT pada seminar nasional membangun Kemandirian Masyarakat Nias Barat. Menteri PDT mengharapkan, seminar sehari itu dapat merumuskan hal-hal yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan Nias Barat keluar dari kemiskinan karena sampai saat ini 183 kabupaten di Indonesia termasuk kabupaten tertinggal dan Kabupaten Nias Barat masuk dalam urutan ke-13. Mudah-mudahan angka 13 kabupaten tertinggal di Indonesia, Nias Barat mendapat prioritas penuntasan kemiskinan.
Kami berharap hasil rumusan seminar dalam waktu yang tidak terlalu lama Pemkab Nias Barat menyampaikan ke Menteri PDT melalui Deputi IV untuk segera dialokasikan dana pembangunan Kabupaten Nias Barat yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat di pedesaan.
“Kementerian PDT senantiasa berusaha memperioritaskan usulan Pemkab Nias Barat yang dirumuskan melalui seminar ini,’ kata Buchorie.
Pada seminar nasional itu tampil sebagai pembicara DR Fakhili Gulo MSi, Saderakhi Maruhawa dan Ir Angandrowa Gulo MSi dengan Moderator Ir Eta Daeli MM dan Ir Yasiduhu Gulo dan dihadiri sekira 300 orang.
Ir Abisaloni Gulo MSi dalam kata sambutannya mengatakan pelaksanaan seminar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Nias Barat pasca pemekaran. Gema Nias Barat berharap seluruh elemen masyarakat Nias Barat menyatukan langkah untuk membangun kemandirian Nias Barat dengan membangun SDM yang berkwalitas baik untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki Nias Barat guna dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk membangun Nias Barat harus menjauhkan perbedaan dan membangun kebersamaan untuk saling bergandengan tangan agar Nias Barat keluar dari peta kemiskinan sebagaimana dikemukakan Menteri Pemberdayaan Daerah Tertinggal.
Sementara itu DR Fakhili Gulo MSi dalam makalahnya berjudul Nias Barat SMART (Sejahtera, Mandiri, Adil, Religius dan Tertib) yang dapat dicapai melalui pendekatan BERBUAH (belajar dan berubah) dengan penerapan ekonomi DAHSYAT (dahulukan kesejahteraan rakyat) melalui pelaksanaan program. Pertama tata kelola yaitu berih, akuntabel, dan transparan pada sistem manajemen SDM, sistem manajemen keuangan dan aset, sistem manajemen data dan informasi dan sistem informasi manajemen.
Kedua, kata Fakhili, pendidikan yakni Relevansi, Kualitas dan Peluasan Akses dengan asumsi orang berpendidikan mengenal diri (potensi dan kelemahan) dan mengenal lingkungan (ancaman dan peluang). Dengan demikian mampu meningkatkan potensi dan mengurangi kelemahan untuk meraih peluang dan mengubah ancaman menjadi peluang yang dapat dilakukan dengan pendidikan dasar dan menengah yang menitikberatkan wajib belajar dengan dana dari donatur atau pemerintah. Pendidikan tinggi, siswa berprestasi wajib masuk ke perguruan tinggi, Keluarga yang tidak mampu Pemda menyediakan biaya pendidikan melalui LSM (lembaga swadaya masyarakat) dan untuk 12 tahun didukung peraturan daerah agar orangtua wajib menyekolahkan anaknya, yang berprestasi didukung oleh Pemda.
Ketiga Ekonomi DAHSYAT (dahulukan kesejahteraan rakyat) dapat dilakukan dengan penerapan teknologi tepat guna untuk mengelola hasil-hasil pertanian misalnya kelapa minyak atsiri, bioethanol, coklat, karet. Pengembangan industri pariwisata dengan menggali potensi wisata dan menjual kepada investor untuk menanam modal di Nias Barat dan pengembangan hasil laut yang merupakan komoditi terbesar kekayaan alam Nias Barat dengan memberdayakan nelayan dan menyiapkan fasilitas yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembuatan industri pengalengan ikan dan pengasapan ikan.
Dan yang tidak kalah penting untuk mendukung ketiga program tersebut harus disiapkan fasilitas umum yang merupakan prioritas antara lain jalan raya, air bersih, listrik guna merealisasi program yang akan diterapkan. Mudah-mudahan dengan hasil seminar ini yang sangat didukung oleh Menteri PDT menjadi pintu masuk untuk menuntaskan kabupaten Nias Barat sebagai Kabupaten tertinggal di Indonesia sebagai mana dikemukakan Deputi IV Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, kata DR Fakhili Gulo bersemangat.
Ketua Presidium Jaringan Rakyat Memantau (Jarak Pantau) Y Restu Gulo SH pada wartawan mengatakan, pelaksanaan seminar Nasional merupakan kabanggaan tersendiri bagi Kabupaten Nias Barat yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendorong peningkatan pembangunan di Kabupaten Nias Barat. (SIB, 29 Maret 2010)
Yahowu fefu,
Puji Tuhan, kalo pr tokoh2 Nisbar tlah menyumbangkan pikiran yg baik bg kmajuan kampung halamannya, smoga ide2 ini diwujud nyatakan sgra shg masyarakat dpt merasakan PERUBAHAN yg bnar2 BERUBAH dr sblumnya.
Salam dr. JE. GULO (Jambi)
YHW,
INI SEHARUSNYA MENJADI PEMICU SMANGAT KT SMUA MASY. NISBAR, UTK MERUBAH DIRI BA LAGU2 SITOUA YAITA, DGN MAU MEMULAI DARI DIRI SENDIRI, SAAT INI JGN TUNDA LG.
SALAM DASYAT
Ya’ahowu,
Kita bersyukur atas terlaksananya Seminar yang merupakan gagasan cemerlang apalagi dengan melibatkan pejabat pemerintah yang menangani masalah daerah tertinggal.
Dari seminar itu terungkap bahwa Nisbar ranking 13 dari 183 daerah tertinggal di Indonesia. Informasi ini harus kita sambut dengan sikap optimisme, positivisme sebaliknya kita hindari sikap pesimis dan politik pecah belah yang saling menyalahkan satu satu lain, yang bisa melemahkan semangat kita untuk berjuang. Kami melihat bahwa cara mengantisipasi agar Nisbar tidak selamanya menjadi daerah tertinggal adalah dengan menciptakan Kesatuan dan Persatuan di kalangan warga Nisbar terutama para tokoh cendekiawan, intelektual, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda termasuk para birokrat. Para tokoh yang kami sebutkan di atas memiliki andil yang sangat besar bagi kemajuan Niasbar ke depan asalkan bisa diikat dalam tujuan satu langkah untuk maju bersama-sama, tentu dengan mengesampingkan keinginan pribadi, kepentingan pribadi, sebab kalau unsur ini ada maka terjadi curiga mencurigai, saling menyalahkan, dan tidak menghargai ide dan perbuatan orang lain.
Kami mengajak kita semua berdoa agar rasa bersatu dan menghargai semua orang ada di antara kita semua, demi kepentingan Nisbar yang sudah ada di depan kita, dan menanti tanggung jawab kita semua.
Terima kasih dan salam,
Sozifao Hia
Pangkalan Kerinci Riau