Rumah Plastik Tahan Gempa
Jangan buang botol kemasan air minum yang sudah kosong. Dengannya anda bisa membangun rumah yang murah lagi tahan gempa dan banjir.
Honduras, 2005. Di sebuah desa miskin di Utara propinsi Yoro di Hoduras, Amerika Selatan, sekelompok penduduk desa berkumpul. Mereka mengamati berbagai foto dan brosur dari rumah-rumah berwarna-warni. Pembawa brosur ini menuturkan, rumah-rumah ini bukan rumah biasa, mereka dibangun dari botol plastik bekas minuman. Penduduk desa tak langsung percaya. Mereka segera mengutus sekelompok orang untuk mengunjungi langsung rumah aneh yang dikabarkan berdiri di kota. Para utusan kembali dengan penuh semangat: rumah sungguhan! Ternyata benar, rumah-rumah itu memang terbuat dari botol Poly-Ethylene Terephthalate (PET).
Musyawarah desa memutuskan, 3 rumah akan dibangun. Salah satunya untuk José und Ana. Langkah pertama adalah langkah yang sulit. Untuk lahan rumah percobaan, mereka harus membakar gubuk mereka. Ini merupakan sebuah uji coba kepercayaan. Selama masa pembangunan mereka tinggal sementara di rumah keluarga mereka.
Seluruh penduduk desa, baik yang tua maupun yang muda, laki-laki maupun perempuan, menyingsingkan lengan baju untuk mendukung Ana dan José untuk membangun rumah mereka. Tak hanya menyediakan banyak tenaga dan waktu, penduduk satu desa mulai mengumpulkan botol-botol bekas aqua. Selanjutnya mereka bergotong royong membangun pondasi rumah yang dibangun dari batu. Setelah pondasi selesai, datang sebuah truk dari kota yang penuh membawa botol-botol PET. Setelah itu para pembangun menyaring tanah dan pasir dalam sampai 7 kali. Plastik demi plastik diisi pasir dan reruntuhan tembok. Botol-botol itulah yang dijadikan pengganti batu bata. Selanjutnya penduduk desa belajar bagaimana menyusun dan mengikat botol-botol dengan kawat atau tali nilon supaya botol stabil, lalu mengeratkan tumpukan sampah plastik itu dengan adonan semen, atau jika terlalu mahal, dengan tanah liat. José dan Ana melihat untuk pertama kalianya dalam hidup mereka sendok semen dan penggaris air (water-level). Hari demi hari terlihat tembok mulai berdiri, lalu jendela dan pintu. Di pojok berdiri pilar-pilar yang juga disusun dari plastik yang didaurulang. Seng naik ke atap. Akhirnya, rumah diplester dengan tanah liat dan dicat. Selesai.
Sejauh ini sudah ada 50 rumah plastik yang berdiri di Honduras, Kolombia dan India. Rumah-rumah daur ulang ini tahan gempa sampai kekuatan 7,3 Skala Richter ketika rumah-rumah di sekitarnya berguguran. Rumah plastik yang lainnya tahan ketika banjir setinggi atap merendamnya seharian. Temboknya hanya perlu diguyur air lalu ia sudah bisa digunakan seperti sedia kala. Alasan ketahanan ini terletak pada sifat elastik plastik PET, sehingga jelas rumah PET tahan pada hajaran bencana alam.
Arsitek di belakang rumah plastik ini adalah Andreas Froese, 53, tukang batu asal Jerman. Dari perjalanannya di daerah Amerika Selatan, ia belajar bahwa orang-orang miskin membutuhkan paling utama 3 hal: makanan, atap untuk tempat berlindung, dan sekolah. Kesadaran ini membuatnya menarik konsekuensi: ia tak ingin membangun rumah untuk orang-orang kaya, melainkan untuk orang yang terancam gempa, perang, badai yang membutuhkan rumah dengan mendesak.
Ide mendirikan rumah dari botol bekas PET sebenarnya bukan ide baru. Dirk Hebel dan Jörg Stöllman juga sudah mendirikan bangunan bata plastik di tahun 2007. Namun ide membangun dari plastik botol minuman bekas berasal dari Froese. Tak hanya untuk membangun rumah, peduduk di Amerika Selatan menggunakan bahan bangunan yang sama untuk membangun tangki air, taman, dan pagar. Pastinya, rumah berbata plastik ini jauh lebih murah, berkualitas tahan gempa, dan ramah lingkungan.
Informasi lebih lanjut:
http://www.instructables.com/id/New-Innovation-in-Construction-using-Waste-Plastic/
http://translate.google.com/translate?hl=es&langpair=es|en&u=http://www.eco-tecnologia.com/portal/&client=tmpg
http://www.united-bottle.org/index.html
…tp mudah kebakar donk…
komentar yang menarik sekali.
untuk bisa membakar dinding rumah botol pet, panas api harus 250°C, sesuai dengan titik leleh pet. sebelum membakar pet, api harus membakar lapisan semen dinding. semen dikenal sebagai salah satu bahan bangunan yang tahan api. besi dan kayu lebih berbahaya jika terbakar, dibandingkan semen, tanah, atau pet. sebelum api memakan botol pet, api lebih dulu membakar perabotan kayu dan asapnya lebih berbahaya terhadap manusia, sebelum api mengancam dinding rumah.
info:
http://en.wikipedia.org/wiki/PET_bottle
http://www.katrin-wittmann.de/fotoalben/detail%202008.6.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Concrete
Pak, saya hanya mau menambahkan apakah hanya ada bata plastik?, kenapa tidak menggunakan cetakan plastik mainan yang lebih besar untuk temboknya? agar lebih mudah membuatnya, kemudian dilapisi bahan tahan api dan untuk design lebih menarik dindingnya bisa dilapisi dengan batu-batu mutiara atau permata, terimakasih.
Maaf, saya lupa pada tulisan sebelumnya, dinding plastik sesuai dengan designnya yang besar itu kalau ada gempa kalau jatuh maka kita akan lebih mudah menyusunnya lagi ketimbang batu bata plastik, kalau andan belum mendesignya. Dan untuk struktur dindingnya kecuali atapnya yang tebal kalau jatuh akan menimpa kita mungkin akan berbahaya kita bisa melindungi tempat tidur kita dengan plastik yang ringan agar tempat tidurnya tidak ikut terjatuh karena gempa anda bisa mendesignnya dan mengujinya terlebih dahulu kekuatan menahannya, terimakasih.
Rumah seperti itu memang bagus
akan tetapi alangkah lebih bagus lagi rumah itu di lengkapi dengan bebragai fasilitas lain seperti polytank agar jikalau terjadi kebakran mudh untuk memadamkannya.
Mudah-mudahan pemerintah Kota Nias benar-benar serius menanggapi bangunan ini karena slah satu rawan gempa adalah pulau Nias.
saya tinggal di kota padang,tertarik dng pembuatan rumah plastik,bgm prosedur dan biayanya??
[…] : Niasonline.net […]