THE GLOBAL NEXUS — Debat Imajiner Soekarno-Soeharto

Monday, January 21, 2008
By susuwongi

Oleh: Christianto Wibisono

Jumat sore saya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan mengirim SMS ke beberapa rekan dekat, termasuk mantan Mensesneg Moerdiono. Kalau mau besuk ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) bisa saja malam itu juga. Karena sopir sudah keburu pulang saya bikin appointment Sabtu pukul 11.00.

Suasana di pelataran parkir RSPP mirip di pusat grosir Mangga Dua, hiruk-pikuk apalagi ditambah mobil pemancar stasiun TV. Di lift bersama Arief Rahman Hakim ke lantai 5 dan bertemu Moerdiono. Sejenak muncul Mamiek Soeharto yang berbincang dengan Retnowati Abdul Gani. Diantar Moerdiono, saya sejenak menyaksikan dari kaca jendela tim dokter sedang melakukan prosedur kepada pasien, mantan Presiden Soeharto. Saya pulang dari RSPP untuk menulis kolom dalam suasana debat capres AS yang begitu intensif.

Saya menjadi moderator pada debat imajiner Soekarno – Soeharto.

CW: Selamat malam Bapak-bapak presiden pertama dan kedua Republik Indonesia. Apa petuah dan petunjuk menghadapi tingkah laku elite politik seperti yang Anda berdua alami, dalam kemelut status hukum.

Soekarno: Bung Chris, ketika saya meninggal dunia 21 Juni 1970 Anda mewawancarai Sekretaris Teperpu Kopkamtib Durmawel Ahmad. Status saya tahanan politik dan tidak sampai ke Mahmilub walaupun banyak pengakuan palsu atas tekanan diberikan untuk memberatkan saya dalam soal G30S. BM Diah menulis serial kolom untuk mengecam status tapol tersebut. Saya tidak tahan diperlakukan sebagai tapol oleh bangsa sendiri lebih lama dari ketika saya dibuang Belanda ke Bengkulu dan Ende. Pada wawancara imajiner kita yang pertama tahun 1977 saya menganjurkan kepada Jenderal Soeharto agar memelopori suksesi kepresidenan secara damai dengan pembatasan dua masa jabatan. Wawancara itu dibredel bersama tujun koran. Peringatan kita benar dan pengganti saya harus mengalami nasib yang sama, yaitu jadi tapol karena harus diadili menurut TAP MPR.

Soeharto: Bung Chris dan Bung Karno yang saya segani, proses suksesi Supersemar memang penuh kontroversi dan konspirasi, karena itu saya juga setiap saat waswas dengan repetisi agenda Ken Arok itu. Dan ternyata memang benar analisis Anda Bung Chris dan petuah Bung Karno dalam wawancara itu. Karena itulah saya sekarang lebih respek kepada Ali Sadikin yang menjadi oposisi kesatria ketimbang kepada para Brutus yang bulan Maret 1998 mendudukkan saja jadi Presiden lalu menjilat ludahnya sendiri pada bulan Mei 1998. Saya mohon maaf kepada bangsa Indonesia bila selama kepresidenan terjadi kesalahan atau kekeliruan, semoga tidak akan terulang lagi pada presiden berikutnya. Seandainya saya dulu mundur pada 1978 atau 1988 barangkali saya tidak perlu mengalami nasib terlunta-lunta seperti sekarang ini.

 Resep Kepemimpinan

CW: Dalam perspektif sejarah suatu bangsa bisa mengalami perang saudara seperti ketika AS dalam menghapus perbudakan. Sekarang AS akan memiliki capres kulit hitam pertama dalam sejarah negeri superpower itu. Indonesia sekarang ini bahkan untuk menjadi bangsa tempe saja sudah susah, jangankan berangan-angan jadi kekuatan raksasa dunia. Apa resep Anda berdua untuk kepemimpinan mendatang.

Soekarno: Menurut Prof Rummell dalam sejarah manusia, perang atau pembantaian lokal, domestik, nasional dalam rangka perang saudara atau pembunuhan atas nama ideologi, seperti, fasisme dan komunisme, jumlah korbannya malah lebih besar dari perang melawan bangsa lain. Sebab perang melawan bangsa lain biasanya cepat diakhiri dan dihentikan setelah salah satu kalah. Sedang pembunuhan politik oleh rezim otoriter yang berkuasa kemudian berlindung di balik dalih kedaulatan nasional, seperti, Pol Pot, Ruwanda, dan Sudan Darfus seolah berkelanjutan tak kunjung habis sampai rezim itu digulingkan. Biasanya harus pakai intervensi asing seperti Pol Pot digusur oleh Hun Sen yang didukung Vietnam, karena rakyat Kamboja sendiri tidak mampu menggulingkan Pol Pot. Itu juga yang terjadi di Indonesia pada akhir periode saya.

Soeharto: Sorotan terhadap saya tidak hanya masalah KKN, tapi juga dalam masalah pelanggaran HAM oleh aparatur dalam mempertahankan rezim monolit. Saya ingin minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas korban-korban yang jatuh selama Orde Baru, sejak zaman PKI sampai penculikan dan sampai penjarahan Mei 1998. Tapi, segala peristiwa kekerasan politik pasca-Mei 1998, termasuk terbunuhnya Munir, merupakan tanggung jawab rezim penerus saya dan tidak adil untuk ditimpakan kepada saya.

Soekarno: Justru panutan otoriter yang mengakibatkan keterpurukan sistem nasional bangsa ini, karena akhirnya tidak ada lagi Trias Politika dan supremasi hukum alias rechstaat, semuanya jadi machstaat. Sekarang ini Reformasi sudah 10 tahun, bangsa Indonesia malah tidak tahu mau ke mana di tengah gelombang arus kekerasan yang diluncurkan oleh penganut aliran kekerasan global yang menyusup dari Malaysia menjadikan Indonesia sebagai sasaran.

CW: Bapak dengan pemikiran cemerlang yang melahirkan Pancasila, melihat Indonesia sudah 100 tahun bangkit sejak Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, dan Reformasi 10 tahun. Apa resep fundamental untuk Indonesia 100 tahun ke depan.

Soekarno: Meritokrasi, siapa paling cerdas dan etis harus memimpin. Capres Obama walaupun masih junior ketika menggerakkan dana kampanye, jauh sebelum menyatakan diri sebagai capres, sudah memperoleh komitmen US$ 100 juta untuk dana kampanye. Ketika tim sukses Hillary meng-approach para konglomerat AS mereka sudah keduluan tim Obama. Yang mengherankan ialah betapa kredibilitas dan komitmen meritokratis yang melampaui batasan SARA. Rakyat AS ingin perubahan dan mereka percaya kepada pendatang baru walaupun junior dan minoritas kulit hitam. Rakyat Indonesia saya rasa juga sudah bosan dan jenuh dengan capres lu lagi lu lagi. Tapi di Indonesia, konglomerat kurang punya rasa percaya diri untuk bermain politik, play safe dan atau pelit atau sekadar ingin KKN dengan capres. Selain itu oligarki parpol juga menghambat tampilnya calon independen atau pendatang baru seperti Obama. Presiden AS sekarang ini adalah presiden global. Jadi rakyat sedunia terutama elitenya juga waswas tentang siapa yang bakal jadi Presiden AS. Di Jerman, Barack Obama dikenal sebagai The Black Kennedy dan memang penulis pidato Kennedy, Ted Sorensen masuk tim sukses Obama. Indonesia tidak akan bangkit kalau presidennya adalah petualang atau politisi merangkap pengusaha yang berpikiran cekak yang bukan berwawasan negarawan.

Soeharto: Saya berterima kasih kepada Lee Kuan Yew yang telah meluruskan posisi saya dalam sejarah geo-politik ASEAN. Saya memang salah terbuai dengan para Brutus di sekitar saya, sehingga kurang sempat mewariskan profil negarawan di kalangan generasi muda. Mayoritasnya Brutus dan Ken Arok semua. Saya pesimis apakah Indonesia bisa punya Kennedy atau Obama dan kalaupun ada mungkin malah terjerat mengikuti pola sejarah kita berdua yang tidak patut dijadikan teladan atau panutan, melainkan harus dikoreksi secara bijaksana.

CW: Terima kasih. Kita akan teruskan dalam dialog berkelanjutan yang lebih mendalam.

“Dialog Imajiner” di atas adalah cuplikan dari buku yang akan saya tulis dan luncurkan berkenaan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional.

Penulis adalah pengamat masalah nasional dan internasional

Sumber: http://www.suarapembaruan.com/News/2008/01/21/index.html

One Response to “THE GLOBAL NEXUS — Debat Imajiner Soekarno-Soeharto”

  1. 1
    jalani Says:

    soeharto TOP !!
    Baik hati, tabah dan indah
    semoga semua penghujat masuk neraka,..amin

Leave a Reply

Comment spam protected by SpamBam

Kalender Berita

January 2008
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031