Kemajemukan Sumut Rawan Konflik
Medan, (Analisa)
Gubsu mengakui kemajemukan Sumatera Utara baik agama, etnis dan budaya apabila tidak dikelola dengan baik sangat rawan memunculkan konflik antar kelompok karena pluralisme memungkinkan memunculkan pertentangan.
“Suatu hal yang tidak dapat dibantah bahwa pluralitas masyarakat dapat membawa kepada suatu pertentangan yang sebenarnya tidak dikehendaki baik yang bersifat laten maupun terbuka,” kata Gubsu dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Biro Binsos Setdaprovsu Drs H Hasby Nasution pada acara seminar sehari pemikiran teoritik pembinaan kerukunan umat beragama di Hotel Garuda Citra Jalan SM Raja Medan, Kamis (28/12).
Gubsu menambahkan, kondisi semacam ini merupakan tantangan untuk menghilangkan perbedaan atau keragaman sebagai realitas sosial dan kultural, melainkan bagaimana mengelolanya secara kreatif, dinamis, berkesinambungan sehingga terwujud suatu kesatuan dan kerjasama yang baik.
“Perlu kajian bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerukunan hidup antar-umat beragama yang telah berjalan dengan baik,” katanya.
Kakanwil Depag Sumut dalam paparannya mengatakan, pemerintah dalam membina dan melestarikan kerukunan umat beragama telah membuat dua kebijakan besar yakni memberdayakan masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan memberikan rambu-rambu dalam pengelolaan kerukunan umat beragama di daerah ini.
Ia menambahkan, ada tujuh peluang menciptakan kerukunan agama yakni semua agama ingin mensejahterakan umat dan mengembangkan wawasan keagamaan yang inklusif dalam menghargai golongan lain, hubungan kekerabatan dapat meredam pertentangan antar-agama.
Disamping itu kebiasaan pranata sosial yang melembaga dalam memelihara kerukunan, upaya pemerintah yang telah dilakukan untuk mendekatkan perbedaan dalam masyarakat, adanya dampak globalisasi yang meningkatkan wawasan masyarakat dan kemudahan pemeluk agama untuk mengaktualisasikan ajaran agama. (di)
Sumber: Analisa Online, 29 Desember 2006