Tim Ahli UGM – Jepang Tinjau Kesiapan Penilaian Desa Bawömataluo
“Besok pagi (hari ini, red) saya dan tim dari Jepang akan ke Nias Selatan untuk evaluasi program persiapan penilaian Desa Bawömataluo sebagai desa cagar budaya nasional,” ujar Ketua Tim UGM-Jepang Dr. Yoyok Wahyu Subroto kepada Nias Online, Sabtu (30/8/2014) malam.
Tim tersebut akan berada di sana hingga Rabu, 5 September 2014. Dia menjelaskan, penilaian sendiri akan dijadwalkan kemudian oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ketika sudah dinyatakan siap untuk dinilai.
“Penilaian akan dilakukan oleh tim Kemendikbud,” kata dia.
Terkait penilaian oleh Unesco, jelas dia, sebelum ke level dunia di Unesco, sebelumnya harus dinilai di level nasional lebih dahulu.
“Unesco itu untuk level dunia. Sebelumnya harus di level nasional dulu,” ucap dia.
Lalu, mengenai jadwal penilaian oleh Unesco, papar dia, sangat tergantung pada kesiapan masyarakat di Desa Bawömataluo. Juga tergantung pada kesiapan fisik desa itu dimana harus menunjukkan keasliannya.
“Asal ada kemauan dari masyarakat, prosesnya bisa lebih cepat,” kata dia.
Ditanya mengenai kemungkinan sulitnya masyarakat melakukan penyesuaian cepat dengan persyaratan untuk mengembalikan fisik desa itu seperti aslinya semula karena membutuhkan biaya mahal, Dr. Yoyok mengatakan, hal itu akan dilakukan bertahap.
“Sudah ada bantuan tahap I untuk rehabilitasi 5 rumah dan bertahap 5 rumah tiap tahun berikutnya. Dananya dari berbagai sumber, semoga bisa terealisasi,” tutur dia. (en)
mantap…, semoga memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Kepulauan Nias secara umum…, nias semakin dikenal didunia luar…
Desa bawomataluo memang luar biasa …bravo.
ini adalah satu2 cara pulau nias semakin dikenal baik dalam negeri maupun dalam dunia internasional, dan juga dapat bersaing dengan daerah yang sudah memiliki kemajuan.. maju terus PULAU NIAS…
Masalah utama bagi penduduk desa Bawo Mata Luo adalah pergantian atap seng menjadi atap rumbia bagi rumah adat di seantero desa. Ini rasanya berat untuk dilaksanakan. Kalau bisa dilaksanakan pergantian ATAP itu maka desa Bawo Mata Luo bisa menjadi cagar alam dunia (world heritage) yang diakui oleh UNESCO. Bambowo Laiya
apakah mereka tidak bisa mengganti atap rumah mereka yg telah mereka jadikan seng kembali seperti semula?