DPRDSU Kesal, Sejumlah Ruas Jalan Kecamatan di Nias “Hancur-leburâ€
Medan – Komisi B DPRD Sumut mengaku kesal melihat sejumlah ruas Jalan Kecamatan di Nias kondisinya sudah sangat “hancur-leburâ€. Sulit dilalui kendaraan roda dua maupun empat dan yang paling tragisnya lagi, jalan tersebut sejak zaman Belanda belum pernah tersentuh pembangunan.
Kekesalan itu diungkapkan Ketua Komisi B DPRD Sumut Belly Simanjuntak kepada wartawan, Kamis (31/7) di DPRD Sumut seusai menerima pengaduan sejumlah warga Nias yang mengharapkan Pemkab dan Pempropsu memperhatikan perbaikan sarana jalan tersebut.
Dijelaskan Belly yang juga Sekretaris Fraksi Partai Demokrat ini, adapun ruas jalan yang disampaikan masyarakat sudah puluhan tahun hancur-hancuran, yakni, Jalan dari Ibu Kota Kecamatan Sirombu Tetesua menuju Simpang Tiga Lahömi.
Selain itu, paparnya, juga dilaporkan kondisinya sangat parah, seperti jalan dari Sirombu ke Mandehe Barat terus menuju ke Alasa dan ke Afulu hingga ke Kecamatan Lahewa Kabupaten Nias.
“Yang paling tragisnya lagi, Jalan yang panjangnya mencapai 70 Km itu, sejak zaman Belanda belum pernah tersentuh pembangunan, sehingga dipastikan membutuhkan dana yang sangat besar untuk memperbaikinya,†papar Belly.
Ditambahkannya, sebagai sarana penghubung sangat vital yang pada awalnya direncanakan sebagai jalan ring road Nias, papar Belly, selain perlunya perhatian Pemkab dan Pempropsu, juga perlu perhatian dari pemerintah pusat maupun BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
“Memang BRR telah pernah menjanjikan melakukan perbaikan, tapi hingga kini belum terealisasi,†jelas Belly sembari menambahkan, jika perbaikan jalan ring road ini terealisasi, dipastikan daerah itu akan menjadi objek wisata andalan di Nias.
Berkaitan dengan itu, Belly menyarankan kepada anggota DPRD Sumut asal Dapem Nias, Gubsu, Bupati dan DPRD Nias melakukan gerak cepat menjolok anggaran ke pemerintah pusat maupun Pempropsu, agar dana perbaikannya dapat ditampung di APBD Sumut maupun APBN. (M10/x) (SIB, 1/8/2008)
ya…. Nias harus kita bangun sesegera mungkin, bila perlu ada studi ke Jawa untuk melihat dan belajar tehnik penaggulangan jalan-jalan rusak. Yang walaupun kondisi tanah labil. Ini tidak lepas dari keseriusan PemkaBupaten dengan suport pemerintah, khususnya wilayah hukum Sumatra Utara.
Ya ahowu
085225800111
sejak jaman belanda | wow kasihan NIAS ku,jadi selama merdeka ternyata Nias jauh dari sentuhan pembangunan dibawah kekuasaan Propinsi SUMUT.Anggota DPRD hanya bisa kesal dan mengusul bagaikan sandiwara saja,yg penting sebenarnya adalah bagaimana Nias bisa sejajar dengan SUMUT agar bisa membangun dirinya sendiri,tidak selalu tergantung dengan keputusan MEDAN.Mungkin terlalu muluk kalau NIAS bercita cita untuk menjadi Propinsi tapi dengan kondisi yg sudah kita alami selama ini akan memacu para politisi putra Nias untuk segera memulai merencanakan bagaimana Nias kedepan lebih baik dari sekarang.Moga2 tuhan memberkati usaha kita semua.
Lalu dimana BRR selama ini???… cape deh!!!