MAP Menyerahkan Rumah Sakit Tello ke Gereja Betel Indonesia
Baru-baru ini dalam suatu acara yang dihadiri oleh pejabat pemerintah setempat dan masyarakat P. Tello, Medical Assistance Programs (MAP) International secara resmi menyerahkan operasi rumah sakit di P. Tello yang dibangunnya kepada organisasi mitranya, Gereja Bethel Indonesia. Demikian informasi dari situs Reuter Foundation.
Direktur bantaun MAP Chris Palusky mengatakan ini merupakan contoh bagaimana MAP ingin menolong masyarakat menolong dirinya sendiri. “Kami ingin membuat program berkelanjutan yang akan dioperasikan oleh masyarakat lokal yang kami layani. Kami tidak ingin memberikan ikan, kami mengajar mereka bagaimana memancing ikan.â€
MAP International telah bekerja di Indonesia sejak bencana tsunami tahun 2002, ketika MAP mengirim berbagai bantuan darurat dan pasokan.
MAP membangun dan mengoperasikan sebuah rumah sakit di Tello berkapasitas 40 tempat tidur. Rumah sakit ini dibuka setahun yang lalu dan memiliki sebuah ambulans dan staf berjumlah 35 orang termasuk dokter, perawat dan pekerja profesional kesehatan lainnya. Rumah sakit ini melayani 27,000 ribu penduduk kepulauan Batu termasuk 5000 yang mendiami P. Tello.
“Sebelum rumah sakit ini di bangun, masyarakat di daerah ini hanya memiliki akses terhadap layanan kesehatan seadanya,†kata Palusky. “Tidak ada fasilitas yang menyediakan layanan pemendahan atau pengobatan yang memadai untuk penyakit-penyakit endemik seperti demam berdarah, malaria dan TBC. Rumash sakit ini menyediakan semua ini, dan bahkan lebih.
Dokter Martin Siahaan yang bekerja di rumah sakit itu mengatakan fasilitas ini merupakan fasilitas yang telah dinanti-nantikan oleh masyarakat.
“Masyarakat sangat bersyukur atas keberadaan rumah sakit ini,†katanya. “Fasilitas ini menyediakan layanan yang sebelumnya tak tersedia. Di masa lalu, masyarakat di sini harus pergi ke Pulau Nias untuk pengobatan. Rumah sakit ini bukan hanya menyediakan layanan kesehatan, tetapi layanan kesehatan yang terjangkau.â€
Meskipun Gereja Bethel akan mengambi alih operasi rumah sakit ini, MAP akan terus mengoperasikan klinik-klinik kesehatan di Nias dan program-program pendidikan kesehatan berbasis masyarakat di kedua pulau itu.
Program-program tersebut menyediakan pendidikan tentang nutrisi, higiene dan penyusuan untuk ibu-ibu muda. MAP juga telah mengembangkan program untuk pengobatan dan pencegahan penyakit paru-paru (TBC).
MAP telah melatih para kader kesehatan di desa-desa di Nias dan Tello yang pada gilirannya mengajar kelompok-kelompok masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan serta teknik-teknik pengobatan TBC.
Dalam kurun waktu dua tahun MAP berencana menyerahkan pengoperasian klinik-klinik kesehatan yang dibangunnya kepada organisasi-organisai lokal untuk lebih memusatkanperhatian pada masalah-masalah kesehatan di daerah lain di Indonesia. (Reuters AlertNet).
Keterangan gambar: (1) dr. M. Siahaan sedang memeriksa pasien, (2) Rumah sakit yang dibangun MAP di P. Tello.
saya rasa rencana tersebut terlalu terburu-buru, dimana management rmh sakit itu serahkan ke GBI, setahu saya GBI masuk di P.Tello baru bbrp tahun. dan harus dilihat sebisa apa GBI bisa mengatur management sebuah rumah sakit. tapi harapan saya semoga rumah sakit ini bisa di kelola dengan baik.
kenapa ke GBI diserahkan pengelolaan rumah sakit ini, apa ga ada lagi badan lain yang kita percayai dan mampu mengelola rumah sakit ini.
Saya bangga atas berdirinya Rumah Sakit Tello. Jujur, sebagai putra daerah, saya sangat bangga dan senang melihat adanya RS di sana. Saya punya keinginan, apabila suatu saat nanti saya akan datang ke sana dan bekerja / berprofesi sebagai dokter speialis ri RS Tello.
Salute,
Jimmy Hendrikus Sarumaha