Obama mengeluarkan artileri berat untuk menghadang Clinton
Kandidat presiden dari Partai Demokrat Barack Obama telah mempertajam serangan terhadap rivalnya separtai Hillary Clinton, dengan menuduhnya tidak memiliki pertimbangan jernih ketika ikut mendukung perang Irak, memerikan suara mendukung undang-undang yang dia tidak yakini dan terlalu mengandalkan dukungan para pelobi. Serangan ini dilancarkan Obama dalam sebuah pidato.
Serangan ini menyusul keputusan Senator Clinton meluncurkan kampanye negatif tentang kesiapan Obama memimpin Amerika di waktu krisis – tema yang dia lanjutkan dalam kampanyenya di Texas Sabtu lalu.
Iklan kampanye Clinton menanyakan para pemirsa siapa yang akan mengangkat telepon di Gedung Putih di tengah krisis, dan menunjuk kepada apa yang dia (Clinton) katakan sebagai pengalaman superiornya.
Sementara itu Senator Obama akan mendapat tantangan tersendiri hari ini ketika donatur besar untuk kampanyenya, pengembang Tony Rezko, menghadap pengadilan di Chicago as berbagai tuduhan korupsi.
Tony Rezko menjual kepada Senator Obama bagian dari blok dekat rumahnya dengan harga yang murah yang menimbulkan berbagai pertanyaan tentang hubungan keduanya dan transaksi yang tidak biasa. Transaksi Senator Obama dengan Rezko tidak termasuk dalam kasus yang dibawa ke pengadilan.
Senator Obama menghabiskan waktu di Providence, Rhode Island, satu dari negara bagian kecil yang akan memberikan suaranya besok.
Kampanye Obama telah memesan salah satu ruang kolese terbesar di kota itu, tetapi diperkirakan lebih dari 5000 orang tidak akan tertampung.
Obama-maniatelah mencapai situasi di mana tim kampanyenya biasanya memesan arena-arena bola basket universitas yang mampu menampung 10 – 20 ribu orang.
Dalam upaya untuk membendung efek kampanye negatif Clinton, Senator Obama berbicara kepada kerumunan di luar selama 5 menit sebelum memasuki ruangan di mana ia menyampaikan pidato selama 40 menit, dengan mempertajam serangannya terhadap Senator Clinton.
“Perubahan yang riil tidak mengatakan bahwa NAFTA [the North American Free Trade Agreement – Persetujuan Perdagangan Bebas Amerika Utara] adalah kemenangan bagi rakyat Amerika – sampai Anda mulai mencalonkan diri jadi presiden,†kata Obama. “Perubahan riil bukanlah meminta lebih banyak uang kepada para pelobi lebih dari pada para kandidat lain selama kampanye ini berlangsungâ€.
Tentang dukungan suara Senator Clinton terhadap perang Irak, Senator Obama mengatakan penjelasan Clinton – bahwa hal ini untuk meningkatkan diplomasi – adalah hal yang aneh karena undang-undang itu berjudul: “undang-undang untuk menyetujui penggunaan kekuatan dalam sebuah perang melawan Irakâ€.
Menurut sejumlah jajak pendapat, Senator Clinton memimpin 10 poin di Rhode Island, tetapi kehadiran Obama di sana mengindikasikan Obama berpikir kemenangan bisa diraih. Obama diunggulkan di Vermont, negara bagian kecil lainnya yang akan memberikan suara Selasa besok.
Keterangan foto: Barack Obama berbicara kepada para wartawan yang sedang berada dalam pesawat kampanyenya dekat Cleveland, Ohio, akhir minggu kemarin. – (SMH/03/03/08 – Foto: Reuters)
Hillary akan menang, Dan akan membuat sejarah baru di Amerika menajdi Presiden perempuan I. hhahahahaaha…halelluyaaa
Yaahowu!
Menjadi calon Presiden Amerika, tidaklah mudah. Selain harus pintar dan jeli mengangkat tema-tema selama masa kampanye, juga punya persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon. Berdasarkan konstitusi Amerika, masing-masing calon harus memiliki ciri khas yaitu Demografi White, Anglo- Saxon, and Protestant (WASP). Dan ditambah harus punya latar belakang karier sebagai eksekutif.
Tapi, bagi Senator Demokrat, Barack Obama segalanya bisa berubah. Mr. Obama, panggilan akrabnya sendiri bukan seorang kulit putih, dan tidak mempunyai latar belakang karier sebagai eksekutif. Ia adalah seorang warga Afro-Amerika yang berkulit hitam, dan Seorang Senator Muda dari Partai Demokrat. Namun, karena kepiawaiannya dan kemahirannya mengangkat isu-isu penting di Amerika seperti masalah perang Irak, ekonomi, dan persamaan gender, menempatkannya sebagai calon terkuat dari Demokrat, yang akan melaju ke gedung putih bulan November nanti. Karena itu, dalam setiap kampanyenya, Senator Illionis ini selalu mengusung tema perubahan. Bahwa jika terpilih menjadi Presiden Amerika, maka kebijakan-kebijakan pemerintahannya akan berbeda 320 derajat dari kebijakan pemeritahan sebelumnya. Dan jika hal tersebut terjadi, Senator yang pernah tinggal di Indonesia ini akan membuat sejarah dalam hidup perpolitikan Amerika, dan mencatatkan dirinya sebagai Presiden Kulit Hitam pertama. Mungkinkah itu terjadi?
Marinus Waruwu, Alamat: http://www.niasbaru.wordpress.com
Bandung
Kalau Anda mau berdialog dengan saya tenang hal ini silahkan…atau hubungin email saya di mars_waruwu@yahoo.com
atau di http://www.niasbaru.wordpress.com
Silahkan talifuso, boi aila-aila
Bandung, mahasiwa fakultas filsafat, sospol, universitas parahyangan
Bang Mari: “Berdasarkan konstitusi Amerika, masing-masing calon harus memiliki ciri khas yaitu Demografi White, Anglo- Saxon, and Protestant (WASP)”
Bang Mari, yang benar nih … apa benar konstitusi Amerika mengatakan demikian ?
“Dan ditambah harus punya latar belakang karier sebagai eksekutif.”
Yang bener nih ? 🙂
Marute G. (di kota Buaya)
He Bang Marute, kita ketemu lagi ha ha ha…
Ya memang benar demikian dek…dan yang kita takutkan dek ya…bahwa ketika calon bersangkutan, di mana tidak memenuhi syarat2 konstitusi amerika dan akhirnya berkuasa, menjadi orang no.1 di Amerika, maka nyawanya akan terancam oleh mereka yang sangat fanatik akan isi konstitusi tersebut. Apakah adek masih ingat peristiwa tahun 60-an. Hanya karena Presiden Jhon F. Kennedy adalah seorang katolik, nyawanya akhirnya melayang oleh mereka yang fanatik akan konstitusi itu. Pertanyaannya adalah akankah OBAMA jika terpilih menjadi orang no.1 di Amerika akan berkuasa hingga masa jabatannya berkahir. Atau justru nasibnya sama dengan Jhon F.Kennedy?
Bandung
Saya lupa dek Marute!
Apakah seorang calon Presiden Amerika harus punya latar belakang karier sebagai eksekutif?
Memang ini salah satu masalah juga dek Marute. Kenapa? karena hampir 200 tahun Amerika telah merdeka, Jumlah Presidennya yang telah memerintah melebihi angka 40 orang. Dan semuanya adalah punya latar belakang karier eksekutif, baik itu sebagai seorang Gubernur dll. Dan kebanyakan sih mantan-mantan gubernur yang berasal dari negara-negara bagian Amerika. Nah, pada pemilu Amerika saat ini, kedua calon terkuat dari partai demokrat justru tidak punya latar belakang karier seperti itu. Coba lihat, Ny.Hillary adalah bukan seorang mantan gubernur, atau berlatar belakang eksekutif lainnya, Ny. hillary adalah hanya seorang senator yang mewakili negara bagian New York, dan sudah barang tentu sebagai mantan ibu negara Amerika. Hal yang sama juga dialami oleh Obama. Sebenarnya Obama itu, baru terjun ke dunia politik pada tahun 2005 yaitu ketika beliau terpilih sebagai senator yang mewakili negara bagian illionis. Jadi kedua calon dari partai demokrat ini sangat berbeda sekali dengan calon-calon dari partai republik yang didominasi oleh para mantan Gubernur…
Tapi menurut saya bang Marute, memang tidak harus. Karena dari fenomena Ny. Hillary, dan Mr. Obama saja dapat kita tahu calon di luar latar belakang eksekutif juga bisa menjadi calon Presiden Amerika. Permasalahannya menurut saya adalah terletak pada kata “kebiasaan/budaya” di mana Presiden yang selalu memerintah di Amerika selalu didominasi oleh para mantan Gubernur atau eksekutif lainnya.
Itu saja!
Yaahowu
Untung sekali Bang Marinus membuka mata kita bahwa “Berdasarkan konstitusi Amerika, masing-masing calon harus memiliki ciri khas yaitu Demografi White, Anglo-Saxon, and Protestant (WASP)â€.
Apakah Obama masuk kelompok WASP atau gak Bang Mari ?
Kalo Obama gak masuk dalam kelompok WASP, berarti Obama melanggar konstitusi ya 🙁 Kasihan Obama, sebentar lagi bisa-bisa ditangkap 🙁
Marute G.
(yang sedang merenungi nasib Obama)
Yaahowu!
Tanya jawab antara Marinus W. dengan Pak Berkat Jaya Lase
Berkat J.L bertanya:
Berapa Persen kah kemungkinan OBAMA akan menang pada Pemilu Presiden bulan November nanti?
Marinus W., menjawab:
Fenomena Obama ini memang luar biasa PAK ya, saya kira hampir mirip dengan Fenomena SBY tahun 2004 yang akhirnya terpilih jadi Presiden Indonesia. Maka, menurut pengamatan saya, jika Obama menang pada konvensi Partai Demokrat bulan Agustus nanti, maka kemungkinan beliau akan dengan mudah mengalahkan calon dari Partai Republik JhonMCAIN dengan perbandingan 49%:43% untuk kemenangan Obama. sementara jika Ny.Hillary yang berhadapan dengan calon dari Parta Republik maka hasilnya akan sama kuat yaitu fifety-fifety gitulaH. Beberapa survei di Amerika pun menunjukkan hal yang sama.
Berkat J.L, bertanya:
Nah berhubung karena AS sekarang lagi berperang ke negara Iraq ada gak kemungkinan kalau Bp Obama apabila menang menarik pasukan AS kembali ke negaranya dan bersedia gak membantu memulihkan kondisi Negara Iraq ini menuju kesejahteraan ” ???
Marinus W.,menjawab:
Menurut saya itu sah-sah saja. Tapi itu tidak semudah itu Pak, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena jika benar Obama melakukan demikan, maka dalam waktu singkat Irak akan dengan mudah jatuh kembali ke tangan kaum ekstremisme, dan teroris. Karena itu, semuanya adalah hanyalah sensasi Obama saja untuk menarik hati warga negara Amerika untuk memilihnya. Karena itu, lebih baik yang menjadi fokus Obama jika terpilih adalah membangun kembali Irak, melanjutkan apa yang telah dimulai Presiden BUSH, dan memulihkan kepercayaan Internasional terhadap Amerika.
Yaahowu!
Bandung, Mandrehe.