Dongeng Sibowo Döfi Madala

Thursday, November 15, 2007
By nias

Oleh: Victor Zebua

Ere hoho Fözi Dzihönö tinggal di desa Sigese, pulau Sigata, Nias Selatan. Tahun 1927-1928 beliau menuturkan 1328 baris hoho dan direkam Steinhart. Hoho itu mengisahkan Situo Mali Itö, Situo Mali Ndewa dan putri pamannya yang bernama Sobowo Ndöfi Madala, Sikonda Dohare Dzara.

Sebelum Situo Mali Itö mengawini Sobowo Ndöfi Madala, sang putri paman diperkosa beberapa orang, hamil dan kemudian melahirkan bayi. Hoho yang berisi kisah tragis itu disajikan Henk Maier dalam tulisan berjudul ”Stories from Nias W.L. Steinhart and Fözi Dzihönö” (Maier, 1990: 137-182). Tema sentral cerita Fözi Dzihönö bukan asal-usul manusia pertama di bumi Nias. Sobowo Ndöfi Madala (tulisan nama oleh Maier) bukan tokoh suci (sakral) seperti lazimnya tokoh mite. Cerita ini merupakan dongeng dari ere hoho (storyteller) Fözi Dzihönö.

Dongeng (folktale), menurut William R. Bascom, adalah cerita rakyat (folklor) yang mirip mite, tapi tidak dianggap benar-benar terjadi, serta tidak terikat oleh waktu dan tempat. Mite (myth) dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci, ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, pada masa lampau. Sedang legenda (legend) dianggap benar-benar terjadi, tapi tidak dianggap suci (Danandjaja, 1984: 50).

Cerita Ama Sama
P. Johannes M. Hämmerle OFM Cap juga menyajikan kisah Sibowo Döfi Madala (Si Buah Manis Bintang Kejora) yang dituturkan ere hoho Mesozöchö Bu’ulölö (Ama Sama) dari desa Hilinawalö Fau, Telukdalam, Nisel, dalam buku Omo Sebua (1990: 6-13).

Ama Sama mengisahkan seorang wanita yang datang dari daratan Asia, awal-mula manusia (mböröta niha) di bumi Nias,. Wanita itu bernama empat: Sibowo Döfi Madala alias Ina Sakao Dödö alias Simadulo Hösi, Simadulo Rao Watua alias Samihara Luo Gögömi, Samihara Luo Sambua. Tidak diceritakan siapa suaminya, Sibowo Döfi Madala melahirkan seorang putra bernama Ho.

Ho memiliki tiga nama: Ho-me-mobörö, Ho-ba-mböröta alias Ho-ba-wobörö, Woböröta Hia alias Hia Walani Azu, Hia Walani Luo. Setelah dewasa Ho mengawini bundanya, anaknya kembar (faero): Sitelögu-ba-luaha alias Sadaŵa Mölö (putra) dan Sorai Zisöma alias Sorai Zösöma (putri). Si kembar ini kawin, anaknya sembilan: Sebuatendroma, Tachi, Laŵa, Hondrö, Fau, Maha, Zinö, Lalu, Ramö, Boto (disebut 10 nama oleh Ama Sama).

Setelah hampir tiga generasi Fözi Dzihönö mengisahkan Sibowo Döfi Madala, nama tokoh ini muncul dalam hoho Ama Sama. Apakah isi hoho Ama Sama merupakan mite (asal-usul manusia pertama) atau dongeng? Ulasan terhadap isi hoho Ama Sama sebagai berikut.

  1. Menurut A.F. Hondrö (Ama Waigi), Hia Walani beristrikan Samihara Luo, Samihara Luo Zato, anaknya sembilan: si kembar Zedaŵa (putra) dan Raisö Mbarasi alias Lakindrö Lai alias Nandria Lömi alias Rai Solömi (putri), Bu’ulölö, La’ia, Ndruru, dan nama empat lagi belum jelas. Zedaŵa (anak Hia) beristrikan Simadulo Hösi alias Simadulo Rao Watua, anaknya: Mölö, Zinö, Lalu, Balösahono, Balöhili. Sedang kembarannya Raisö Mbarasi bersuamikan Ndröunaso (Hämmerle, 1986: 98-9). — Dalam hoho Ama Sama, Ho identik Hia Walani, sedang Sibowo Döfi Madala identik Samihara Luo. Ama Sama tampaknya mengadopsi tokoh Hia (tapi mengawinkan anak kembarnya) dari cerita Ama Waigi.
  2. Menurut A.F. Hondrö (Ama Waigi), Mölö (anak Zedaŵa) beristrikan Nandrua Zato, anaknya: Fau, Tachi, Boto, Maha (Sarumaha), Hondrö, Hörözaitö (Hämmerle, 1999: 12). — Dalam hoho Ama Sama, si kembar Sadaŵa Mölö dan Sorai Zisöma kawin, anaknya sembilan: Sebuatendroma, Tachi, Laŵa, Hondrö, Fau, Maha, Zinö, Lalu, Ramö, Boto. Ama Sama tampaknya mengadopsi tokoh Mölö (tapi menambah anaknya) dari cerita Ama Waigi.
  3. Menurut Tali’aro Waruwu (Ama Watisa), Ho beristrikan Nandrua, anaknya: Waruwu, Halawa, Lawölö, Gulõ, Totoazona (Hämmerle, 2004: 34). — Dalam hoho Ama Sama, Ho beristrikan Sibowo Döfi Madala, anaknya kembar: Sadaŵa Mölö (putra) dan Sorai Zisöma (putri). Ama Sama tampaknya mengadopsi tokoh Ho (tapi mengeliminasi istri dan anaknya) dari cerita Ama Watisa.
  4. Menurut Ama Waogö Waruwu alm, Ama Zaro Baene, dan Ama Rekha Lase, Siraso datang dari seberang (Hämmerle, 2001: 169). — Dalam hoho Ama Sama: “Ba mböröta so niha soroi ba danö Asia… dst… Töinia moroi chö namania: ‘Sibowo Döfi Madala’…” (Hämmerle, 1990: 8). Ama Sama tampaknya mengadopsi tema kedatangan Siraso (tapi nama tokoh diganti Sibowo Döfi Madala) dari cerita Ama Waogö dkk.

Dari uraian di atas, terdapat kesan kuat isi hoho Ama Sama digubah dari tradisi lisan yang ada, yaitu: Hia versi Ama Waigi, Mölö versi Ama Waigi, Ho versi Ama Watisa, dan Siraso versi Ama Waogö dkk. Andaikan Ama Sama tidak langsung merujuk tradisi lisan tersebut, sejatinya isinya merupakan gabungan dari tradisi lisan itu. Namun gabungan ini mengabaikan keturunan yang berbeda dari setiap tokoh, sehingga genealogi (silsilah) para tokoh (Hia, Mölö, Ho, Siraso) campur-baur dan sulit dipahami. Akibatnya isi cerita tidak dapat dipercaya benar-benar terjadi.

Akan halnya tokoh Sibowo Döfi Madala, selain dalam hoho Fözi Dzihönö dan Mesozöchö Bu’ulölö, terdapat dalam hoho Wilhelmus Fangaro’ö Daeli (Ama Norida) dari Sirombu yang menyebutkan Sibowo ndröfi madala (tulisan nama oleh Ama Norida) adalah putri bungsu Sirao (Hämmerle, 2001: 180-1), dan mungkin dalam cerita lain yang belum terdokumentasi. Ini menunjukkan peran Sibowo Döfi Madala yang berbeda-beda serta tidak terikat oleh waktu dan tempat. Artinya, Sibowo Döfi Madala adalah tokoh dunia dongeng.

Dari isi hoho dan tokoh utamanya, terindikasi bahwa kisah Sibowo Döfi Madala versi Ama Sama bukanlah mite, melainkan dongeng asal-usul manusia pertama. Sebagai sebuah dongeng, hoho Mesozöchö Bu’ulölö turut memperkaya khasanah karya sastra (lisan) Nias, sebagaimana hoho Fözi Dzihönö tiga generasi yang silam.

Mite Si Tölu Börö Danömö
Masyarakat Nias mengenal dua versi mite asal-usul manusia pertama yang bermotif first man descends from sky (manusia pertama turun dari langit): si öfa börö danömö (empat induk puak) dan si lima börö danömö (lima induk puak). Mite si öfa börö danömö berasal dari keturunan leluhur Daeli, tokohnya empat (Hia, Gözö, Daeli, Hulu), Mite si lima börö danömö berasal dari keturunan leluhur Silögu, tokohnya lima (Hia, Gözö, Daeli, Hulu, Silögu).

Lewat informan A.F. Hondrö (Ama Waigi) dari desa Onohondrö, Telukdalam, Nisel, P. Johannes M. Hämmerle OFM Cap berhasil menggali mite versi si tölu börö danömö yang berasal dari keturunan leluhur Mölö, tokohnya tiga (Hia, Gözö, Ho). Mite ini mengisahkan penurunan tiga putra raja Salawa Holia dari Teteholi Ana’a ke Tanö Niha, dilestarikan dalam buku Famatö Harimao (1986).

Hoho penurunan putra raja (Hia, Gözö, Ho) tersebut diucapkan usai ritus patung harimau (upacara pembaharuan fondrakö) oleh keturunan leluhur Mölö. Hoho ini menjadi budaya yang diwariskan turun-temurun di tengah keturunan leluhur Mölö. Hoho ini juga menyebutkan Ho diturunkan bersama istrinya Sa’usö La’a, Ria Barasi (Hämmerle, 1986: 96). Dari beberapa tradisi lisan (mis. Harefa, 1939: 21) diketahui bahwa Sa’usö La’a adalah gerua (istri kedua) Ho, anaknya: Laoya.

Mite si tölu börö danömö (1986) dan cerita Ama Sama (1990) hidup di kawasan dan kolektif (masyarakat) yang relatif berdekatan. Namun ada tiga perbedaan menyolok di antara keduanya. Pertama, mite si tölu börö danömö mengisahkan manusia dari langit, sedang cerita Ama Sama mengisahkan manusia dari seberang. Kedua, mite si tölu börö danömö membedakan Ho dan Hia, sedang cerita Ama Sama menyamakan Ho dan Hia.

Ketiga, mite si tölu börö danömö merupakan budaya yang diwariskan turun-temurun di tengah keturunan leluhur Mölö, sedang cerita Ama Sama belum diketahui apakah tersebar lewat pewarisan. Tanpa sistem pewarisan, sudah barang tentu kisah Sibowo Döfi Mada versi Ama Sama tidak dapat dikatagorikan sebagai “tradisi lisan”. Cukup disebut “cerita lisan” saja.

Bacaan:

  1. Danandjaja, J., Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain, Grafiti Press, 1984.
  2. Hämmerle, J.M., Famatö Harimao, Yayasan Pusaka Nias, 1986.
  3. Hämmerle, J.M., Omo Sebua, Yayasan Pusaka Nias, 1990.
  4. Hämmerle, J.M., Nidunö-dunö ba Nöri Onolalu, Yayasan Pusaka Nias, 1999.
  5. Hämmerle, J.M., Asal Usul Masyarakat Nias Suatu Interpretasi, Yayasan Pusaka Nias, 2001.
  6. Hämmerle, J.M., Daeli Sanau Talinga & Tradisi Lisan Onowaembo Idanoi, Yayasan Pusaka Nias, 2004.
  7. Harefa, F., Hikajat dan Tjeritera Bangsa serta Adat Nias, Rapatfonds Residentie Tapanoeli, 1939.
  8. Maier, H., Stories from Nias W.L. Steinhart and Fözi Dzihönö, dalam Daniëlle Lokin, Nias Tribal Treasures: Cosmic reflection in stone, wood and gold, Volkenkundig Museum Nusantara, Delft, 1990.

8 Responses to “Dongeng Sibowo Döfi Madala”

  1. Jaap Kunst: ”Orang Nias bernyanyi pada setiap kesempatan.” [Music in Nias, 1939]. Ada 2: → nyanyi solo: nidurkan anak, nyanyian anak-anak, pepatah, ratapan, hiburan. → nyanyi kelompok (bentuk hoho): topik berhubungan dgn kepercayaan & praktek religi, sejarah desa, persaingan antardesa, perang, pemuka adat & orang terkenal, ajaran tradisional… Hoho Fõzi Dzihõnõ yg diekspos Pak Victor contoh nyanyian ratapan… & contoh tak semua hoho itu ttg asal-usul manusia (mbõrota niha).

    Ttg Mesozochõ Bu’ulõlõ → P. Johannes di ”Asal-Usul Masyarakat Nias Suatu Interpretasi” hal. 174: ”… Sekitar 15 yang lalu penulis telah bertemu seorang penyanyi lagu Hoho (Ere Hoho) yang bernama Mesozokhõ Bu’ulõlõ, alias Ama Sama, warga desa Hilinawalõ Fau, kecamatan Telukdalam, dapat disimpulkan hanya dialah pada waktu itu yang masih mampu menguasai lagu-lagu Hoho di seluruh Nias Selatan… teks asli lagu-lagu Hoho dari Ama Sama telah dipublikasikan dalam buku Omo Sebua.” [Omo Sebua terbit 1990]… Aku ragukan kesimpulan P. Johannes ini… lihatlah ada pembandingnya.

    Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) & Center for Folklife Programs and Cultural Studies Smithsonian Institution dgn biaya Yayasan Ford… dah ngerekam lagu hoho di CD [Seri Musik Indonesia 4 Musik dari Nias dan Sumatera Utara: Hoho, Gendang Karo, Gendang Toba]…. Ttg hoho isinya: 3 hoho upacara kematian (Sisambua’a Matona, Si Tõlu Fanema, Ninawuagõ) & hoho upacara kebesaran (Si Tõlu Nawua – Maluaya Si’õligõ).

    Hoho upacara kematian dipimpin ere hoho Rawatan Dachi dr Hilisimaetanõ, Telukdalam → direkam 9 Juni 1991 [anggota: Nitahagõlõ Dachi, Fae’wa Manaraja, Faneheli Dachi, Ewada Sõchi Laiya, Nitehe Zochõ Dachi, Nisawa Zõchõ Zirano].

    Hoho upacara kebesaran dipimpin ere hoho Saraini Bu’ulõlõ dr Bawõmataluo, Telukdalam → direkam 30 November 1990 [anggota: Bajoro Bu’ulõlõ, Dohugõ Zagõtõ, Sanea Bu’ulõlõ, Honogõi Hondrõ, Nafetali Zagõtõ, Aro Haria, Dobalõ Fau, Fanekhe Jaro Zagõtõ].

    Di tahun 1985-1990 bertabur penyair hoho di Nias Selatan → bagaimana P. Johannes bisa bilang… hanya Mesozochõ Bu’ulõlõ pada waktu itu yang masih mampu menguasai lagu-lagu hoho di seluruh Nias Selatan? 🙂

    #2310
  2. Salut buat bang Toni yg ligat cari info pembanding. Rupanya ada Rawatan Dachi & Saraini Bu’ulölö beserta kawan-kawanya hoho mereka sdah pula direkam oleh MSPI & Smithsonian Institution. Pelajaran buat kita-kita ini khususnya generasi muda jangan gegabah mengambil kesimpulan tanpa dasar-dasar yg kuat.

    Maunya semua ere hoho kita apresiasi tak boleh ada diskriminasi; salah seorang ditonjolkan, yg lain di bilang tak ada. Disamping Mesozochö Bu’ulölö kan ada pula Rawatan Dachi & Saraini Bu’ulölö mereka hidup di zaman yg bersamaan. Fakta janganlah ditutup-tutupi bisa nanti dibilang orang kita membohongi ataupun membodohi publik.

    Hoho oleh Fözi Dzihönö (Sigese 1928), Saraini Bu’ulölö (Bawömataluo 1990), Mesozochö Bu’ulölö (Hilinawalö Fau 1990), Rawatan Dachi (Hilisimaetanö 1991) beserta ere hoho lainya semua kekayaan budaya kita Nono Niha. Agar pandai-pandai pula kita menyimak hoho mereka itu apa isinya mite, legenda ataupun baragkali dongeng.

    Ya’ahowu
    Yupiter Bago

    #2328
  3. Album hoho berlabel “Nias: Epic Songs & Instrumental Music” dirilis Pan Records tgl 15-12-1993. Rekamannya tentu sebelum tgl itu. Lalu diproduksi ulang dgn label “Nias: Music from Indonesia, Vol. 1”, dirilis tgl 18-11-1994.

    Di dalamnya terdapat hoho a.l.: Faohisa Nasu, Boli-Boli, Nifa’erua, yg dituturkan kelompok penyair hoho dari Nias Selatan: Sanorolawa, Asterius Fau, Soloota, Tohui, Tafagolosi, Famawani, Daze, Sofumboo, Timbangan, Martinus.

    Bang Toni Hia # 1, sekitar thn 80-an s/d 90-an memang bertabur para penyair (ere) hoho kita, khususnya di Nias Selatan. Tak mungkin lah hanya Mesozochö Bu’ulölö 🙂

    #2343
  4. Rekaman hoho MSPI & Smithsonian Institution + Pan Records → bukti otentik banyak ere hoho yg sezaman dgn Mesozochõ Bu’ulõlõ.

    Maka ”kesimpulan” P. Johannes dlm: ”… Sekitar 15 tahun yang lalu penulis telah bertemu seorang penyanyi lagu Hoho (Ere Hoho) yang bernama Mesozokhõ Bu’ulõlõ, alias Ama Sama, warga desa Hilinawalõ Fau, kecamatan Telukdalam, dapat disimpulkan hanya dialah pada waktu itu yang masih mampu menguasai lagu-lagu Hoho di seluruh Nias Selatan…” [Asal-Usul Masyarakat Nias” hal. 174]… tak layak dipertahankan lagi! 🙂

    P. Johannes mengakui syair hoho Mesozochõ Bu’ulõlõ dapat dipandang sebagai dongeng [Asal-Usul Masyarakat Nias” hal. 176]. Artikel “Dongeng Sibowo Dõfi Madala” ini telah meneguhkannya.

    #2365
  5. Adieli Mh

    Penelusuran mantap lagi mencerahkn dari Teman2. Patut diapresiasi khusus penghargaan tinggi bagi para ere hoho!!!

    #17172
  6. julius harefa

    Ya’ahowu! Setuju dgn pendapat Bung Piter (2) & Adieli Mh (5) marilah semua Ere Hoho kita apresiasi karna itu merupakan kekayaan asset budaya tradisional Nias. Tdk boleh diskriminatif salah seorang ditonjolkan yg lain dikatakan tdk ada mampu menguasai lagu-lagu hoho. Buktinya karya mereka-mereka malahan telah direkam oleh pakar / pecinta musik Indonesia dan dunia seperti MPSI, Smithsonian, Pan Records. Berbanggalah kita orang Nias pd hsl karya besar mereka!

    #18841
  7. Ya’ahowu,……..

    Saya bangga dengan semua adat dan budaya Nias,

    saya punya 1 permintaan,…..

    Kiranya, dalam rubrik ini di sajikan cerita rakyat Nias dalam bahasa Nias,………

    Saohagolo,……..
    Ya’ahowu,……..

    #19256
  8. The customer service manager was rude.

    #21636

Leave a Reply

Kalender Berita

November 2007
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930