Festival Nias Ya’ahowu Berakhir dengan Sukses dan Meriah
Gunungsitoli (SIB)
Festival Nias Ya’ahowu tahun 2007 ditutup Sabtu (10/11) pada pukul 22.00 WIB ditandai dengan penyerahan tropi dan uang pembinaan kepada peserta yang meraih nilai terbaik.
Peserta dari Kecamatan Hiliduho pada acara penutupan menampilkan tentang adat pesta perkawinan yang bertujuan untuk meringankan bowohada (jujuran adat Nias) yang selama ini jujuran adat yang membuat biaya pengeluaran besar di karenakan hukum adat yang selalu mengadakan pesta setiap adat perkawinan sehingga memberatkan para pengantin laki-laki.
Dan pihak SMPS Pemda 2 Nias pada penutupan juga menampilkan atraksi tari folaya famadogo omo yang dalam budaya Nias, seseorang sah menjadi balugu apabila telah melakukan owasa.
Owasa adalah pesta adat yang dilakukan oleh orang Nias seperti pada pesta penobatan balugu dan pendirian rumah adat. Owasa atau pesta adat tersebut diwarnai dengan dua acara penting, yakni famadogo omo dan famatoro toi. Yang dilakonkan ini adalah famadogo omo. Artinya tari untuk menguji kekuatan dan ketahanan bangunan rumah yang sudah selesai didirikan, apakah layak dihuni atau tidak.
Rumah atau osali yang sudah siap dibangun langsung dijadikan sebagai tempat tampilan berbagai atraksi budaya Nias untuk menguji kekohannya.
Itulah makna utama dari famadogo omo ini. Selain itu juga untuk memohon restu dari orangtua supaya ada berkat bagi rumah tersebut. Para pelaku tari famadogo omo ini adalah laki-laki di desa tersebut seperti satuambanua, salawa hada dan pemuda (perjaka) gagah.
Melakukan tari famadogo omo diawali dengan fangoholi oleh seseorang “ere hoho†dan diikuti dengan hiwo yang dipandu juga seseorang ere, melantunkan beberapa syair, sembari membentuk barisan yang berliku, menari menuju rumah dan adegan tari lainnya yang diakhiri dengan folaya nio’otambali’o yang dilakukan secara berkelompok pada sisi kiri dan kanan bangunan.
Pelaksanaan penutupan Festival Ya’ahowu Nias tahun 2007 warga masyarakat sangat antusias. Jalan Gomo di sebelah lapangan merdeka sulit dilewati kendaraan karena massa memadati jalan tersebut. Demikian juga jalan Mohamad Hatta sehingga membuat aparat kepolisian termasuk Kasat Lantas AKP H Hasibuan SH sibuk mengarahkan anggotanya. Demikian juga Kasat Intel Polres Nias AKP O Gulo dan Kasat Sabara AKP Carlos Pasaribu mengarahkan anggotanya membantu memperlancar arus lalu lintas.
Ketua Panitia Penyelenggara Drs Nehemia Harefa MM pada laporannya mengatakan terlaksananya Festival Nias Ya’ahowu tahun 2007 berkat dukungan dana dari BRR NAD Nias dan kegiatan ini merupakan seni budaya yang bertujuan untuk membuat daerah Nias sebagai daerah objek wisata.
Acara penutupan dihadiri Ketua Lembaga Budaya Nias (LBN) yang juga Kepala Bappeda Nias Drs Baziduhu Zebua, Ketua DPRD Nias M Ingati Nazara, Wakil Bupati Nias Temazaro Harefa, Kapolres Nias AKBP Albertus Sitorus, Dandim Nias 0213 Nias Ferry K Arubinata, Kepala Dinas Pariwisata Drs Dal Zebua, Kepala Dinas Pendapatan Fauduaro Lahagu SE, Kepala PLN Gunungsitoli Tamrin Ziliwu, Camat Gunungsitoli Yanueli Nazara BA dan sejumlah Camat se Kabupaten Nias, Kepala BRR Perwakilan Nias P William Sahabandar, dan sejumlah NGO, UN, dan para wisatawan maupun yang melakukan rekonstruksi wilayah Nias. (T15/l) (SIB, 12 November 2007)
puji syukur…! ternyata PESTA YAAHOWU bisa dijadikan ajang PEMERSATU MASYARAKAT NIAS…! semoga ACARA ini menjadi kebudayaan kita yang ga kan hilang sepanjang masa.
Thanks bagi orang2 yang peduli akan budaya NIAS TERCINTA.
1jan88_juma2yahoo.co.id