Projek Robot Laut Dalam Mencapai Babak Baru
Projek ala Jules Verne yang bisa membantu mengungkap misteri di balik kedalaman laut telah mencapai babk baru penting.
CSIRO di Hobart, Tasmania, mengumumkan selesainya jaringan global 3 ribu robot futuristik untuk mengukur bagaimana lautan mempengaruhi iklim bumi dan produksitvitas perikanan.
Robot-robot penyelam laut dalam “Argo†setinggi satu meter itu mengukur suhu dan salinitas air laut pada kedalaman 2 km di bawah permukaan laut di seluruh dunia lalu kembali ke permukaan untuk menyerahkan data yang dikumpulkannya ke sebuah satelit setiap 10 hari.
Informasi in kemudian akan dianalisis oleh pusat-pusat data iklim di Perancis dan California.
Para ilmuwan Australia menggunakan Argo-argo pertama antara Australia dan Indonesia tahun 1999.
Informasi yang terkumpul telah menolong penelusuran seberapa cepat dan di mana lautan mengalami pemanasan akibat gas-gas rumah kaca dan juga membantu meramalkan kelautan.
Projek berbiaya 1 miliar dolar Australia yang didanai oleh 26 negara tersebut juga memperkuat usaha pelibatan Samudara Hindia dalam meramalkan siklus kekeringan/banjir di Australia.
Sedemikian jauh Australia telah mengoperasikan 144 dari 3,000 robot tersebut di samudra Hindia dan Selatan.
“Dimulai hanya 7 tahun lalu oleh sekelompok kecil oseanografer, Argo telah berkembang menjadi salah satu langkah besar ilmiah dan akan memberi manfaat bagi semua negara,†kata Dr. Susan Wijffels dari CSIRO’s Wealth from Oceans Research Flagship di Hobart.
“Argo akan memungkinkan kita bergumul dengan sejumlah pertanyaan besar tentang iklim, dan juga menolong melihat bagaimana cuaca lautan yang selalu berubah mempengaruhi ekosistem samudra.â€
Samudra-samudra besar di belahan bumi selatan yang sebelumnya sulit diukur karena keterpencilan dan juga karena kondisi-kondisi yang liar kini bisa diamati dari dekat secara sistematis.
Minggu ini para ilmuwan yang mewakili 26 negara bertemu di Hobart, Tasmania, untuk membicarakan tugas-tugas kunci untuk menjamin kelangsungan operasi sistem data Argo.
Dr. Wijffels mengatakan tantangan berikutnya adalah memelihara robot-robot itu selama sepuluh tahun dalam fase pemeliharaan berkelanjutan.
“Ini akan memungkinan optimasi design gugusan robot-robot itu dan nilainya dimanfaatkan sepenuh-penuhnya,†katanya.
“Amerika Serikat telah membuat komitmen untuk memelihara setengah dari gugusan selama 4 tahun ke depan sementara negara-negara lain yang ambil bagian akan memperkuat karakteristik internasional modul-modul ini.â€
“Semakin banyak yang diketahui tentang karakteristik pelampung dan sensor-sensornya akan semakin memperpanjang umur pelampung itu sehingga menekan biaya program tersebutâ€. (SMH/Scripps News/brk)