Kalah Populer dengan Nama Lain di Nias, Ali Umri Tak Meyakini Hasil Survei
Medan (SIB)
Ketua Dewan Pimpinan daerah (DPD) Partai Golkar (PG) Sumut HM Ali Umri SH MKn mengatakan tidak meyakini hasil survei yang memosisikan pihaknya kalah populer dengan nama lain.
Argumennya, sebagai orang partai politik (parpol) yang paling sering berkomunikasi dengan warga Nias, baik datang langsung maupun dengan cara lain seperti kunjungan sosial, hubungan batin dan intensitas pribadinya dengan Nias amat dekat. Karenanya, lanjutnya, Ali Umri tidak meyakini hasil survei.
Penegasan tersebut disampaikan di hadapan 200-an orang pada Halal Bihalal keluarga besar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sumut dan fungsionaris organisasi massa se-Sumut, Selasa (30/10) di kediaman pribadinya. Meski demikian, ujarnya, pihaknya tetap konsolidasi diri bersama warga partai berlambang pohon beringin tersebut. Konsolidasi itu dilakukan ke hampir setiap sudut di wilayah Propinsi Sumut bahkan ke perbatasan Sumut – NAD di satu daerah yang dulu banyak kelompok sempalan. Dengan cara itu, Ali Umri meyakini dirinya dekat dengan seluruh warga, minimal saling kenal.
Ali Umri mengatakan, pihaknya ditetapkan sebagai calon gubernur lewat mekanisme partai hingga langkahnya makin mantap maju sebagai kandidat.
Sementara itu, Ketua SOKSI Sumut Drs Jusuf Pehulisa Sitepu MM di kegiatan dimaksud menekankan tentang harmonisasi semua lapisan masyarakat, khususnya kader SOKSI dengan kader dan keluarga besar organisasi lain.
Selain dihadiri Ketua SOKSI Sumut Drs Jusuf Pehulisa Sitepu MM, sekretaris D Alexander Hasibuan SH, bendahara Dina Girsang, ketua dan sekretaris SOKSI Medan Indra Almasjah dan Sunardi Ali, caretacer Ketua SOKSI Deliserdang Slamet SR yang juga wakil Ketua SOKSI Sumut, Ketua SOKSI Labuhanbatu H Farinsal Siregar, sejumlah tokoh Sumut seperti Wahab Soegiharto termasuk Ketua WKI Sumut Drs Iman Swadiri Ginting termasuk Ketua PG Sumut HM Ali Umri, sekretaris Drs HA Azis Angkat, cendikiawan muda Nias Sudirman Halawa SH serta dua ratusan fungsionaris SOKSI serta sejumlah alim ulama.
Jusuf Pehulisa Sitepu menegaskan, silaturahim antarfungsionaris di Syawal 1428 H adalah media untuk menyegarkan komitmen kader SOKSI se-Sumut yang harus mematuhi dan menjalankan instruksi Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang menyalonkan HM Ali Umri sebagai calon gubernur Sumut untuk dimenangkan. (r10/x)
Sumber: SIB, 1 November 2007
November 15th, 2007 at 11:18 PM
saya menghimbau masyarakat nias agar jangan memilih UMRI di pilkada nanti, cukuplah kami orang binjai sudah merasakannya bagaimana beliau memimpin? jelek sekali kalau saya tulis disini, mulai dari korupsi sampai urusan wanita walikota kamilah rajanya…
pilih yang lain saja apakah Ruman Harahap, ibrahin sakti batubara, Re siahaan atau banyak lainnya, yang peduli rakyat ada, bukan ga ada SYAMSU ARIFIN orangnya, ga percaya? datang ke langkat?tanya orang langkat?
Dahlan M harahap
February 1st, 2008 at 11:27 PM
PAK ALI UMRI SANGAT PANTAS UNTUK DI PILIH JADI CAGUB SUMUT DISAMPING PENDIDIKANYA YANG TERJAMIN DITAMBAH KEMMPUANYA YANG TERBUKTI MEMBANGUN KOTA BINJAI MENJADI MAJU.KITA LIHAT AJA KOTA BINJAI MEMENG KOTA KECIL DIBANDINGKAN DENGAN KAB.LANGKAT,TAPI BANTUAN DAN PROYEK DARI PUSAT DAN INVESTOR YANG MENANAMKAN MODAL CUKUP BESAR .INI BERARTI PAK ALI UMRI ADALAH PEMIMPIN YANG PANDAI MENCARI PELUANG DAN LOBBY UNTUK MEMAJUKAN KOTA BINJAI.SAYA SALUT SAMA DIA. WALAU USIA MUDA TAPI KUALITAS TAK PERLU DIRAGUKAN LAGI.SEKARANG SAATNYA YANG MUDA YANG BERPRESTASI YANG COCOK UNTUK JADI PEMIMPIN.MENANGGAPI ISU YANG MENYESATKAN TANG MENYATAKAN PAK ALI UMRI ADA KASUS SOAL PEREMPUAN ,ITU ADALAH FITNAH.SAYA YAKIN ITU.KARENA PAK H.M ALI MRI ADALAH PEMELUK ISLAM YANG TAAT. APALAGI DIA BERPASANGAN DGN H.MARATUA S.YANG MERUPAKAN KETUA MUI.
February 22nd, 2008 at 11:30 PM
tolong perlihatkan bukti-bukti kejelekan umri
yang logika dan akurat agar kami masyarakat nias
tdk memilih umri apabila benar dia memang bejad
February 22nd, 2008 at 11:34 PM
kami jadi penasaran ditunjukkan cdnya pada kami tapi
yang bersangkutan tidak ada. kami juga curiga kenapa baru
sekarang dimunculkan dari kemaren-kemaren kenapa
di diami aja…???