Kematian Akibat Rokok, Skandal Internasional Terbesar
[PULAU JEJU] Orga- nisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di dunia untuk bersama-sama menekan industri rokok. Banyaknya kematian, penyakit, dan kesengsaraan akibat rokok merupakan skandal internasional terbesar di zaman ini.
Hal itu disampaikan Direktur Regional WHO untuk negara-negara Pasifik bagian barat, Shigeru Omi, pada konferensi pers hari pertama pertemuan regional WHO yang berlangsung selama lima hari, di Pulau Jeju, Korea Selatan, Senin (10/9).
Omi mengatakan, WHO sudah berusaha keras melawan bahaya yang diakibatkan tembakau, namun tidak satu pun dari 31 negara di Pasifik bagian barat yang meratifikasi konvensi jaringan kerja WHO dalam pengendalian tembakau.
Konvensi ini ditandai upaya melawan rokok dengan memberikan pajak yang tinggi, melarang total iklan rokok, dan memberikan pendidikan mengenai bahaya merokok bagi kesehatan. Padahal, setiap hari, di negara-negara Pasifik bagian barat diperkirakan lebih dari 3.000 orang mati karena penyakit yang disebabkan tembakau.
“Sekarang saatnya bagi kita semua untuk bergerak, dari komitmen ke tindakan. Kami berharap semua pemerintahan akan menggunakan konvensinya untuk melawan perusahaan tembakau,” ujar Omi seperti dilansir AFP.
Direktur Umum WHO, Margaret Chan, mengungkapkan, kerugian yang disebabkan rokok lebih banyak daripada keuntungan secara ekonomi yang diberikan perusahaan rokok kepada negara.
“Tembakau sebagai industri membawa pemasukan kepada negara, namun juga harus dianalisis secara ekonomi kerugiannya. Anda juga perlu melihat sisi lainnya. Kerugian yang disebabkan tembakau akan lebih banyak dibanding pendapatan dari tembakau,” ucapnya.
Pada pertemuan Juli 2007, katanya, pihak-pihak yang berkonvensi telah mengadopsi aturan yang kuat dan membangun sebuah badan untuk mulai bekerja secara resmi menghentikan penjualan tembakau. Diperkirakan, ratusan organisasi pengendali tembakau menyelundupkan rokok lebih dari 10 persen dari penjualan tembakau dunia pada 2006. [CNV/S-26]
Sumber: www.suarapembaruan, 10/9/07