Indonesia Tidak Usah Lakukan Riset Dasar
Laporan Wartawan Kompas Kris R Mada
SURABAYA, KOMPAS — Indonesia sebaiknya tidak usah melakukan riset-riset dasar. Riset sebaiknya difokuskan pada riset-riset terapan. Rektor UK Petra Surabaya Paul Nugraha menuturkan, Indonesia akan kesulitan mengembangkan riset dasar baru. Hal itu terutama disebabkan keterbatasan dana. “Riset dasar membutuhkan dana besar dan amat sedikit industri di negara berkembang mau membiayai,” ujarnya di Surabaya, Selasa (20/2).
Riset dasar masih membutuhkan serangkaian penelitian tambahan sebelum bisa menghasilkan produk terapan. Rangkaian penelitian membutuhkan dana tidak sedikit. “Dengan kondisi sekarang, industri tidak sepenuhnya salah bila memilih membuat produk siap pasar daripada mengembangkan sendiri,” ujarnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia juga tertinggal dengan negara maju. Dengan kondisi itu bukan tidak mungkin riset dasar yang akan dilakukan Indonesia sudah dituntaskan di negara lain. “Akibatnya, hasil riset Indonesia tidak laku,” tuturnya.
Karena itu, akan lebih baik jika Indonesia fokus pada riset-riset terapan. Hasil riset dasar atau bahkan hasil riset terapan di negara lain di teliti lagi agar sesuai dengan kebutuhan di Indonesia. “Hasil riset seperti itu akan lebih terpakai dan cenderung lebih mudah mendapatkan sponsor,” tuturnya.
Sumber: Kompas, 20 Februari 2007