Pantai Alawasa, Satu Lagi Destinasi Selancar di Nias Selatan
Sebenarnya, Nisel masih memiliki beberapa pantai yang sangat indah lainnya. Namun, sama saja, belum tergarap sama sekali, apalagi dipromosikan menjadi penarik wisatawan.
Di antaranya, Pantai Moale dengan hamparan pasir putihnya dan Pantai Genasi dengan pemandangan laut birunya. Keduanya sudah cukup dikenal, setidaknya di lingkup masyarakat Nisel.
Namun, sedikit sekali yang tahu kalau Nias Selatan memiliki harta tersembunyi lainnya. Namanya Pantai Alawasa.
Banyak yang tidak familiar dengan nama pantai ini. Padahal, jaraknya dari Pantai Sorake tidak terlalu jauh.
Wajar saja bila tersembunyi. Pasalnya, akses menuju pantai ini sangat minim. Pantai itu terletak di desa Botohili Salo’o. Sebuah desa pemekaran dari Desa Botohili Tanö. Sebelumnya, Pantai Sorake juga merupakan salah satu bagian dari Desa Botohili Tanö.
Keberadaan pantai berpasir putih dan masih alami tersebut diungkap oleh kelompok pecinta fotografi dan penggemar kebudayaan dan pariwisata Nias Selatan. Secara sengaja, pada Minggu (4/8/2013) mereka yang tergabung dalam Komunitas Fotografi Budpar Nias Selatan tersebut mengunjungi pantai itu.
Mereka adalah Patriot Saro Zagötö yang juga sebagai Ketua Umum Komunitas Fotografi Budpar Nias Selatan, Firdollin Wau, Fally Gulö dan Antoni Dachi. Hasil berburu foto, kemudian ditampilkan di grup Facebook Komunitas Fotografi Budpar Nias Selatan.
Menggunakan sepeda motor, mereka harus berjibaku menuju lokasi itu. Ya, harus berjibaku. Pasalnya, untuk menuju desa tersebut harus melalui jalan yang tidak mendukung sama sekali.Menuju ke sana, bisa mulai dari simpang Sorake-Botohili Tanö-Lagundri-Hilimaniamölö. Kemudian pilih jalan menuju Desa Botohili Tanö. Sebelum mencapai desa, belok kiri mengikuti jalan yang belum lama dibuka menuju Desa Botohili Salo’o.
Patriot mengatakan, jalan tersebut pernah dikerjakan, namun kemudian terhenti sampai sekarang. Akibatnya, bakal jalan akses sepanjang 8 kilometer itu dipenuhi bebatuan cukup besar yang berserakan dan menyulitkan perjalanan.
Sesampai desa Botohili Salo’o, perjuangan belum selesai. Sebab, untuk menuju pantai, harus melewati jalan setapak di antara pepohonan karet ataupun kelapa.
“Pantainya indah sekali. Ombaknya juga bagus untuk tempat selancar,†jelas Patriot kepada Nias Online, Selasa (6/8/2013).
Ombaknya di Pantai Sorake memang sedikit lebih besar. Tapi Pantai Alawasa tetap bisa jadi pilihan menarik atau alternatif bagi penggemar olahraga air tersebut. Apalagi karena lingkungan pantainya masih alami dan belum mengalami kerusakan seperti terjadi di Pantai Sorake dan Lagundri.
Akses dan Pelestarian
Tim itu mendesak pembangunan jalan akses ke desa itu. Meski begitu, mereka juga menyimpan kekuatiran. Sebab, ketiadaan akses menuju pantai itu selama ini membuat pasirnya aman dan pantainya tidak mengalami kerusakan sehingga keindahannya tetap terjaga.
Di sisi lain, kebutuhan akses jalan di sana, diakuinya, sangat mendesak. Selain untuk membantu warga desa yang umumnya berprofesi petani tersebut, juga untuk memudahkan para turis mengaksesnya.
Mereka berharap, bila akses ke pantai itu sudah dibuka, pemerintah daerah dan terutama warga secara sadar mau menjaga keindahannya dengan tidak merusaknya, termasuk dengan tidak melakukan penambangan pasir secara ilegal.Nah, bagi Anda yang ingin menikmati suasana baru di Nias Selatan, Anda bisa menjadikan Pantai Alawasa sebagai salah satu destinasi petulangan.
Tentu saja, memang butuh banyak persiapan dan stamina yang maksimal untuk bisa ke sana. Tapi semua itu akan terbayar bila menyaksikan dan menikmati keindahan dan ombak Pantai Alawasa. (EN)
Trims ini informasi ini, Pemda Nias Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias Selatan sgt menghargai dan mengapresiasi berita ini dan akan merespon dgn melakukan koordinasi dgn bbp SKPD terkait utk menyusun program tahun anggaran mendtang, jika tdk keberatan tlong no kontak Patriot Saro Zagoto utk bs komunikasi lbh ljt. Trims dan sukses buat Nias Online. Ya’ahowu. Dari : Plt. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias Selatan ( Fabowosa Laia – 081283722125 )
Trims informasi ini, Pemda Nias Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias Selatan sgt menghargai dan mengapresiasi berita ini dan akan merespon dgn melakukan koordinasi dgn bbp SKPD terkait utk menyusun program tahun anggaran mendtang, jika tdk keberatan tlong no kontak Patriot Saro Zagoto utk bs komunikasi lbh ljt. Trims dan sukses buat Nias Online. Ya’ahowu. Dari : Plt. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias Selatan ( Fabowosa Laia – 081283722125 )
Pak Fabowosa Laia,
Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya atas berita di situs ini.
Informasi nomor kontak yang Bapak butuhkan, telah kami kirimkan melalui email Bapak. Silakan dicek. Bila belum diterima, informasikan kepada kami dan akan mengirimkannya kembali.
Terima kasih
Redaksi
Be carefull what you wish for, please don’t put a road into Alawasa!
Do you really want this beach also to be turned into the next sand mine!
Lihat sekarang apa terjadi dgn access ke tempat melalui kendaraan, contoh Lagundri Sorake,Sobatu sampai batas batuan Alawasa semua pantai ini sudah menjadi rusak akibat pengalian pasir, lebih baik lokasi 2 yg masih alam di tinggal diam dulu, jangan buka lokasi dengan tujuan dikira baik tapi akibat kita menyesal.
Pariwisata should go green, walk into these locations not have road acces untill you know how to look after your tourism assets.
Berita terbaru Ombak di sebut “machine”terletak di jambatan Lagundri sudah jadi korban akibat pengalian pasir, no sand on the end bowl makes it extremly dangerous to surf now sayang ini akibat terbuka access jln dimana mobil bisa tampa hambatan dan muat pasir di sediakan oleh sipenjual, namanya “pantai tambang pasir” aka Lagundri Beach (RIP)
Becareful what you wish for!
@Mark Flint:
Betul, kalau buka akses ke sana “kemungkinan” akan dirusak pantainya. Sangat dimengerti kekuatiran Anda karena merupakan kekuatiran masyarakat sadar wisata lainnya juga. But, the tourism is not only an Attraction. It’s had to support by Accesibility (daya jangkau Daerah Tujuan Wisata), Ammenities (daya tampung dan tambahan kenyamanan dalam kegiatan pariwisata seperti hotel, spa, restaurant), Ancellaries (dukungan dan kebijakan pemerintah), dan Community Involvement (keterlibatan masyarakat). Kalau Keempat hal terakhir yang saya sebutkan ini tidak ada, maka bukan tourism namanya. It’s only nature and good view. That’s all.
Namun faktanya adalah that nature has an opportunity to be a tourist destination. And the goal is clear: for business and local people welfare.
Yang menjadi permasalahan adalah dukungan dan kebijakan pemerintah yang berjalan secara tumpul sehingga Lagundri Bay rusak. Begitu juga di desa Hiliamaetaniha. Pasir laut dijadikan bahan bangunan. Padahal itu sangat rentan terhadap keberlanjutan ekosistem lingkungan.
Community Involvement seharusnya diberdayakan ke arah yang positif dan berguna. Sehingga tidak terjadi perasaan iri hati (terhadap orang-orang yang mengais rejeki di dalam industri pariwisata baik di Sorake, Lagundri maupun Bawomataluo)dan local people merasa termarjinalkan. Perasaan ini membuat mereka “masa bodo” dengan perawatan pariwisata. “ngapain kami cape-cape ngerawat, yg menikmati orang bawomataluo, botohili, hiliamaeta.” kata salah satu warga lagundri ketika saya sempat berbincang dan melakukan kunjungan ke Nisel tahun 2005. Kalau hasil pertanian mereka tidak dipermainkan oleh tengkulak, pendidikan anak-anak mereka diperhatikan dan tidak memberatkan, para pemuda dihargai tenaganya, masakan mereka juga akan berlaku demikian? Lagian warga Nias tidak seheterogen warga Jakarta. Artinya, PEMDA kalau jujur, berani, tegas dan transparan gampang kok mengambil hati masyarakat setempat. Seperti yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok.
Nature and good veiw tambah ombak dan pantai yang mengizinkan, is a nice natural asset, and it would be nice to think that it remained that way.
Pantai Alawasa is the only natural beach within warking distance of Sorake, and if you make the effort you can easily walk there, the tourist are doing this regularly.
di tahun 70 – 80’an Sobatu, Alawasa, Penyu bertelor di pantai yg alam disitu, you could never hope for this to happen any more.
Nias geographicaly has a very close inshore continental shelf, in some places less than 1 nautical mile offshore, this limits the amount of sand generation, sand removal from the beach heads which if not controlled will allow for dramatic errossion, this can now be seen in Lagundri beach with the beach head at critical deficit and depleted sand levels, this can be seen by the undercutting errosion and collapsing of the banks and coconut trees falling, this is also seen along the back beach from Sorake Beach Resort to the barrier rocks of Alawasa,
Interestingly Simelue Island this month is holding an international surfing championship, based on the unspoilt natural beauty of the beaches and landscape, once Nias was promoted this way, but Im not sure what happened ?
It will be increasingly more difficult to develop marine based tourism to Nias if we only expose new areas of potential tourim assets to be trashed and destroyed, they have to be managed and not just taken for granted.
SaDaR WiSaTA…….
Izin pengalian C…..
Perda
Undang undang lingkungan hidup
The rule book is there but look like no one is reading it!