Pemda di Pulau Nias Harus Gandeng Investor Atasi Krisis Listrik

Friday, March 30, 2012
By susuwongi

Prof. Atmonobudi Soebagio, Ph. D (Foto: http://atmonobudi.wordpress.com)

JAKARTA, NIASONLINE – Saat ini Pulau Nias masih terus didera krisis energi, khususnya listrik. Kinerja PLN yang melayani lima wilayah di Pulau itu juga terlihat seperti ngos-ngosan. Ditandai dengan masih mengandalkan PLTD berbiaya mahal karena menggunakan solar, juga dengan masih rutin terjadinya pemadaman listrik.

Head of Center for Research and Policy Study of Renewable Energi Applications, UKI, Prof. Atmonobudi Soebagio, Ph. D mengatakan, pemerintah daerah di Pulau Nias harus secara kreatif mengupayakan alternatif pasokan energi dengan memberdayakan potensi-potensi energi baru terbarukan di wilayah itu.

“Mengandalkan PLN sangat tidak tepat. Apalagi karena PLN sendiri kan mencari keuntungan. Kalau tidak menguntungkan, tidak mau. Jangankan di Pulau Nias, di daratan Sumatera Utara saja, kalau sudah agak jauh dari kota, sulit mendapatkan pelayanan PLN. Pemerintah daerah di Pulau Nias harus mengupayakan secara mandiri energinya,” jelas dia dalam perbincangan dengan Nias Online di sela Seminar Nasional & Workshop Indonesia Menuju Kemandirian Energi Listrik Secara Berkelanjutan & Ramah Lingkungan di Graha William Soerjadjaja, Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Cawang, Jakarta, Rabu (28/3/2012).

Seminar itu sendiri dihadiri oleh sejumlah pembicara ahli, baik dari kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), PLN, dan pelaku bisnis energi baru terbarukan.

Kabupaten Nias yang diwakili oleh Noniawati dari Bappeda Kabupaten Nias, merupakan satu-satunya perwakilan dari daerah dalam seminar tersebut. Noniawati menyampaikan presentasi dengan topik “Tranformasi Potensi Air dan Cahaya, Titik Terang Menuju kemandirian Energi Listrik: Studi Kasus Kabupaten Nias.”

Beberapa cara bisa ditempuh, kata Guru Besar Energi Listrik dan Terbarukan pada program studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UKI tersebut, di antaranya, dengan menggandeng investor swasta. Keduanya bisa bekerjasama dalam bentuk BOT (build, operate, transfer).

Dengan pola itu, kedua belah pihak berinvestasi. Setelah lewat masa operasi dengan perhitungan keuntungan bagi investor swasta, maka infrastruktur energi tersebut menjadi milik pemerintah daerah.

Alternatif lainnya adalah dengan memanfaatkan energi cahaya matahari melalui penggunaan solar cell system. Juga memanfaatkan sumber-sumber energi lainnya, seperti micro-hydro dan tenaga angin. (EN)

Tags:

One Response to “Pemda di Pulau Nias Harus Gandeng Investor Atasi Krisis Listrik”

  1. Adi Iskandar

    Sebenarnya kalau mau jujur, Kepulauan Nias sudah terlalu lama mengalami krisis listrik. Sudah semestinya seluruh PEMDA di Kepulauan bersatu padu, memberikan skala prioritas utama thd kelistrikan ini. Kemandirian listrik di kepulauan Nias akan dapat memacu pertumbuhan sektor riil disegala lini, dan memiliki efek multiplier bagi perekonomian Nias. Kerjasama Operasi antara PEMDA dengan investor pembangkit listrik adalah solusi terbaik dalam mengatasi krisis listrik di Pulau Nias, apabila PLN tak dapat membangun pembangkit2 baru. Kajian2 sudah banyak dilakukan, bahkan Tim BAPEDA Kab. Nias sudah mempresentasikan kajian alternatif dengan tenaga surya, kalau itu mampu memasok keseluruh penjuru Nias dan teknologinya dapat diterapkan, itu sangat2 baik. Selain ramah lingkungan, mesin2 pembangkit tidak bising. Di beberapa Negara khususnya pulau2 terpencil sudah mulai dikembangkan pasokan listrik dengan sistem Wireless Power Transmission, katakanlah pembangkitnya PLTA Sipan Sihaporas Tapanuli Tengah, bisa di transmisikan ke Pulau Nias melalui Sistem Wireless Power Transmission. Ini juga bisa dikaji apakah merupakan solusi terbaik untuk dikembangkan. Semoga seluruh PEMDA di Kepulauan Nias tidak membutakan diri dalam pengembangan IPTEK demi menuju kemandirian listrik.

    #47978

Leave a Reply

Kalender Berita

March 2012
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031