Peselancar Nias Selatan Butuh Sponsor Bertanding di Tingkat Dunia
Tapi sebenarnya, dan banyak orang tidak tahu, kalau para peselancar lokal di sana juga telah biasa ‘bermain’ dalam irama indah ombak yang menjadi kebanggaan Pulau Nias tersebut. Mereka memiliki kemampuan yang bahkan bisa dibandingkan dengan para peselancar profesional dari dalam dan luar negeri.
Bahkan, telah bertahun-tahun, silih berganti lahir para peselancar berkelas dari warga lokal. Beberapa di antara mereka pernah bertanding di tingkat internasional, baik di Indonesia, maupun di luar negeri.
Namun, kini kondisi mereka tertatih-tatih. Mereka hampir tanpa pembinaan secara sistematis untuk dipersiapkan menjadi wakil daerah ataupun negara untuk berbicara di tingkat yang lebih tinggi.
Bahkan, kadang mereka harus menelan kekecewaan, seperti terjadi tahun lalu. Sebab, agenda Indonesia Surfing Championship 2011 yang telah direncanakan dilaksanakan pada Juni 2011, dibatalkan sepihak pelaksanaannya oleh Pemerintah Daerah Nias Selatan. Padahal acara itu, acara langka yang telah dinanti-nanti karena akan menjadi kesempatan bagi mereka untuk unjuk kemampuan dan sekaligus meningkatkannya.
Rahel Wau, salah satu peselancar yang tinggal di Pantai Sorake mengungkapkan, dari komunitas Beach Boiz, yakni komunitas peselancar lokal di pantai itu, terdapat sekitar 10-12 peselancar yang pernah mengikuti pertandingan di luar Pulau Nias.
Bahkan 2-4 orang pernah mengikuti pertandingan di luar negeri. Meski belum ada yang meraih juara, tapi mereka berhasil meraih point dan bersaing dengan para peselancar profesional lainnya.
“Kita sebenarnya punya kemampuan untuk bertanding di luar, termasuk di luar negeri. Cuma kita mengalami banyak kesulitan untuk mengikutnya,” ujar Rahel kepada Nias Online, Jum’at (6/1/2012).
Rahel yang juga salah satu peselancar profesional dan pernah bertanding di Bali dan berselancar hingga di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur tersebut mengatakan, kesulitan itu di antaranya, terkait ketersediaan alat-alat selancar yang umumnya berharga mahal.
Selanjutnya, pria yang saat masih di kelas lima Sekolah Dasar pernah akan dikirim untuk
bertanding di Brazil tersebut mengatakan, untuk memromosikan para peselancar lokal itu juga tidak dapat dilakukan.
“Kami tidak bisa memromosikan mereka karena tidak memiliki kemampuan untuk itu. Misalnya, kalau mau bertanding di Bali saja, itu kan butuh biaya. Kami tidak bisa ke sana karena tidak ada biaya, tidak ada yang mensponsori,” ucap dia.
Dia mengungkapkan, satu permintaan penting mereka adalah, agar kemampuan generasi peselancar ini dapat terus ditingkatkan.
“Kami juga berharap, kalau bisa, ada perusahaan yang mau menjadi sponsor agar para peselancar kita bisa bertanding di luar Pulau Nias ataupun di luar negeri,” harap dia.
Dihubungi terpisah, peselancar senior asal Australia, Mark Flint menilai, para peselancar lokal yang rata-rata masih muda tersebut sangat bersemangat dan juga jago berselancar. Mark Flint mengharapkan adanya dukungan berbagai pihak untuk mereka.
“Mereka sangat bersemangat dan sangat jago. Atraksi mereka saat surfing contest Nias Board Rider beberapa waktu lalu sangat spektakuler. Mereka perlu dukungan,” ujar Mark yang mengaku selama 30 tahun ini tinggal atau bolak-balik ke Pantai Sorake. (EN)
January 9th, 2012 at 8:43 AM
Semangat terus anak Nias, “Beach Boiz bisa”
benar sekali bahwa banyak Generasi Nias yang ingin mengangkat kemajuan Nias ini di mata dunia, tetapi pelatihan kurang dan modal tidak mendukung…
Dukunglah kami bapak/Ibu sampai kami bisa…
January 16th, 2012 at 10:09 PM
for me…
let’s we sling bkrjasma untuk membngun NIAS island YG PLING qta cintai,
there’s not egain keterlmbatan…