Kabupaten Nias kekurangan alat hemodialisa
MEDAN – Dinas Kesehatan Sumatera Utara berharap pemerintah di daerah itu dapat menganggarkan pembelian peralatan cuci darah (Hemodialisa) untuk Kabupaten Nias, karena tidak memiliki alat tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Chandra Syafei di Medan, mengatakan pihaknya mendorong agar Pemprov Sumut melalui Bantuan Daerah Tertinggal (BDB) untuk menganggarkan peralatan cuci darah (Hemodialisa) di Kepulauan Nias.
Sebab masyarakat terutama penderita ginjal di Kepulauan Nias yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota itu, harus keluar dari kepulauan tersebut ketika melakukan cuci darah.
“Dinas Kesehatan Sumut tidak bisa menganggarkan pembelian alat cuci darah itu melalui APBD,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya bersama DPRD Sumut sudah mendorong ketersediaan alat cuci darah tersebut melalui BDB.
“Bisa juga melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) atau melalui APBN. Kita sangat setuju dengan langkah ini untuk menyediakan peralatan cuci darah di Kepulauan Nias, agar masyarakat tidak perlu repot-repot harus keluar dari wilayah tersebut,” katanya, hari ini.
Ketika ditanya berapa idealnya kebutuhan alat cuci darah di kepuluan tersebut, ia tidak dapat memastikannya. Sebab harus diketahui dulu seberapa banyak pasien setiap harinya membutuhkan layanan kesehatan untuk cuci darah.
“Harga satu unit peralatan cuci darah itu, saya tidak tahu pasti. Tetapi soal berapa banyak alat yang diperlukan, semuanya dilihat dari jumlah pasien yang membutuhkan,” katanya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Sumatera Utara Analisman Zalukhu mengatakan, masyarakat di lima daerah di Kepulauan Nias sangat membutuhkan peralatan cuci darah.
“Kebutuhan alat itu diketahui dari kunjungan kerja baru-baru ini,” katanya.
Menurut dia, pihaknya mengetahui jika banyak warga di Kepulauan Nias yang selalu melakukan cuci darah. Namun sayangnya, warga tidak dapat melakukan pengobatan di Kepulauan Nias karena ketiadaan peralatan cuci darah.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di empat kabupaten dan satu kota yang ada di Kepulauan Nias mengenai upaya penyediaan peralatan cuci darah.
“Sayangnya, mereka belum mampu,” katanya.
Sumber: www.waspada.co.id – Sabtu 22 Oktober 2011