Ratusan Masyarakat Demo Tuntut Bupati Nisel Turun Dari Jabatannya
Nias Selatan – Ratusan masyarakat Kecamatan Teluk Dalam Selasa, (23/7) kembali melakukan aksi unjukrasa besar-besaran yang dipimpin oleh Sudi Manao dan Novensius Duha SH. Mereka meminta Bupati Nias Selatan Fahuwusa Laia SH MH turun dari jabatannya karena selama 2 tahun lebih telah melakukan berbagai kebijakan yang meresahkan masyarakat dan diduga korupsi keuangan negara milyaran rupiah.
Beberapa spanduk yang dibawakan para pengunjukrasa bertuliskan “Turunkan Bupati Nisel, Angkat Sekda Defenitif, Pertanggungjawabkan Dana Rp10 M lebih yang tanpa SPM, Angkat Semua Honorer jadi CPNS, Semua Kebijakan Pemda adalah Perintah Asnah Larosa Istri Bupati Nisel dan Turunkan Bowo’asa Hia dari Kabag Kepegawaian serta Asaludin Laia sebagai Kabag Keuanganâ€.
Selain hal tersebut, tuntutan masyarakat yang dibacakan Novensius Duha SH yaitu juga meminta penegak hukum untuk mengusut kekayaan Bupati Nisel, Pengangkatan CPNS yang bukan honorer 15 orang, Pengangkatan Satpol PP dan Linmas yang belum diketahui status kontraknya yang sudah bekerja tapi belum menerima honor, pelaksanaan proyek tembok penahan di pantai Desa Hilisataro tanpa prosedur.
Selanjutnya, massa meminta Bupati agar mengembalikan tanah rakyat di Alo’oa dan Silambo, menghentikan intervensi istri Bupati. Kabag Keuangan dan Tandanafaudu Laia/Ama Nita (anggota KPUD Nisel) memonopoli proyek Pemerintahan Nisel, turunkan Herman Laia SH MHum dari Plt Sekda Nisel, tetapkan Sekda defenitif sesuai rekomendasi Gubsu, dan bubarkan BUMD PERUSDA karena sarat dengan KKN.
Massa juga meminta dan mengultimatum pihak DPRD Nisel untuk meneruskan hak inrerpelasi dan hak angket yang telah terlaksana tahun lalu dalam rangka kasus CPNS gate tahun 2005, akibat pengumuman pemenang CPNS dari Bupati Nisel Fahuwusa Laia SH MH dilakukan sebanyak 3 kali dengan nama-nama pemenang yang berbeda-beda.
Massa yang merasa kecewa karena tidak diterima oleh Bupati Nisel Fahuwusa Laia SH MH berjanji akan kembali melakukan unjukrasa apabila tuntutan mereka tidak digubris oleh Bupati Nisel.
Merasa tidak dihargai oleh Bupati Nisel, massa mulai bertindak anarkis tapi tak sempat terjadi karena aparat kepolisian yang dipimpin langsung oleh Kapolres Nisel AKBP Drs MP Nainggolan dan Waka Polres Kompol Andreas Karo-Karo SH dengan cepat melakukan pendekatan persuasif sampai massa membubarkan diri dengan aman. (SIB, 23/07/08)