Akademisi Harus Bantu Pengembangan Temuan Energi Baru
*Joko dkk juga mempresentasikan temuan yang diberi nama `Pembangkit Listrik Tenaga Jin‘
Yogyakarta (ANTARA News) – Kalangan akademisi terutama para ahli dari perguruan tinggi semestinya membantu penyempurnaan dan pengembangan temuan energi baru dari warga masyarakat sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Ide atau temuan apa pun dari warga masyarakat, kalau memang untuk kemanfaatan bangsa dan negara, semestinya dibantu penyempurnaan dan pengembangannya oleh para ahli dari perguruan tinggi, bukan sebaliknya hanya dipandang `sebelah mata` atau dianggap mengada-ada,” kata Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Nanang Ismuhartoyo, Rabu
Ia mengatakan temuan energi baru seperti `blue energy` (bahan bakar berbahan baku air) dan `banyu geni` yang semuanya merupakan temuan warga masyarakat, semestinya diapresiasi kalangan akademisi khususnya para ahli dari perguruan tinggi.
“Itu menjadi kewajiban para ahli dan akademisi untuk menguji kelayakan secara ilmiah dan ekonomis terhadap temuan energi baru tersebut,” katanya.
Kalau temuan energi baru itu setelah diuji ternyata kurang sempurna atau nilai ekonomisnya masih terlalu tinggi, bisa dibantu mencarikan solusinya. “Jadi kewajiban para akademisi terutama para ahli membantu hal-hal seperti itu,” katanya.
Menurut dia, perlu pula dibantu presentasinya di depan pemerintah sehingga membuka peluang kemungkinan temuan energi baru tersebut bisa dikembangkan secara massal dengan modal pemerintah bersama swasta.
“Untuk itu, mudah-mudahan tidak muncul sikap arogansi akademisi terhadap berbagai temuan energi baru tersebut, mengingat penemuan ini semata-mata untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara,” katanya.
Joko Suprapto warga Jawa Timur bersama teman-temannya menemukan energi baru yang diberi nama `blue energy`.
`
Blue energy` yang dibuat dengan substitusi hidrogen pada karbon tak jenuh itu, pada sekitar 2005 pernah didiskusikan dengan para akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada kesempatan itu Joko dan kawan-kawannya juga mempresentasikan temuannya yang diberi nama `Pembangkit Listrik Tenaga Jin`. Alatnya berupa kotak berisi empat baterai kecil, yang katanya bisa menghasilkan listrik berkapasitas 25 Kilo Watt.
Namun, karena waktu itu Joko dan kawan-kawan tidak bisa menjelaskan secara ilmiah atas temuannya, pihak UGM tidak lagi merespons tindak lanjutnya.(*) (Antara, 28/05/08)
August 7th, 2008 at 2:32 AM
SUDAH SAAT nya negar kita harus maju,dan berpikir kritis untuk menciptakan temuan temuan eergy baru, karena mengingat negara kita sangat tertinggal dengan produksi2 alat2 canggih atau temuan 2 tekhnology baru, mengingat latar belakang kita , negara indonesia yang sumber kekayaan alamnya jauh lebih banyk dibanding negara2 lain tetapi pengelolaanya menjadi energy sangat kurang, dilihat dari sejumlah lulusan fakultas tekhnik dan fakultas kimia pertahun, tetapi kenapa masih belum bisa memecahkan masalah penemuan energy baru, hal ini yang menjad dilema bagi kita generasi muda umummnya. Dan sudah saatnya mulai dari sekarang kaum generasi muda tidak hanya bisa saja demo ke pemerintahan, dan mengharap2 menjadi PNS, tetapi saatnya generasi muda kita maju dengan penemuan2 ilmiahnya dalam menciptakan energy baru dengan dukungan pemerintah tentunya guna pembiayaan proyek hasil penelitiannya, seperti energy yang dihasilkan dari AIR melalui Hydrolisis, atau pembangkit listrik perumahan dengan energy surya yang di pasang di tiap-tiap rumah, Sudah saatnya kita generasi baru dan negara kita tidak selalu tergantung dengan hasil produk negara lain, dan kita selalu menjadi konsumennya.. kalo begini terus kapan kita akan menjadi negara kaya….selalu di jajah dengan produk dari luar sementara kita selalu sebagai konsumennya….sehinga kebutuhan masyarakat akan selalu tergantung kepada negara…