Produksi Biofuel Sebuah ‘Kejahatan Terhadap Kemanusiaan’
Produksi biofuel secara besar-besaran adalah ‘Kejahatan Terhadap Kemanusiaan’ karena dampaknya terhadap harga-harga pangan dunia, kata pelapor khusus PBB Jean Ziegler kepada radio Bayerischer Runfunk.
Menggunakan tanah-tanah pertanian untuk memproduksi biofuel telah mengurangi luas lahan untuk memproduksi bahan pangan, demikian peringatan sejumlah pengamat.
Ziegler meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengubah kebijakannya atas subsidi pertanian dan menghentikan dukungan terhadap program-program yang hanya ditujukan untuk mengurangi utang.
Pertanian seharusnya juga disubsidi di daerah-daerah di mana ia menjamin kelangsungan hidup penduduk loka, katanya.
Ziegler juga menuduh Uni Eropa melakukan dumping pertanian di Afrika.
“Uni Eropa membiayai ekspor surplus pertanian Eropa ke Afrika … di mana mereka ditawarkan setengah atau sepertiga harga produksi mereka,†tuduh Ziegler.
“Ini menghancurkan secara total pertanian Afrika,†katanya.
“Sebagai tambahan, spekulasi pasar internasional atas komoditas pangan haruslah dihapuskan,†kata Ziegler.
Dalam sebuah wawancara dengan koran berhaluan kiri-tengan Perancis Liberation, ia memperingatkan bahwa dunia sedang menuju “huru-hara jangka panjang†dan konflik jenis-jenis lain akibat kekurangan dan kenaikan harga-harga pangan.
Dalam bulan-bulan terakhir, harga-harga pangan yang melambung telah memicu protes yang disertai kekerasan di Kamerun, Mesir, Etiopia, Haiti, Indonesia, Pantai Gading, Madagaskar, Mauritania, Filipina dan sejumlah negara lain.
Di Pakistan dan Thailand tentara telah dikerahkan untuk mencegah perampasan bahan pangan dari lahan-lahan dan lumbung-lumbung pertanian, sementara kenaikan harga pangan memicu pemogokan umum di Burkina Faso. (HeraldSun/14/04/08)