Indonesia akan menanam 79 juta pohon
JAKARTA, Indonesia – Indonesia, yang laju penciutan hutannya lebih tinggi dari negara lain berharap akan menanam 79 juta pohon dalam satu hari menjelang pertemuan Perubahan Iklim PBB yang akan diselenggarakan di Bali akhir tahun ini. Demikian dikatakan oleh Masyhud, jurubicara kementerian Kehutanan, Jumat.
Pohon-pohon tersebut, yang kebanyakan pohon eukaliptus dan jati, akan ditanamam menyebar di seluruh Indonesia pada tanggal 28 November, kata Masyhud.
“Kami ingin menghijaukan Indonesia dan mengurangi kerusakan hutan semampu kami,” katanya.
Aktivis kehutanan Greenpeace, Hapsoro, mengatakan menanam pohon adalah baik, namun merupakan usaha yang hampir sia-sia mengingat laju pengrusakan hutan yang begitu tinggi.
“Menanam pohon adalah baik, tetapi Greenpeace tetap pada pendapatnya mengimbau pemerintah menghentikan sementara semua penebangan pohon untuk memberi kesempatan pada hutan untuk meremajakan diri,” katanya.
Kelompok lingkungan mengatakan bulam Mei lalu bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia lebih tinggi dari pada laju di negara-negara lain, di mana hutam yang rusak per jam setara dengan sekitar luas 300 lapangan bola. Kementrian Kehutanan tidak membatah pernyataan ini.
Sekitar 1.8 juta hektar hutan rusak antara tahun 2000 dan 2005 (setara dengan 2% laju kerusakan per tahun), kata kelompok lingkungan.
Selain akibat penebangan komersial secara besar-besaran, hutan Indonesia juga rusak akibat kebakaran dan pembersihan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.
Masyhud mengatakan bahwa sejak tahun 2003 pemerintah telah meluncurkan sejumlah inisiatif pelestarian termasuk penandatanganan persetujuan dengan Jepang dan Uni Eropa untuk melarang impor produk penebangan ilegal.
Pemerintah menanam pohon di daerah seluas 1 juta hektar pada tahun 2006 dan pada tahun ini direncanakan penaman pada daerah seluas dua kali lipat, katanya.
Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan perubahan iklim PBB di Bali pada bulan Desember mendatang. Para menteri lingkungan dari 80 negara akan bertemu untuk memulai pembicaraan tentang langkah-langkah yang harus diambil dunia setelah periode komitmen pertama protokol Kyoto brakhir tahun 2012. (Yahoo News, 5 Oktober 2007)