Irigasi Di Nias Dikembangkan Menuju Swasembada Beras
Gunungsitoli, WASPADA Online
Dalam rangka pengembangan operasi pemeliharaan infrastruktur irigasi di Kabupaten Nias, BRR Nias dan Asian Development Bank (ADB) dalam kerangka ETESP (Earthquake and Tsunami Emergency Support Project) melaksanakan workshop selama dua hari di Ruper Laverna, Gunungsitoli, Selasa-Rabu, 11-12 September 2007.
Kegiatan workshop ini diikuti oleh 96 orang peserta dari 19 desa yang berada di 12 Kecamatan di Kabupaten Nias. Peserta yang diundang terdiri dari Camat, Kepala Desa, TPP (Tenaga Pendamping Petani) dan Ketua P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air).
“Tujuan pelaksanaan workshop ini adalah untuk mencari kesamaan pandang tentang beberapa hal, antara lain mencari model partisipatif dalam pelaksanaan dan operasi pemeliharaan aset bangunan irigasi pertanian serta adanya Peraturan Daerah (Perda) terkait pemanfaatan dan operasi pemeliharaan”, demikian Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BRR Irigasi Kabupaten Nias Ir. Frenius Manik di Gunungsitoli, Rabu (12/9).
Bupati Nias Binahati B. Baeha dalam sambutan pembukaan menyatakan workshop ini mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan produksi beras di Kabupaten Nias. Menurut Binahati, salah satu faktor penentu keberhasilan peningkatan produksi beras adalah jaminan ketersediaan air rigasi di lahan-lahan persawahan.
Ia lebih lanjut menerangkan, berdasarkan data yang ada, 73 persen areal pertanian di Kabupaten Nias merupakan sawah tadah hujan. Hanya 4.555 hektar (ha) atau 27 persen merupakan sawah yang beririgasi. Hal ini menurutnya jauh ketinggalan dibandingkan kabupaten lain di Sumatera Utara yang memiliki sawah beririgasi sebesar 75 persen hingga 100 persen.
“Permasalahan di sektor pengairan ini cukup kompleks, sehingga melalui pelaksanaan workshop ini dapat dirumuskan solusi dan langkah-langkah penanganan irigasi secara komprehensif, termasuk pemberdayaan kelembagaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun”, demikian ungkap Binahati.(a13)
Sumber: Waspada, Sabtu 15 September 2007