Laporan Stern Tentang Dampak Ekonomis Perubahan Iklim
Sir Nicholas Stern, seorang mantan ekonom Bank Dunia (World Bank), ditugaskan oleh Menteri Keuangan Inggris Gordon Brown untuk membuat laporan tentang dampak perubahan iklim terhadap ekonomi dunia.
Setelah melakukan kajian selama 14 bulan, Nicholas Stern sampai pada kesimpulan bahwa dampak pemanasan global akan menelan biaya sekitar 1 persen dari GDP dunia untuk memangkas peningkatan gas-gas rumah kaca dan mengerem kecenderungan pemanasan global. Dikatakannya, tanpa aksi yang sungguh-sungguh sejak sekarang, perubahan iklim akan mengakibatkan: kekeringan yang meluas, banjir, badai dan kelaparan. Tanpa aksi apa-apa, biaya ini akan meningkat 20 kali dari angka ini pada akhr abad 21.
Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengatakan bahwa laporan Stern merupakan “laporan terpenting tentang masa depan yang pernah saya terima sejak saya menjadi Perdana Menteriâ€, dan mengatakan laporan ini “melenyapkan argumen yang tersisa tentang kepasivan menghadapi perubahan iklimâ€.
“Tidak perlu diragukanlagi bahwa apabila sains benar tentang perubahan iklim, konsekuensi bagi planet bumi adalah bencana. Bencana ini tidak terjadi dalam skala periode jangka panjang versi science fiction tetapi di zaman kita hidupâ€, katanya.
“Lebih jauh, kalau kita tidak bertindak sekarang, bukan di masa depan tetapi sekarang, konsekuensi-konsekuensi ini tidak dapat diperbaiki lagi†katanya.
Tony Blair juga menghimbau komunitas internasional untuk memperlihatkan kepimpinan untuk secara bersama-sama mengatasi masalah global ini dengan tindakan nyata.
Laporan Stern menyimpulkan bahwa, jika dunia terus memproduksi emisi-emisi karbon pada laju sekarang, konstentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfir akan mencapai dua kali angka pra-industri pada tahun 2035 dan akan meingkatkan suhu global sebesar dua persen.
Dalam jangka panjang ini akan memberikan 50 persen peluang bagi dunia untuk mengalami pemanasan sebesar lima persen.
Perubahan suhu sama di masa lalu – dalam hal ini penurunan suhu – telah menghasilkan zaman es terkhir.
Kenaikan suhu sebesar dua atau tiga derajat akan mencairkan glasier dan mengurangi pasokan air untuk lebih dari satu miliar penduduk bumi. Kenaikan suhu laut memaksa sekitar 200 juta penduduk berpindah tempat, penyakit seperti malaria akan menyebar luas dan hingga sekitar 40 persen spesies akan terancam punah. (Sumber: politics.co.uk, 30 Oktober 2006).