Propinsi Tapanuli-Nias (TANI) ?
Ilham Mendröfa
Satu hal yang begitu mendasar dalam pertimbangan saya adalah: Nias dan Tapanuli memiliki akar kebudayaan yang berbeda dan bedanya sangat lebar. Terkecuali alasan keterkaitan geografis dan sinergisme dalam transaksi ekonomi, tidak ada alasan yang kuat untuk ikut dalam rembukan Propinsi Tapanuli.
Akan tetapi ruang kompromi untuk ikut serta dalam gugusan propinsi baru ini dimungkinkan apabila:
- representasi masyarakat Nias ikut dilibatkan dalam mengusung gagasan propinsi Tapanuli. Representasi ini tidak saja mewakili komunitas politik, tetapi komunitas pengusaha, komunitas budaya dan komunitas akademis masyarakat Nias juga ikut dilibatkan dalam perbincangan formal perjuangan propinsi tapanuli di DPR-RI;
- tokoh-tokoh Tapanuli yang menjadi pioneer dalam mengusung gagasan propinsi tapanuli juga berbesar hati meberikan ruang untuk hadirnya entitas masyarakat Nias dalam forum-forum nasional, dalam konteks perjuangan propinsi baru;
- karena Tapanuli dalam defenisi (baik defenisi budaya dan entitas) tidak ada hubungan / kaitan dengan Nias, maka penamaan propinsi baru ini saya sarankan menjadi Propinsi Tapanuli-Nias (bisa disingkat menjadi Propinsi TANI). tentu saja penamaan ini bukan hanya saja sekedar nama, tetapi bukti bahwa masyakat Tapanuli sejajar dengan masyarakat Nias dalam konteks propinsi baru ini;
- tentu saja konsekuensi penamaan ini terapresiasi dalam formulasi politik regional. Misalnya ada konvensi, kalau gubernur dari suku Tapanuli maka wakil gubernur dari suku Nias. Formulasi kesejajaran ini tentunya tidak saja dalam wilayah politik, tetapi juga di seluruh ruang kemasyarakatan di Propinsi TANI tersebut;
- tokoh masyarakat Nias yang ada distruktur pemerintahan sekarang mengurangi pernyataan profokatif, yang seakan-akan masyarakat Nias setuju-setuju saja ikut dalam gagasan propinsi baru ini. Harus dipahami, bahwa pendapat mereka yang mempunyai kedudukan formal pemerintahan (seperti pernyataan Bupati Nias Binahati B. Baeha, SH di Harian SIB 23/05.2006) tidaklah mewakili pandangan umum masyarakat Nias secera keseluruhan;
- legislative daerah, harus berinisiatif menggalang pertemuan bottom-up di tingkat akar rumput untuk menjajaki pendapat masyakat konstituen mereka. Tentunya penjajakan ini dilakukan dengn metode yang akademis;
- komponen Pemuda Nias yang saya kategorikan sebagai masyarakat akademis muda Nias juga harus berinisiatif membuka ruang komunikasi dengan komunitas serupa di tatanan masyarakat Tapanuli dan terus berkonsolidasi memperjuangkan gagasan Propinsi TANI;
- yang terakhir, issue propinsi baru ini harus dibahasakan dalam tema-tema percepatan pembangunan kawasan Pantai Barat Sumatera. Issue yang dibangun harus berlandas kepada isu kesejahteraan, tidak pada issue sektarian, terlebih-lebih issue agama. Mayoritas tokoh yang menggagas propinsi baru ini adalah teman-teman Kristen yang dalam beberapa dokumen yang saya baca; dalam pertemuan tokoh-tokoh tersebut, sering menyebutkan, membuat statement salah satu argumentasi pembentukan Propinsi Tapanuli adalah memperjuangkan marginaliasi masyarakat daerah karena alasan agama-agama. Saya pikir, komponen pejuang Propinsi TANI, harus cerdik dalam membangun wacana dan issue. Kita harus meminimalkan resiko dan hambatan perjuangan dengan tidak mengusung issue-issue yang tidak relevan, dan issue SARA adalah issue paling tidak relevan dalam gagasan pembentukan Propinsi TANI.
Point-point ini tentunya hanya mencerminkan pendapat pribadi saya. Banyak sekali data dan fakta terbaru yang mungkin belum saya ketahui, yang mempengaruhi tidak akurasinya pendapat-pendapat saya di atas.
Khususnya untuk masyarakat Nias perantauan, yang perspektifnya mungkin lebih baik, harus berani menyusun grand design Propinsi TANI yang isinya menggambarkan keadilan dan proporsionalitas pembangunan masyarakat Tapanuli dan Nias.
Harus ada kesepahaman tertulis, gentlement agreement atas komitmen yang menegaskan bahwa Propinsi TANI ini memberikan ruang / akses yang sejajar / sama bagi masyarakat Nias dalam proses pemerintahan, proses politik, ruang ekonomi dan ruang kemasyarakatan lainnya dalam Propinsi Tani.
Propinsi TANI adalah propinsi yang hadir karena perjuangan bersama masyarakat Nias dan masyarakat Tapanuli, propinsi yang di dalamnya ada kompromi dan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama.