Kepemimpinan Itu Memberikan ‘Buah’, Bukan Memperkaya Diri

Monday, August 11, 2014
By susuwongi

Pembicara Andy Iskandar dan peserta Seminar Servant Leadership | EN

Pembicara Andy Iskandar dan peserta Seminar Servant Leadership | EN

NIASONLINE, JAKARTA – Salah satu persoalan mendasar dalam kepemimpinan adalah banyaknya yang orang menempati posisi kepemimpinan, yang menentukan nasib banyak orang namun tidak memiliki ‘modal’ yang menjadi jaminan bahwa kepemimpinannya akan membawa manfaat bagi para pengikutnya.

Pemimpin seperti itu biasanya tidak memiliki buah berupa nilai-nilai yang menjadi dasar bagi orang lain untuk mengikutinya. Pemimpin seperti itu biasanya tidak asli.

“Orang membutuhkan pemimpin yang orginal, bukan yang ‘plastik,” ujar Andy Iskandar, pembicara utama dengan tema Kepemimpinan yang Melayani (Servant Leadership) pada Seminar pengembangan Kepemimpinan, Kewirausahaan dan Spiritualiatas yang digelar LEAD Center Chapter Nias di aula Gereja Kalam Kudus, APL Tower Lantai 12, Central Park, Jakarta Barat, Minggu (10/8/2014).

Dia mengatakan, kepemimpian yang melayani itu, bermula dari kemampuan memimpin diri sendiri, baru memimpin orang lain.

Hal senada juga diungkapkan oleh Theocentric Motivator yang juga pengagas LEAD Center, ELoy Zalukhu.

“Leadership itu mulai dari memimpin diri sendiri, lalu memimpin orang lain. Banyak yang sibuk mencari pengikut, bukan membrikan buah. Kalau Anda memberikan buah, maka orang-orang akan mengikutimu. Untuk anak-anak Nias, ingat ini baik- baik. Ketika Anda ada di jabatan apapun nanti, bukan soal bagaimana mencari pengikut. Tapi bagaimana memberikan buah melalui pekerjaanmu,” jelas dia.

Eloy menjelaskan, contoh agung dari kepemimpinan yang melayani itu adalah seperti nyata dalam pelayanan Yesus Kristus. Dia yang adalah Allah sendiri, mau datang dan hidup bersama dengan manusia bahkan hingga mengorbankan diri-Nya.

“Itulah contoh sempurna kepemimpinan yang melayani itu. Keberadaan kita berguna bagi orang lain. Demikian halnya dengan kepemimpinan di level apapun Anda berada,” jelas dia.

Dia menjelaskan, banyak yang hidup secara salah kaprah, termasuk dalam kepemimpinan. Mereka berpikir, kesuksesan itu ditandai dengan menjadi kaya. Dia menegaskan, kesuksesan itu, termasuk dalam kepemimpinan, adalah soal kesetiaan pada apa yang telah diberikan, baik bakat, talenta maupun tanggungjawab.

“Soal kaya itu, banyak caranya. Salah satunya dengan korupsi seperti sekarang banyak terjadi dan kita saksikan. Kaya tidak identik dengan kesuksesan. Kesuksesan itu adalah soal kesetiaan pada apa yang telah diberikan Tuhan kepadamu untuk digunakan dan berguna bagi orang lain. Dengan itu, maka pada akhir hidupmu, Anda akan mati dengan orisinil, bukan sebagai imitasi,” papar dia.

Apolonius Lase saat menyampaikan brief update Nias dalam pemberitaan | EN

Apolonius Lase saat menyampaikan brief update Nias dalam pemberitaan | EN

Pemimpin yang Bersih

Dalam paparan singkatnya, pengurus LC-Nias yang juga anggota dewan redaksi www.Nias-Bangkit.com, Apolonius Lase memaparkan perkembangan kondisi di Nias dari sisi pemberitaan media. Berbagai kasus dipaparkan, dimana sebagian besarnya terkait dengan praktik korupsi dan kongkolikong di dalam berbagai kegiatan pemerintahan.

“Dalam berbagai kasus, banyak hal yang harusnya masyarakat itu nikmati, namun terkendala karena sikap dari pejabat di pemerintahan daerah sendiri. Prinsipnya, saya dapat apa, dapat berapa. Kalau itu tidak terpenuhi, maka tidak akan jalan,” jelas dia.

Sementara pengurus LC-Nias lainnya yang juga anggota dewan redaksi www.niasonline.net, Etis Nehe menjelaskan beberapa perkembangan terbaru di bidang politik dan pemerintahan. Paparannya fokus pada persiapan menjelang Pilkada yang sudah dekat.

“Sesuai aturan yang masih berlaku, pergantian kepala daerah adalah lima tahun dihitung sejak dilantik. Karena itu, seluruh kepala daerah di Nias akan berakhir masa jabatannya pada 2016. Enam bulan sebelumnya, sudah masuk tahapan Pilkada. Itu berarti tahapa Pilkada di hampir semua daerah di Nias akan dimulai pada akhir 2015,” jelas dia.

Dia memaparkan, berdasarkan data KPU Sumut, masa jabatan bupati Nias Selatan akan berarkhir pada 12 April 2016, Bupati Kabupaten Nias berakhir pada 9 Juni 2016, Walikota Gunung Sitoli berakhir pada 13 April 2016, Bupati Nias Barat berakhir pada 14 April 2016 dan Bupati Nias Utara berakhir pada 12 April 2016.

Baik Apolo maupun Etis sepakat pada satu hal bahwa kesempatan yang ada menjelang pelaksanaan pilkada harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengedukasi masyarakat agar memilih pemimpin yang bersih dan memimpin Nias ke depan.

Berdoa untuk Nias | EN

Berdoa untuk Nias | EN

“Kalau ingin Nias berubah, maka kita harus terlibat memperbaiki keadaan. Mari ambil bagian mendorong orang-orang yang bersih memimpin Nias. Beritahu kepada keluarga di Nias mengenai orang-orang yang baik yang layak dipilih sebagai pemimpin,” ujar Apolo.

“Nias memiliki banyak putra-putri yang layak memimpin dan bersih. Cuma orang-orang ini perlu didorong dan didukung. Mereka umumnya memiliki modal dana dan politik yang terbatas. Kita bisa ambil bagian dari sekarang dengan mendoakan, mendorong dan mendukung orang-orang seperti itu menjadi kandidat pemimpin ke depan. Jangan biarkan orang-orang yang tidak beres berada di posisi penting pemerintahan, yang menentukan hidup banyak orang, termasuk keluarga kita di sana,” tambah Etis.

Kegiatan ini diakhiri dengan renungan singkat dan doa bersama untuk Nias, para pemimpinnya dan juga masa depan Nias serta kegiatan LC-Nias ke depan. (en)

Tags:

3 Responses to “Kepemimpinan Itu Memberikan ‘Buah’, Bukan Memperkaya Diri”

Leave a Reply

Kalender Berita

August 2014
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031