Bahagia Dakhi: Nias Selatan Butuh Pemimpin yang Mau Miskin

Friday, May 2, 2014
By susuwongi

Suasana Temu Kangen | EN

Suasana Temu Kangen | EN

NIASONLINE, JAKARTA – Banyaknya kasus korupsi yang telah menjerat banyak pejabat di Nias Selatan (Nisel) menjadi perhatian para tokoh masyarakat Nisel dalam acara Temu Kangen Tokoh Masyarakat Nias Selatan se-Jabodetabek di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta, pada Kamis (1/5/2014).

Kombes Bahagia Dachi, penggagas acara tersebut mengatakan, apa yang terjadi saat ini di Nisel memang sangat memrihatinkan dan harus didorong agar proses hukum atas berbagai kasus yang terjadi dapat dituntaskan.

Meski begitu, kata dia, apa yang saat ini terjadi, juga tidak bisa serta merta menyalahkan pejabat yang memimpin. Sebab, menurut dia, apa yang terjadi saat ini di Nisel, tidak lepas dari kesalahan masyarakatnya sendiri dalam memilih pemimpin mereka.

“Bisa jadi yang memilih mereka adalah keluarga kita juga. Doa kita, jangan sampai terjadi lagi seperti sekarang ini pada 2016. Mari kita menjadi perpanjangan tangan saudara-saudara kita di kampung. Kasih tahu jangan lagi pilih mereka yang suka korupsi,” jelas dia.

Dia mengatakan, tidak masalah siapapun yang akan jadi pemimpin di Nisel asal motivasinya beres. Supaya keadaan seperti saat ini tidak terulang lagi.

“Pertemuan ini menunjukkan bahwa masyarakat Nisel di perantauan juga rindu terjadi perubahan di Nisel. Jangan sampai terjadi lagi seperti sampai saat ini. Kalau mau pulang ke Nisel, harus yang punya hati, yang takut Tuhan. Kalau mau jadi bupati harus siap miskin. Jangan mencari kaya di Nisel. Saya juga akan bilang itu kepada siapa yang mau jadi bupati berikutnya,” tegas dia.

Mantan Kapolres Surabaya Selatan itu juga memastikan, tidak ada motivasi politik tertentu pada pertemuan itu. Semata-mata sebagai bentuk tanggungjawab sebagai putra Nisel untuk ikut ambil bagian bersama masyarakat Nisel lainnya untuk memikirkan dan melakukan sesuatu.

“Ini tidak ada motivasi politik. Saya hanya punya tanggungjawab dan kewajiban sebagai putra Nias, khususnya Nisel. Kita kepanjangan tangan keluarga kita di sana,” kata dia.

Dia juga mengingatkan, saat ini di Nisel banyak yang mudah tergoda dengan uang. Soalnya, kehidupan di sana saat ini begitu susah. Banyak sekali pengangguran.

Hukum adat juga perlu dikembalikan lagi, kata dia. Sebab, sekarang ini, budaya malu sudah hampir tidak ada lagi.

“Hukum adat juga perlu dikembalikan lagi. Ini perlu kita pikirkan. Sekarang sudah tidak ada budaya malu. Sebab pejabat kita juga tidak ada rasa malunya. Orang kota bilang, kebusukan itu dimulai dari kepala. Tugas kita semua untuk kita sampaikan ke kampung buat saudara-saudara kita supaya punya hati dan jangan mau diperalat,” papar dia.

Karena itu, tambah dia, mulai saat ini, siapa yang akan memimpin Nisel ke depan, harus dipersiapkan dari saat ini.

“Kalau nanti siapkan sudah dekat-dekat waktu, lalu akhirnya main sogok sana-sini. Masa tidak ada orang Nisel yang bisa memimpin. Masih banyak. Tapi, ingat kata-kata saya, kalau mau jadi pemimpin Nisel, saya dukung penuh. Tapi, harus siap miskin. Itu baru hebat. Kita harus siapkan betul siapa yang akan memimpin ke depan. Kita siapkan dari sekarang. Jangan sampai terjadi lagi seperti dua periode masa kepemimpinan ini. Yang pertama sudah masuk penjara,” kata dia.

Suasana pertemuan | EN

Suasana pertemuan | EN

Dia juga mendukung proses hukum yang sedang berjalan saat ini atas beberapa kasus yang melibatkan banyak pejabat di Nisel. Meski begitu, dia mengatakan, prosesnya memang kadang tidak mudah selain juga harus menjunjung asas praduga tak bersalah.

“Mari kita dukung semua proses hukum yang berjalan. Tapi tidak perlu kita memaki-maki mereka. Mari kita dewasa. Kalau kita sudah dewasa, tidak ada persoalan yang tidak bisa selesai. Maukah kita berubah. Tapi kalau warga kita bilang mau berubah, tapi nanti dikasih duit lagi lalu berubah, ini tugas kita semua agar itu tidak terjadi lagi,” jelas dia.

Dalam pertemuan itu, juga mengemuka usulan agar para unsur pimpinan di Nisel melakukan rekonsiliasi dan duduk bersama demi kepentingan masyarakat Nisel.

“Para pejabat di Nisel juga diminta duduk bersama kembali. Membuang ego dan kepentingan sendiri demi masyarakat Nisel. Kalau tidak begitu, masalah-masalah tidak akan selesai. Kesampingkan rasa ego, kedepankan kepentingan masyarakat Nisel,” tandas dia. (en)

Tags:

8 Responses to “Bahagia Dakhi: Nias Selatan Butuh Pemimpin yang Mau Miskin”

Leave a Reply

Kalender Berita

May 2014
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031