Tim Riset Bawömataluo Audiensi Dengan Jajaran Pemkab Nias Selatan
Audiensi itu dalam rangka memaparkan kegiatan workshop yang akan dilakukan tim tersebut di Desa Bawömataluo selama tiga hari pad 27-29 Desember 2012.
Tim riset tersebut dipimpin oleh Dr Yoyok Wahyu Subroto. Sedangkan Bupati Idealisman disertai jajaran lengkapnya, termasuk para kepala dinas.
Sebelumnya, kepada Nias Online, Dr Yoyok menjelaskan, selain dukungan masyarakat Desa Bawomataluo, pihaknya juga membutuhkan dukungan ril dan konsisten dari pemerintah daerah. Tanpa itu, kata dia, kegiatan itu akan mengalami kendala.
Yoyok menjelaskan agenda akhir tahun tersebut berisi paparan langsung di depan masyarakat Desa Bawömataluo tentang kegiatan riset yang telah berlangsung sejak Agustus 2011 tersebut.
Dalam workshop itu, Ketua Tim Peneliti Desa Bawömataluo, Nias Selatan pada Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik UGM itu mengatakan, 18 materi presentasi akan dibawakan.
Tiga di antaranya dibawakan oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan dan dua warga Desa Bawömataluo, yakni Teruna Wau dan Ariston Manaö (Kepala Desa) untuk menjelaskan hasil kunjungan mereka ke Jepang bersama tim riset pada Oktober lalu.
“Mereka akan mempresentasikan hasil kunjungan mereka ke Jepang pada Oktober lalu supaya diketahui masyarkaat. Sisanya dibawakan oleh tim riset. Tidak hanya presentasi, juga akan ada diskusi,†jelas dia.
Selain presentasi, kata dia, tim juga akan mengadakan semacam simulasi yang melibatkan warga desa. Yakni, beberapa orang akan diberikan kamera dan diminta memotret bagian mana saja di desa itu yang dianggap menarik.
“Dari situ nanti kita akan analisis kira-kira sebenarnya tempat-tempat atau objek-objek mana saja yang menurut masyarakat sendiri menarik. Itu diperlukan untuk menyusun branding Bawömataluo sekaligus masterplan desa menjadi desa wisata ke depan,†papar dia.
Sebelum menggelar workshop, tim juga akan mengikuti acara Seminar Pemuda yang digelar di desa itu pada 26 Desember, yang menghadirkan pembicara, salah satunya, putra desa itu, mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia, Hekinus Manaö.
Tim gabungan itu sendiri melakukan riset pendahuluan pada Agustus 2011. Selanjutnya disusul dengan riset lanjutan pada Juli 2012. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melaluiWamendikbud Wiendu Nuryanti juga telah memberikan dukungannya atas riset ini.
Desa yang terkenal dengan perkampungan tradisional dan atraksi lompat batunya itu, telah masuktentative list di Unesco sejak 2009. Namun, sejak itu, tidak pernah ada tindaklanjut hingga tim UGM-Jepang ini datang dan melakukan riset pada 2011 hingga saat ini. (EN)