Nilai Uji Kompetensi Guru Nias Selatan Termasuk Terendah Nasional
Hal itu berdasarkan paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di Jakarta, Jum’at (16/3/2012) terkait hasil uji kompetensi awal guru tersebut.
Nuh menjelaskan, 10 kabupaten/kota dengan nilai rata-rata terendah adalah Kepulauan Mentawai (26,60), Dogiyai (26,80), Barito Utara (28,37), Morotai (28,40), Lampung Barat (29,97), Intan Jaya (30), Nias Selatan (30,28), Gunung Mas (30,34), Buru Selatan (30,64), dan Halmahera Timur (30,68).
Sebaliknya, 10 kabupaten/kota dengan nilai rata-rata tertinggi adalah Blitar (56,41), Sukabumi (55,88), Gresik (55,41), Malang (53,71), Jembrana (53,63), Magelang (53,62), Surakarta (52,49), Pasuruan (52,30), Denpasar (52,23), Banyumas (52,23).
Di tingkat provinsi, penurunan kualitas itu juga terjadi. Provinsi Sumatera Utara berada di peringkat ke-25 dari 33 provinsi dengan nilai rata-rata hanya 37,4 atau jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 42,25.
Tak heran bila ternyata, dalam kategori 10 daerah dengan nilai tertinggi, Provinsi Sumatera Utara tidak memiliki wakil satupun. Sebaliknya, menempatkan satu wakilnya, Kabupaten Nias Selatan, dalam kelompok 10 daerah dengan nilai terendah.
Untuk tingkat provinsi, rata-rata nilai tertingi diraih oleh Daerah Istimewa Yogyakarta (50,1), DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Tengah (47,1), Jawa Timur (45,2), Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), dan Sumatera Barat (42,7).
Dari sisi jenjang pendidikan, nilai rata-rata guru TK adalah 58,87, guru SD adalah 36,86, guru SMP adalah 46,15, guru SMA adalah 51,35, guru SMK adalah 50,02, guru SLB adalah 49,07, dan pengawas adalah 32,58.
Secara nasional, kata Nuh, hasil uji kompetensi awal itu menunjukkan nilai rata-rata guru secara nasional sangat rendah. Capaiannya hanya 42,25 dari skala 100. Rinciannya, guru dari 154 kabupaten/kota yang memiliki nilai di atas 42,25 sedangkan guru dari 337 kabupaten/kota memiliki nilai di bawah 42,25.
Berdasarkan hasil uji kompetensi awal tersebut, Nuh mengakui terjadinya kesenjangan kualitas guru yang sangat lebar antar daerah.
“Misalnya, nilai rata-rata guru dari kota Blitar sebesar 56 sedangkan nilai rata-rata guru dari Kepulauan Mentawai hanya 26. Berarti deltanya 30, ini luar biasa gapnya. Maka nantinya pengembangan guru harus dialihkan ke daerah-daerah terendah ini,†kata Nuh. (EN/*)
Yahowu..!
Dengan adanya program ini, harus kita perbaiki secepatnya agar kita bisa bersaing dengan daerah lain yang hasil uji kompetensinya baik…
penting bagi setiap kita (pemimpin/guru) belajar lebih banyak lagi. membaca buku-buku atau mengadakan pelatihan yang mendukung bidang ilmu yang dimiliki..
pemerintah harus cepat bertindak dan mendukung hal ini jika tidak nasip LULUSAN kita bisa lebih buruk di masa depan.
saoha golo.
KITA PRIHATIN AKAN HASIL UJI KOMPETENSI TERSEBUT. PEMERINTAH DAERAH PERLU SELALU MENGADAKAN MONEV (MONITORING DAN EVALUASI) KEPADA GURU2. BAGAIMANA MEREKA MENCERDASKAN ORANG LAIN, SEMENTARA GURU ITU SENDIRI TIDAK CERDAS. MAKANYA DANA TUNJANGAN SERTIFIKASI YG DIBERIKAN OLEH PEMERINTAH, DIMANFAATKAN UTK PENINGKATAN MUTU GURU. BAPAK/IBU GURU YG KAMI BANGGAKAN……….. BERUPAYALAH UNTUK CERDAS AGAR SISWA ANDA CERDAS, DAN SEMAKIN PROFESIONALLAH !!!!!!! . …………………. TERMAKASIH
admin, ada kabar tentang hasil uka nias barat? saya butuh info, tolong ya,,