Belum Ada Bantuan Korban Penganiayaan
Medan, Kompas – Pemerintah belum memberikan bantuan signifikan kepada korban penganiayaan, Ferina Nduru (5). Ferina merupakan satu dari enam anak pasangan Siati Nduru (30) dan Talizanolo Nduru (45). Tiga anak dari pasangan ini tewas setelah ibunya membacok tubuh mereka saat tidur.
â€Kami belum menerima konfirmasi bantuan dana pemerintah. Saya sendiri tidak tahu dari mana dana pengobatan Ferina nanti,†tutur Kepala Pusat Layanan Informasi dan Pengaduan Anak (Puspa) PKPA Azmiati Zuliah, Selasa (12/1), saat ditemui di Rumah Sakit Santa Elisabeth, Medan, Sumatera Utara.
Azmiati mengatakan, untuk sementara pendanaan akomodasi dan pengobatan Ferina berasal dari PKPA dan Kesusteran Laverna Gunungsitoli, Nias. PKPA dan Kesusteran Laverna berinisiatif membawa Ferina ke RS Santa Elisabeth, Medan, untuk menjalani perawatan intensif. Ferina mengalami luka di bagian telinga, bahu, dan ibu jarinya putus.
Suster Clara Duha yang membawa Ferina ke Medan menyayangkan minimnya perhatian pemerintah. Sejauh ini belum ada inisiatif bantuan pemerintah untuk korban penganiayaan. â€Kami galang dana dari utang dahulu,†katanya.
Stres berat
Pasangan Siati dan Talizanolo hidup di Desa Fatodano, Kecamatan Ulugao, Kabupaten Nias. Peristiwa sadis tersebut terjadi setelah pasangan suami istri itu bertengkar di hadapan anak-anak mereka. Siati diduga mengalami stres berat setelah sang suami mengolok-oloknya dengan sebutan gila.
Olok-olok ini diteruskan oleh anak-anak mereka pada 25 Desember malam. Saat ini tiga anak mereka yang selamat berada di Gunungsitoli (dua anak) dan Ferina di RS Santa Elisabeth.
Pada Selasa sore, Menteri Sosial Salim Segaf Al’Jufrie mengunjungi Ferina di RS Santa Elisabeth. Salim prihatin atas kondisi Ferina. Persoalan ini, tuturnya, mestinya tidak terjadi. Kedua orangtua mereka tidak mengantisipasi pertengkaran keluarga akan mengakibatkan peristiwa sadis tersebut.
Menurut dia, perlu keterlibatan sosiolog untuk mengatasi persoalan seperti ini. Para sosiolog bisa mencari penyebab terjadinya persoalan ini.
Persoalan ini, katanya, tidak lepas dari kemiskinan yang membelit keluarga. Lantaran itu, Kementerian Sosial bertekad mengurangi kemiskinan. Tahun ini Kementerian Sosial bertekad mengurangi angka kemiskinan 1-2 persen. Sementara sampai tahun 2014, Salim bertekad mengurangi angka kemiskinan 8-10 persen. (NDY)
Sumber: Kompas