Rektor STIE-IBEK Prof. DR. L.A. Manullang Ditipu WN Nigeria Rp. 1,8 Miliar
Jakarta (SIB)
DR LA. Manullang, rektor STIE-IBEK Jakarta ditipu seorang warga negara (WN) Nigeria sebesar Rp1,8 miliar. Rektor yang juga bergelar profesor itu sebelumnya dijanjikan akan dihibahkan dana bantuan dari Burkina Faso, sebuah negara di Afrika, sebesar US$25 juta.
Awalnya, LA Manullang menerima surat elektronik (e-mail) dari Bank of Africa yang berpusat di Burkina Faso pada Senin (3/9). Dalam surat itu disebutkan saya adalah kandidat yang terpilih untuk menerima dana hibah sebesar US$25 juta, kata Manullang kepada wartawan di Polda Metro Jaya, kemarin.
Uang itu ditujukan untuk membiayai pembangunan kampus yang bertaraf internasional. Mereka bilang saya terpilih karena saya consern dengan pendidikan dan soal kemanusiaan, dan memang saya ada obsesi untuk membangun kampus, papar korban.
Dalam surat itu, ditulis bahwa dana sebesar US$25 juta itu telah berada di tangan seorang diplomat bernama Prince Shanka Moye. Belakangan diketahui bahwa pria yang mengaku bernama Shanka Moye itu adalah Anthony NNadozie Nmelu, 32, WN Nigeria yang mengotaki penipuan tersebut.
Sang profesor pun percaya begitu saja. Terlebih pada Selasa (4/9), ia menerima surat lagi yang mengatakan bahwa Shanka Moye sudah tiba di Jakarta dengan membawa uang sebesar US$25 juta seperti yang dijanjikan. Dalam surat itu juga saya diminta menyetor uang sebesar US$6 ribu untuk biaya diplomasi di Jakarta, katanya.
Profesor kembali percaya dan menyetor uang sejumlah yang diminta ke sebuah rekening BCA. Lalu pada Jumat (7/9), sang profesor bertemu dengan Shanka Moye di Hotel Century Park, Jakpus. Saat itu ia menunjukkan tanda pengenalnya yang menunjukkan bahwa dia memang diplomat, jelas profesor.
Pria negro itu kemudian meminta lagi uang sebesar US$32 ribu. Katanya untuk dana pencairan bantuan. Uang sejumlah itu pun dibayarkan secara tunai. Dia berjanji malamnya box berisi US$25 juta akan diantar ke rumah saya.
Namun janji itu tidak terbukti. Dalam komunikasi selanjutnya, sang profesor dimintai uang lagi sebesar US$150 ribu sebagai syarat terakhir sebelum uang diserahkan.
Sang profesor yang mulai curiga lantas menghubungi perwakilan PBB untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Malaysia. Ternyata nama Prince Shanka Moye tidak terdaftar sebagai diplomat, keluhnya. Ia lantas melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya pada Jumat (14/9).
Bersama reserse, korban menjebak pelaku dengan cara memancingnya dengan uang tunai Rp 200 juta dan janji bertemu lagi di halaman parkir Hotel Century Park. Kita bilang itu uang muka, kata profesor.
Pada Senin (17/9) itulah polisi berhasil menangkap Anthony yang mengaku sebagai Shanka Moye.
Total kerugian itu mencapai Rp1,8 miliar. Saya sampai menjual 2 rumah milik saya, ratap sang profesor. Kini WN Nigeria berbadan gempal itu masih menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya. (Jos/o)
Sumber: SIB, 27 September 2007
di tipu boru manullang
Horas
Saya orang melayu malaysia nama saya tajudin, karena cinta saya menikahi seorang perempuan batak. sebelum saya nikahi dia, nya janda yang pernah kerja malam. dia berasal dari medan dan keluarga nya sekarang tinggal di pal merah slipi, jakarta.
karena yakin dia bakal jujur dan berubah, saya nikahi dia dan berikan dia segala keperluan hidup melebihi dari kenidupan dia selama sebelum kenal saya.
ayah mertua dan abang ipar serta adek ipar saya semua nya baek sama saya.
yang saya kesel adalah.. dia sanggup ngomong cinta di depan saya..tapi di belakang saya di “neak” dan burokan saya. lebih saya kesel dan rasa tertipu adalah dia sering hantar uang kepada cowok dan bila saya ketemu bukti dia tidak minta maaf malah dia lebih galak marah kan saya…dan bawa nak pergi dari saya, saya tau dia egois dan malu karena bila dia sadar saya punya bukti yang dia hantar uang pada cowok dia terus marah dan lari dari saya…sedangkan saya kasi tau dia yang yang tahu semua nya mengharapkan dia minta maaf dan sadar kesilapan dia.
apakah semua cewek batak sama seperti isteri saya yang nama nya veronika manullang… maaf saya curhat di sini kerna saya harap satu hari akan ada orang sadarkan dia betapa akan ada karma kalo sering buat kejahatan pada manusia. dan jujur saya masih sayangkan dia sampai detik ini.
Apa kabar Pak Manullang
Saudara saya adalah lulusan dari IBEK dan sekarang bekerja dalam jaringan international untuk human rights. Surat electronic seperti yang Profesor terima itu sering kali dia terima, apa lagi saudara saya memang selalu mencari funder untuk kegiatan organisasinya, tapi untung saudara saya tidak pernah ketipu.
Mungkin bermanfaat juga bagi teman-teman yang sering menerima surel semacam ini untuk memegang teguh peribahasa nenek motang “There is no free lunch. Whatever people offer you, they will expecting something in return.” Makanya, nggak mungkinlah orang dari negeri kecil menawarkan dana free segitu banyak secara cuma-cuma. Jadi setiap kali orang menawarkan sesuatu, pikir apakah hal tsb logis?
Semoga pengalaman Profesor ini menjadi contoh bagi yang lain.
Salam
Ernest J.K. Wen
Penulis
Apa kabar pak…..!