Pernyataan BRR Nias Model Rekonstruksi Terbaik di Dunia Dipertanyakan

Medan, (Analisa)Anggota DPRD Sumut dari daerah pemilihan (Dapem) Nias-Nisel menyesalkan pernyataan tentang BRR Nias model rekonstruksi terbaik di dunia. Pernyataan itu sangat melukai dan menyakiti rakyat Nias, sebab yang diungkapkan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Hal itu diungkapkan Aliozisokhi Fau SPd, Analisman Zalukhu S.Sos, Drs Amaano Fau Msi, Sobambowo Bu’Ulolo dan Zaman Gomo Mendrofa kepada wartawan, Selasa (26/6) kepada wartawan di gedung dewan, menanggapi adanya pernyataan bahwa BRR Aceh-Nias model rekonstruksi terbaik di dunia disampaikan Ketua BRR Aceh-Nias Kuntoro Mengkusubroto di media massa.

Kelima anggota DPRD Sumut itu menyatakan, tidak bisa dipungkiri, banyak pekerjaan BRR di Nias cukup bagus, tapi jangan diglobalkan semua pekerjaan rekonstruksi di Nias yang terbaik di dunia. Penilaian semacam itu, jelas menyakiti hati rakyat Nias karena tidak jelas parameter yang digunakan.

“Apakah Ketua BRR Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto sudah melihat kondisi riil di lapangan. Atau jangan-jangan hanya menerima laporan ‘ABS’ (Asal Bapak Senang) dari kursi kerja,” ujar Alio.

JUJUR

Alio dan Analisman minta Kuntoro berkata sejujurnya dan jangan sampaikan informasi ‘miring’. Rekontruksi yang dilihat sebagai sample jangan hanya di Gunung Sitoli (ibukota Nias), tapi keseluruh daerah di kepulauan Nias, seperti di Lotu, Teluk Dalam, Amandraya, lolowau termasuk proyek pengamanan pantai di Teluk Dalam senilai Rp5,6 milyar.

Alio politisi dari Fraksi Partai Demokrat itu menyebutkan, beberapa indikasi yang dianggap kegagalan BRR Nias, yaitu 2 tahun telah melaksanakan rekonstruksi di Nias, target pencapaian penggunaan anggaran hanya 50 persen.

Artinya, pimpinan BRR Nias tidak mampu melaksanakan lanjutan rekonstruksi Nias. Ini sesuai dengan laporan Bupati Nias kepada Komisi E DPRD Sumut baru-baru ini.

“Temuan-temuan yang disampaikan BRR termasuk di DPRD Sumut, hanya dijelaskan cara penanggulangan dan pengendalian, tapi tidak pernah dilaksanakan,” ungkap Alio.

Selain itu, lanjut Alio senada Analisman, beberapa kontraktor yang diputuskan kontraknya disebabkan oknum staf BRR meminjam uang rekanan, akibatnya kontraktor tidak mampu melanjutkan pekerjaannya.

Namun disayangkan, oknum staf BRR itu hanya dihukum pindah tugas masih dalam lingkungan BRR dengan alasan mempermudah penyidikan jika terjadi pemeriksaan.

“Apakah ini merupakan gambaran prestasi terbaik di dunia?” tanya Alio. (sug)

Sumber: Analisa, 27 Juni 2007

This entry was posted on Wednesday, June 27th, 2007 at 1:28 PM and is filed under Berita Lain Lain. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed.