Sekilas Blue Print Pembangunan Nias
Oleh: M. J. Daeli
Ketika membuka Nias Islands Stakeholder Meeting (NISM) ke-3 di Jakarta, Kamis 8 Maret 2007 Kepala Bappenas Paskah Suzetta menegaskan bahwa blue print yang tertuang dalam Inpres No.30/2005 belum sepenuhnya mengakomodir kepentingan masyarakat Nias. Karena itu harus dipresiapkan master plan khusus untuk Nias agar Nias dapat dibangun kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BRR Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto mengatakan menyambut gembira rencana Bappenas mengeluarkan cetak biru (blue pint) pembangunan Nias. Soalnya, selama ini BRR membangun Nias tanpa cetak biru. “Ini adalah hal yang menggembirakan. Selama ini, ibaratnya kami membangun Nias ini tanpa tujuan. Ini namanya seperti tambal sulam. Ada sekolah rusak kami perbaiki, ada jembatan rusak kami betulkan,” ujar Kuntoro.
Pernyataan kedua Pejabat itu patut disambut gembira oleh semua yang cinta Nias. Gaungnya disambut oleh Bupati dan DPRD Kabupaten Nias dengan meminta sumbangan pemikiran masyarakat Nias di Jakarta tanggal 14 April 2007 yang lalu, untuk kemudian disampaikan kepada BAPPENAS sebagai bahan masukan penyusunan master plan pembangunan Nias.
Dalam ilmu ekonomi pembangunan, master plan suatu wilayah atau blue print dalam bahasa Indonesia disebut “rencana tata ruangâ€. Master plan (yang baik) menunjukkan jenis-jenis pembangunan dan arah lintasannya yang bersifat mendukung, dan bukannya bersifat menghancurkan, terhadap kebebasan dan martabat manusia. Dalam master plan tersurat dan tersirat “pembangunan yang manusiawiâ€. Artinya: pembangunan bukan hanya demi pembangunan berkelanjutan (sustainable development) melainkan pembangun demi kelangsungan hidup (sustainable lifehood).
Penyusunan master plan pembangunan yang manusiawi, memang tidaklah mudah. Membutuhkan tiga persyaratan utama. Pertama, partisipasi dan keterlibatan warga (dalam hal ini masyarakat Nias) dalam mengambil keputusan, yang berarti mendengarkan aspirasi. Kedua, mempertimbangkan skala prioritas. Ketiga, pembangunan harus mempertimbangkan unsur keadilan.
Masalah tata ruang (master plan) memang serba abstrak. Termasuk di dalamnya masalah lintas bidang kepentingan seperti pelestarian lingkungan hidup, kepentingan penataan ruang budidaya bagi kegiatan produktif pemenuhan kebutuhan hidup manusia, kepentingan tata ruang mukim dan ruang sistem mobilitas manusia, bahkan juga menyangkut masalah kepentingan kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan.
Yang terbanyak dan cukup rumit variabelnya adalah yang menyangkut sistem tata ruang pemukiman manusia serta sistem ruang mobilitasnya. Hal ini lebih umum disebut sebagai tata ruang sistem kota serta sistem jaringan jalan. Demikian rumit dan penting keduanya, sehingga sering citra tentang tata ruang di mata masyarakat tercermin dari ukuran tentang apa yang dapat dihasilkan oleh sistem ini bagi kesejahteraan masyarakat.
Aspirasi yang muncul dari bawah (rakyat) memperkuat basis pengakuan pada pelaksanaan pembangunan. Masyarakat yang memahami, menyadari, mengakui, dan mengikuti sebuah proses pembangunan, dengan sendirinya akan timbul rasa memiliki (sense of belonging) dan peduli (sense of caring). Berarti ikut menjaga, melestarikan dan mengamankan proyek pembangunan yang dijalankan.
Memang harus diakui melibatkan massa dalam proses pembangunan membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang, detail, dan kompleks. Tetapi bagaimanapun, proses ini sangat demokratis dan sanggup menyentuh martabat warga masyarakat. Dan, yang pasti bahwa derajat penerimaan masyarakat lebih kuat ketimbang penolakannya. Selama ini yang terlihat adalah kebijakan pembangunan kurang menghiraukan suara arus bawah.
Skala prioritas sebuah proyek pembangunan bisa dinilai dari urgensitasnya, segi kemanfaatan, aspek pemeliharaan, cakupan masyarakat yang mendapatkan manfaat dari proyek pembangunan itu, dan kemampuan sumber daya. Yang berarti pembangunan yang menghasilkan nilai-nilai keadilan yang bisa dinikmati secara bersama-sama.
Bagi masyarakat Nias (Kabupaten Nias dan Nias Selatan), dengan adanya master plan pembangunan (sedikitnya untuk 25-30 tahun) memungkinkan memiliki pengetahuan arah mana yang hendak ditempuhnya, apa peranannya dalam Republik ini, dan bagaimana dalam proses itu masyarakat Nias merumuskan dirinya sendiri dan esensi kebudayaannya sendiri. Dengan demikian diharapkan pula bahwa, master plan ini lebih memacu masyarakat Nias melaksanakan pembangunan sehingga setaraf dengan daerah lain. Namun patut disadari bahwa, dambaan itu terwujud atau tidak terwujud tergantung pada kesiapan mentalitas masyarakat Nias sendiri
Dambaan masyarakat Nias untuk memiliki master plan pembangunan, searah dengan semangat visi dan misi BRR yaitu “memanusiakan kembali korban bencana alam di NAD dan Nias†, serta cita – cita BAPPENAS dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.
Dengan etika pembangunan seperti telah disebut di atas maka tujuan penyusunan master plan pembangunan Nias (untuk 25-30 tahun) ialah agar tercipta peribadi dan masyarakat Indonesia di Nias yang: (a). merasa dan berbuat sebagai subjek kemajuan dan pembangunan, (b). percaya diri (PD) menghadapi setiap perubahan sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, (c). menyadari hubungan lingkungan dengan hidup sama dengan dua sisi satu mata uang, dan (d). menyadari bahwa kelangsungan pembangunan tergantung pada kemampuan sendiri memelihatra perimbangan yang dinamik antara perubahan dan pembangunan, ketertiban, serta persepsi keadilan sosial yang berubah.
Meskipun selama merdeka belum pernah ada master plan pembangunan Nias, namun berbuat baik tidak mengenal terlambat. Kita percaya bahwa semua pihak yang memiliki kehendak baik pasti mendukung tersusunnya master plan pembangunan Nias. Dan, berterima kasih kepada penggagas awal dan semua pihak yang terlibat. Sejarah pembangunan Indonesia akan mencatat.
Jakarta, 22 April 2007
Trimakasih kami ucapkan kepada pemerintah Indonesia dlm hal ini Bappenas yang akan mengeluarkan Blue print kabupaten Nias dan Nisel, sekarang tantangan bagi apakah kita siap akan hal tersebut, semua itu tergantung kita, pemerintah sudah memberikan wadah, bagaiman kita mengisi, maka diperlukan suatu master plan yang akan dibuat para ahli di sektornya serta keterlibatan warga Nias lainnya, mari kita berikan ide yang cemerlang, saya mengusulkan agar dilibatkan para pemimpin sektor yang tahu akan kebutuhan lembaganya / instansinya, jangan kita kebanyakan konsultan dari luar, perlu kerjasama antara pusat dan daerah, daerah jangan juga memaksakan kehendaknya, boleh dipaksakan tapi ada rasional—> proyek banyak uang dipaksakan dalam master plan, hal tersebut kita kurang setuju, tapi kebutuhan masyarakt yang diutamakan misalnya fasilitas jalan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, penguatan pendapatan mislnya peningkatan hasil pertanian.
Demikian, terimakasih
Yth. Bapak M.J. Daeli
Terima kasih penjelasan dari Bapak tentang hal topik di atas, saya semakin memahami perwujudan Masterplan Kepulauan Nias, setelah mengikuti dan menyimak penjelasan dari Bapak.
Kita terus mendukung dan mendoakan agar hal ini dapat terealisasi dan lagi Bapak Kepala BAPPENAS Paskah Suzetta telah mendukungnya dan akan segera mempersiapkannya, hal ini disambut gembira oleh BapakKepala BRR Aceh-Nias, Bapak Kuntoro Mangkusubroto.
Kemudian diteruskan oleh Bupati dan DPRD Kabupaten Nias dengan meminta sumbangan pemikiran masyarakat Nias di Jakarta tanggal 14 April 2007 yang lalu, untuk kemudian disampaikan kepada BAPPENAS sebagai bahan masukan penyusunan masterplan pembangunan Nias.
Harapan saya agar Masterplan ini segera terwujud.
Selamat berkarya, Buat Pemkab. Nias dan Pembkab. Nisel, “Ono Niha”, Pemkab. Sumatera Utara, BRR dan BAPPENAS untuk meletakkan dasar “Pondasi” Pembangunan kepulauan Nias untuk 25 tahun kedepan.
Tuhan berkati
Salam hormat saya
Restu Jaya Duha
Karlsruhe – Jerman
– Kita harus bergembira dan positif dengan itikad baik Pemerintah Pusat & Daerah untuk menyempurnakan Blue Print Rehabilitasi & Rekonstruksi Nias sesuai dengan keinginan masyarakat Nias. Demikian pula dengan upaya Pemerintah Daerah dalam usaha menyusun Blue Print Nias 20-30 tahun ke depan. Kedua masterplan inilah yang akan memayungi dan mengarahkan pembangunan Nias ke depan. Inilah waktunya bagi Nias memancang pondasi pembangunan kehidupan masyarakat Nias yang lebih baik yang kita cita-citakan bersama.
– Kedua blueprint ini harus saling sinkron dan terintegrasi. Yang pertama walau dengan thema Rehabilitasi dan Rekonstruksi tetap harus terintegrasi dengan Blue Print Jangka Panjang Nias 20-30 tahun. Blue Print R&R menjadi ‘pintu masuk’ menuju pembangunan jangka panjang Nias. Tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu, seyogianya harus dilakukan koordinasi yang baik dengan semua pihak dalam penyusunannya.
– Pemerintah mensosialisasikan dengan baik dan tepat kepada masyarakat untuk menumbuhkan visi dan pemahaman yang sama akan pentingnya blueprint bagi mencapai tujuan kehidupan masyarakat Nias secara terencana, menumbuhkan sense of belonging and responsibility untuk mendukung, berpartisipasi dengan aktif dan positif dan mengawal proses perencanaannya hingga menghasilkan rumusan yang tepat dan baik, serta bertanggungjawab secara bersama-sama mengimplementasikannya kelak. Proses ini bukan hanya ‘gawean’nya pemerintah, tetapi tanggungjawab seluruh yang empunya dan dan berkompeten dengan Nias. Pembangunan Nias seyogianya dari, oleh dan untuk rakyat Nias, oleh karenanya dalam penyusunan kedua blueprint ini semestinya dibuka ruang seluas-luasnya bagi seluruh komponen masyarakat Nias berpartisipasi menyampaikan aspirasi dan pemikirannya. Tentunya untuk maksud dan tujuan ini harus diatur dengan mekanisme yang tepat dan terkoordiner dengan baik.
– Untuk masyarakat Nias, mari kita menjadikan proses ini bukan sesuatu oleh orang lain untuk kita, tetapi dari kita untuk kita. Ketika kesempatan dan ruang sudah diberikan, mari secara positif dan bertanggungjawab namun tetap menghormati mekanisme dan aturan yang berlaku, memberikan masukan-masukan yang positif. Kita ikut dalam proses membangun kehidupan kita sendiri. Kurang atau lebih hasilnya tidak menjadi masalah, yang penting kita sudah memulai pembaharuan kehidupan dengan langkah yang tepat dan lebih maju. Kalau tidak sekarang, kapan lagi….
Bravo Nias !
Esther Telaumbanua