Ada Apa Di Balik Bencana
Pdt. F. L. Bidaya, M. Div.
Ketua Sinode Gereja Banua Keriso Protestan Nias (BKPN) di Nias Selatan
Firman Tuhan berkata: “Sebab Tuhanlah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.†(Mazmur 91:9-11)I. Pendahuluan
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Firman Tuhan ini merupakan sebuah pengalaman rohani dan pernyataan iman dari si Pemazmur. Ayat Firman Tuhan ini menyatakan suatu jaminan bahwa orang-orang yang berlindung kepada Tuhan tidak akan ditimpa oleh malapetaka atau bencana. Bahkan tulah tidak akan mendekat di rumahnya. Sebab, ada “security†yang ditugaskan oleh Tuhan, yaitu malaikat-malaikat-Nya yang memiliki kekuatan yang luar biasa dan tidak pernah terlelap dan akan menjaga umat-Nya dari segala malapetaka dan dari segala tulah.
Namun, apa yang terjadi setahun yang lalu seolah-olah bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan ini? Karena yang terjadi ialah umat Tuhan, orang-orang yang berlindung kepada Tuhan ditimpa malapetaka dan bencana. Bahkan daerah-daerah yang dikenal sebagai daerah yang sangat religius seperti Aceh, demikian juga Pulau Nias yang dihuni oleh mayoritas orang-orang tebusan Tuhan, diporak-porandakan oleh bencana gempa yang amat dahsyat pada tanggal 28 Maret 2005, persis setahun yang lalu, yang menelan banyak korban jiwa dan harta benda. Ada yang kehilangn istri dan suami, ada yang kehilangan anak-anak dan orang tua, ada yan cacat seumur hidup, ada yang kehilangan tempat tinggal dan masih tidur di tenda sampai saaat ini. Juga, ada ribuan rumah ibadah yang hancur, serta tidak sedikit orang yang sampai dengan saat ini masih luka batin akibat bencana ini.
Dari inisiden ini muncul berbagai pertanyaan pesimistis. Mungkin ada yang bertanya: apakah insiden ini menunjukkan bahwa Tuhan ingkar janji, atau Tuhan tidak mampu lagi menyelamatkan umat-Nya dari malapetaka? Ataukah Firman Tuhan yang ditulis oleh si Pemazmur ini hanya pernyataan iman belaka tanpa mengandung kebenaran? Dimanakah para malaikat Tuhan yang selalu berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan dia pada saat gempa bumi terjadi? Apakah mereka sedang tertidur atau sedang keluar malam? Ataukah karena gempa tektonik itu berkekuatan 8,7 SR terlalu berat bagi mereka untuk menangkalnya?
Pertanyaan-pertanyaan ini wajar saja diungkapkan, pertanyaan-pertanyaan ini sangat manusiawi. Namun jika kita memahami bahwa di balik setiap bencana yang terjadi dan menimpa umat Tuhan, Tuhan izinkan karena ada rencana-Nya yang indah di balik semuanya itu, maka selaku umat Tuhan, yang wajar kita pertanyakan adalah: apa maksud Tuhan di balik bencana ini? Mengapa bencana ini Tuhan ijinkan terjadi atas kami dan daerah kami?
Saudara-saudara sekalian, inilah yang saya mau ajak kita seluruh masyarakat Pulau Nias untuk kita renungkan pada hari ini, berkenaan dengan acara mengenang setahun gempa di Pulau Nias.
II. Makna Di Balik Bencana
Saudara-saudara sekalian, setidaknya, ada kurang lebih tiga makna di balik setiap bencana yang diijinkan Tuhan terjadi atas umatnya.
1. Makna Edukatif
Bahwa setiap bencana yang tejradi merupakan suatu didikan dari Tuhan bagi umat manusia agar manusia bertobat dari segala dosa dan kejahatannya.
Alkitab mencatat bahwa pada zaman Nuh ketika manusia bertambah jumlahnya di muka bumi, maka kejahatan manusiapun bertambah besar dan segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah tuhan, bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi dan hal itu sangat memilukan hatinya (Kej. 6:5-6). Akhirnya Tuhan mendatangkan air bah laksana tsunami sehingga semua manusia musnah di bumi kecuali keluarga Nuh.
Alkitab juga mencatat bahwa pada zaman nabi Yunus, masyarakat kota Niniwe diancam oleh Tuhan akan ditunggangbalikkan, namun seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemimpin pemerintahan hingga masyarkat biasa menyesal dan bertobat dari dosa-dosanya, maka Tuhan mencabut hukumannya atas mereka.
Demikian halnya bencana yang melanda daerah kita setahun yang lalu, kita yakini bahwa ada maksud edukatif dari Tuhan, supaya kita semua bertobat dari segala dosa dan kejahatan kita. Kenyataan ini saya lihat terjadi di Pulau Nias. Pada saat gempa terjadi, banyak orang bertobat dari dosa dan kejahatannya, bahkan saya melihat suatu gerakan kebangunan rohani (revival) terjadi di Pulau Nias. Meskipun saya juga melihat ada orang-orang yang sudah bertobat kembali lagi ke ‘alam’nya semula setelah gempa tidak ada lagi.
2. Makna Tentative
Bahwa bencana alam diijinkan Tuhan terjadi merupakan suatu ujian yang bersifat sementara, untuk menguji kesetiaan kita selaku umatnya. Apakah dengan bencana yang mengenai hidup kita, kita masih loyal kepada Tuhan atau tidak.
Alkitab menceritakan tentang keluarga Ayub. Keluarga ini meerupakan keluarga yang kaya dan takut akan Tuhan dan sangat religius. Tetapi keluarga ini diijinkan Tuhan mengalami bencana angin puyuh, sehingga sepuluh orang anak yang dikasihinya jadi korban, mati semua dan rumah mereka rusak total, bahkan ayub sendiri kena tulah (Ayub 1,2). Bencana ini jelas bukan karena dosa-dosa ayub tetapi sebagai ujian terhadap imannya, apakah dengan bencana itu ayub yang sebelumnya dikenal sebagai orang yang sangat loyal kepada Tuhan, masih tetap loyal?
Demikian halnya dengan bencana gempa yang terjadi di Pulau Nias, merupakan suatu ujian, untuk menguji kesetiaan kita terutama sebagai umat Tuhan. Karena itu bagi saudara-audara yang langsung jadi korban saat itu, saudara jangan melihat hal itu semata-mata karena akibat dosa, lalu anda membanding-bandingkannya dengan orang lain yang secara kasa mata lebih berdosa tetapi tidak menjadi korban langsung.
Ingatlah bahwa di balik pencobaan itu Tuhan menguji iman saudara-saudara. Karena itu, tetaplah setia kepada tuhan. Kita yakin bahwa di balik kesetiaan kita ada berkat-berkat Tuhan yang menanti untuk kita nikmati, terutama kehidupan yang kekal di dalam Yesus Kristus Juruselamat kita. Karena itu saudara-saudara tidak perlu lagi bersedih, hentikan semua kesedihan dan air mata. Firman Tuhan berkata: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.†(I Pet. 1:6-7).
3. Makna Karitatif
Bahwa bencana yang terjadi dapat diijinkan oleh Tuhan untuk mendatangkan berkat besar (the great blessing) bagi kita sebagai tanda kasih-Nya yang besar atas kita. Dan ini sangat terbukti bahwa dengan bencana ini banyak orang dari berbagai negara di belahan dunia, tanpa diundang, datang dan mengulurkan tangannya, membuka dompetnya untuk memberikan pertolongan untuk merehabilitasi dan merekonstruksi kembali pulau Nias. Dan kita yakin bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama Pulau Nias akan menjadi pulih kembali, bahkan akan lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Karena itu bagi saudara-saudara yang hancur rumahnya, hancur ekonominya, jangan putus asa, ingat bahwa Tuhan Yesus sedang melakukan pemulihan atas negeri ini. Dan kita berdoa agar semakin banyak lagi orang-orang yang tergerak untuk mengorbankan hartanya untuk pulau Nias. Dan Tuhan akan memberkati mereka. Karena Yesus berkata, apa yang kamu lakukan pada saudaraku yang paling hina ini sesungguhnya telah melakukannnya untuk Aku (Mat. 25:45).
III. Kesimpulan
Karena itu saudara-saudara sekalian, dalam rangka mengenang setahun gempa di Pulau Nias pada hari ini, marilah kita mensyukuriinya di hadapan Tuhan. Jangan lagi kita lebih banyak menoleh kebelakang di tahun 2005. Marilah kita menatap ke masa depan yang lebih cerah dan jaya.
Dan marilah kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, marilah kita terus berharap kepada Tuhan, marilah kita terus bertobat dan beribadah kepada-Nya. Saya yakin dan percaya bahwa Tuhan Yeus Kristus yang adalah tempat perlindungan kita, akan memulihkan kita, sehingga Pulau Nias hari ini akan lebih baik dari Pulau Nias hari kemarin dan pulau Nias hari esok, akan lebih baik dari Pulau Nias hari ini. Tuhan memberkati. Amin.
Teluk Dalam, 28 Maret 2006
Note: Catatan : Disalin langsung dari naskah khotbah Peringatan Setahun Gempa di Pulau Nias, 28 Maret 2006 di Lapangan Orurusa, Teluk Dalam, Nias Selatan. Karena ada kendala dalam pengiriman, naskah ini baru dimuat sekarang. (Etis Nehe)