Noni Telaumbanua, Putri Nias, Penulis Buku Tentang Nias

Thursday, March 23, 2006
By nias

Di tengah kelangkaan minat masyarakat Nias untuk mendalami dan menekuni secara serius hal-hal yang berkaitan dengan budaya dan sejarah Nias, kehadiran Noni Telaumbanua di bidang ini sedikit melegakan. Noni, alias Ina Sara, yang kini sedang studi di Jeman, telah menulis cukup banyak buku tentang Nias, menyangkut berbagai topik. Untuk mengetahui lebih jauh siapa putri Nias ini dan pendapatnya tentang berbagai hal, E. Halawa* dari Nias Portal melakukan wawancara jarak jauh lewat email dengan Noni. Hasil wawancara tersebut ditayangkan berikut ini.

Tentang minatnya untuk menulis buku dan alsannya memutuskan untuk masuk ke jalur itu, Noni menjelaskan sebagai berikut.

Noniawati Telaumbanua

Noniawati Telaumbanua

Sewaktu kelas 5 SD saya telah menulis berbagai puisi dalam sebuah buku, hingga SMA ada sekitar 4 buku tulis terisi penuh dengan puisi. Lalu dengan seorang teman sekelas saat itu hingga SMP, kami selalu berlomba-lomba menulis cerpen versi kami sendiri. Lalu, sekembali dari Jerman (2000) saya memutuskan untuk membukukan sesuatu sehingga tidak hilang begitu saja bila hanya ditulis lalu disimpan di rak buku.
Kesempatan untuk menulis atau membukukan sesuatu bagi orang Nias terbuka lebar, manfaatnya juga besar sekali, kepentingannya pun bukan hanya untuk orang Nias saja, hal ini juga merupakan kepuasan jiwa sebagai penulis, sehingga dengan demikian saya memutuskan untuk menulis buku.

Ternyata, tema mengenai Nias itu luas sekali, ada banyak bahan penelitian atau hal-hal menarik tentang kita yang belum didokumentasikan. Ada yang terdokumentasikan tetapi dari versi orang luar Nias. Dari jalur ini juga saya bisa mendapatkan banyak kontak dengan berbagai kalangan, minimal sebagai nara sumber. Dan, dari jalur ini jugalah saya bisa mendapat promo untuk pendidikan lanjutan kelak.

Berikut adalah buku-buku yang telah ditulis Noni, dan yang sedang dipersiapkannya:

  1. Seri Ono Niha Jilid I : Misionar dan Utusan Misi Jerman ke Nias 1865-2001
  2. Prinsip Teknik dan Ilmu Pengetahuan di dalam Alkitab – bahan pelajaran untuk Sekolah Minggu.
  3. Misuno Yehowa – kumpulan lagu terjemahan para suster di masa misionar dari Bahasa Jerman ke Bahasa Nias, sebagai editor. (Lagu dan syair dalam Bahasa Nias belum pernah dibukukan namun selalu dinyanyikan).
  4. Visi dan Misi Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Nias Periode 2001-2006, sebagai editor bersama Ir. Restu Jaya Duha.
  5. Öri Ba Tanö Niha, bersama Ir. Restu Jaya Duha.
  6. Kumpulan Khotbah Pdt. Uwe Hummel dan Pdt. Sonia C. Parera Hummel selama bertugas sebagai Mitra Kerja VEM-Jerman di BNKP, sebagai editor bersama Ir. Restu Jaya Duha.
  7. Prospektif dan Wacana Pemekaran Kabupaten Nias Menuju Pembentukan Propinsi Tanö Niha, bersama Ir. Restu Jaya Duha, SE.

Yang sedang dalam persiapan adalah buku Seri Ono Niha Jilid II, tema dan judul belum bisa disebutkan saat ini. Yang setengah siap adalah buku Mi’angawuli ba Khöda (buku ini kumpulan pengalaman nyata pahit – getir orang Nias dari berbagai kalangan, tentang kisah dan perjuangan mereka ketika kembali ke Nias). Yang dalam tahap penyelesaian adalah buku ‘Persiapan, Perjalanan dan Studi di Eropa‘.

Noni memang terkesan mengkhususkan diri menulis tentang Nias. Inilah alasanya:

Kalau bukan kita yang menulisnya siapa lagi yang kita harapkan untuk mendokumentasikan harta benda milik kita di Nias. Membanggakan, kita punya harta sendiri, biar kecil tapi harta itu milik kita, masak orang lain yang memiliki dan menginventarisir harta kita?

Akan tetapi, saya kagum sekali, bahwa mereka, yang bukan suku Ono Niha, yang pernah menulis tentang Nias telah meluangkan banyak waktu, materi dan tenaga untuk mendokumentasikan kita. Ini pun bukan pekerjaan yang mudah, paling tidak mereka punya ‘cinta dan ketertarikan’ akan Nias, terlepas dari apa pun motivasinya menulis tentang Nias.

Sayang sekali, banyak yang menulis (orang dari luar) dan beropini negatif tentang kita, di mana kita sendiri tidak mengerti mengapa mereka berpendapat demikian, dan jadilah opini tentang kita terbentuk sedemikian rupa dan menjadi stempel bagi kita turun-temurun, dan kita pun menjadi berpikir demikian. Ini juga sebenarnya bisa diubah menjadi kekuatan suku Ono Niha.

Bidang ini peluangnya masih besar, kans untuk promo penelitian juga besar sekali, bidang ini cukup sehat karena mengarahkan kita untuk berpikir, mencari dengan teliti, dan membina komunikasi dengan berbagai kalangan.

Menulis tentang Nias menjadi suatu tugas pribadi dari hati kecil, setidaknya kelak untuk anak sendiri, bila dia mungkin tidak tinggal di Nias lagi, dia masih memiliki sekelumit peninggalan data tertulis di lemari bukunya.

Buku “Misionar dan Utusan Misi Jerman ke Nias 1865 – 2001” yang ditulisnya menyangkut sejarah masuknya misi Agama Kristen (khususnya Protestan) di Nias. Berikut adalah penjelasan singkat Noni tentang tujuan buku tersebut dan sumber-sumber rujukannya.

Tujuan buku jilid I ini adalah semacam ‘Open House’, di mana saya memaparkan data apa adanya secara kronologis, dan tanpa analisa mendalam apa pun berikut foto, dan sesuai informasi yang diperoleh dari lapangan. Semacam kumpulan data dan gambar yang dibukukan. Saya menggunakan versi Vereinte Evangelische Mission (VEM) untuk data / riwayat pribadi. Sebagai pembanding kronologi kurun waktu pemberitaan misi, saya menggunakan versi dari terjemahan Pastor Yohanes dari Museum Pusaka Nias dan beberapa nara sumber pribadi. Ada beberapa terjemahan artikel yang telah saya alihkan baik dari bahasa Inggris maupun bahasa Jerman, yang dianggap mendukung data tertentu. Foto-foto reproduksi saya beli dengan uang pribadi dari berbagai organisasi / museum, yang lain saya potret sendiri; ad juga beberapa foto berupa hibah dan ijin tertulis.

Noni coba menyampaikan sejumlah alasan mengapa sangat sedikit orang Nias yang menaruh minat pada studi tentang sejarah, budaya dan bahasa Nias.

Bidang ini membutuhkan banyak kemampuan, pengorbanan moril maupun materil. Pengorbanan yang tidak sedikit dan seperti kurang menjanjikan, bisa jadi sebagai hal yang menyulitkan kita untuk bekerja di bidang ini. Organisasi yang mendukung pun tidak banyak-bahkan hampir tidak ada, karena tidak menghasilkan uang dalam sekejap mata dan karena orang Nias sendiri tidak ‘duduk’ (ada)/tidak pernah punya kontak pribadi di organisasi yang berkompeten untuk itu.

Suku Ono Niha sendiri tidak begitu besar dalam hal kuantitas –kurang dari satu juta seluruh dunia; ini terasa sekali berkurang jumlahnya dengan dua kejadian bencana alam di Nias dalam kurun waktu 2001-2004 — bila dibanding dengan suku lain yang jauh lebih spektakuler kiprah dan penampilannya.

Bagi sebagian kalangan, bidang ini juga sangat tidak realistis untuk “cari makan”.

Sebagai penulis buku “Propinsi Tanö Niha”, Noni menjelaskan mengapa Nias harus menjadi sebuah provinsi, faktor-faktor pendukung dan pengganjal dari ide tersebut.

Buku ini saya susun bersama dengan Ir. Restu Jaya Duha, SE. di mana ide awalnya berasal dari beliau. Kami memperdebatkan masalah otonomi dan pemekaran, di mana beliau sebagai orang yang pro otonomi berikut pemekaran, dan saya pribadi orang yang kontra dengan pemekaran, berikut dengan berbagai alasan pribadi kami masing-masing. Data lengkap tentang Nias kami kumpulkan berikut data pembanding dari berbagai wilayah di Indonesia dan beberapa wilayah di negara-negara asing yang memiliki kesamaan tertentu dengan Nias.

Mengapa tidak kita jadikan sebuah buku saja ? Begitu pikir kami. Buku ini realistis saja karena berasal dari pikiran pro dan kontra dari berbagai sudut pandang. Bila membuat perencanaan hingga sekecil-kecilnya, alangkah sayang bila tidak memiliki tujuan pasti. Buku ini memuat strategi, tahapan-tahapan kelayakan, realita di lapangan dan sangat mendetail bagaimana mewujudkan sebuah pemekaran, jadi sekalian saja pemekaran propinsi versi Propinsi Tanö Niha yang telah ditinjau dari berbagai aspek. Ide ini untuk minimal jangka panjang 25 tahun kedepan (mencapai Propinsi Tanö Niha), jangka menengah (mencapai pemekaran Kabupaten/Kota) dan jangka pendek (mencapai pemekaran Kecamatan dan Desa).

Bila kita berpikir bisa, maka tidak sulit untuk mewujudkan keinginan kita. Jadi persiapkan saja dengan baik, jangan nantinya ketika dibutuhkan malah kalang kabut tidak punya data dan studi kelayakan.

Buku dengan tajuk di atas, kami pikir pasti spektakuler dan mengundang reaksi. Itu yang kami harapkan sebagai penulis. Ini penting, jadi judulnya kami beri demikian. Pro dan kontra tidak jadi masalah karena buku itu pun merupakan hasil dari pikiran pro dan kontra kami yang didukung oleh opini ratusan nara sumber yang pro dan kontra (pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh nara sumber kami).

Faktor pendukung menjadi sebuah propinsi: sangat banyak, di antaranya sumber daya [(Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Buatan (SDB)] dan kesatuan serta kerjasama yang baik.

Faktor pengganjal, salah satunya adalah kelemahan kita yang tidak begitu ‘canggih’ untuk mempromosikan diri di mana kelemahan kecil saja cenderung menutup pikiran dan mata kita untuk memasarkan ‘Ono Niha dan Kemampuannya’. Performance yang tidak meyakinkan membuat orang tersugesti untuk tidak yakin akan kemampuan kita.

Sebagai seorang putri Nias, Noni memberikan uraian berikut ketika ditanya harapannya dari budaya dan masyarakat Nias untuk perbaikan “status” wanita Nias.

Perbaikan „status“ itu tergantung pada bagaimana dan siapa yang memandang. Ada orang memandang bahwa status kami perempuan Nias harus diperbaiki. Ada yang berpandangan bahwa status kami baik-baik saja, tuh.

Apakah status perempuan Nias perlu perbaikan? Setiap orang punya opini tersendiri. Saya pribadi berpikir begini, istilah status diciptakan untuk memberi penilaian akan harkat dan martabat seseorang. Sayang sekali, saya tidak tertarik menilai-nilai status seseorang, apalagi beropini bahwa statusnya harus diperbaiki. Ini riskan.

Akan tetapi bila pertanyaannya seperti: bagaimana meningkatkan kemampuan intelektual atau kemampuan rohani atau pun kemampuan ekonomi seseorang, dalam hal ini kaum perempuan di Nias, ini bisa dijawab-oleh siapa pun, sekalipun jawabannya tidak singkat karena pasti ditinjau dari berbagai sudut pandang.

Namun perubahan (dalam hal ini peningkatan kemampuan) tetap kembali kepada masing-masing pribadi sang perempuan, apakah mau mengembangkan dirinya lebih dari yang sekarang atau merasa cukup dengan keadaan sekarang atau mungkin malah tidak menaruh minat lagi untuk ke luar dari ‚sesuatu yang tidak memajukan pemikiran’, misalnya.

Ketika Wawancara ini dilangsungkan, Noni sedang melanjutkan studi di Jeman.

Saya melanjutkan studi di Jerman untuk spesialisasi Pengembangan Wilayah (Bidang Perencanaan dan Manajemen Wilayah). Saya mengikuti persyaratan akademis yakni mengikuti perkuliahan S2 (penyetaraan dengan Peraturan Pendidikan Jerman), di mana S2 kita di Indonesia diakui sebagai S1 versi mereka (versi jalur perkuliahan dalam bahasa Jerman). Penulisan beberapa buku dalam berbagai tema ternyata sangat membantu ketika saya mencari universitas dan profesor di Jerman (karena ini bagian tersulit). Studi ini, bila Tuhan ijinkan, berlanjut hingga doktoral.

Formalitas ini diperlukan kendati penelitian untuk disertasi telah saya siapkan dalam versi Indonesia, jadi semoga waktu studinya bisa singkat. Penelitian yang saya ajukan adalah buku Prospektif dan Wacana Pemekaran Kabupaten Nias menuju Propinsi Tanö Niha. Penggagas ide buku ini sendiri, yakni, Ir. Restu Jaya Duha, SE., juga kelak mengikuti perkuliahan serupa, hanya bidang kami akan berbeda, biar spesialisasinya lebih banyak.

Catatan: Artikel ini ditayangkan di Nias Portal tgl 23 Maret 2005 dan kembali ditayangkan di sini dengan sedikit modifikasi dalam penyajian.

89 Responses to “Noni Telaumbanua, Putri Nias, Penulis Buku Tentang Nias”

  1. vitas

    Terimakasih ya bu Noni atas saran dan websitenya. Btw, jangan panggil saya ibu ya, karena saya adalah seorang pria. Sekali lagi terimakasih.

    Salam
    Vitas

    #3249
  2. Noniawati Telaumbanua

    Pak Vitas,
    terima kasih atas infonya. Sukses selalu buat Bapak dalam tugas di LSM.

    Salam,
    Noniawati Telaumbanua

    #3250
  3. yosa telaumbnua

    SYALOMM…..

    Halo kak noni!!!!!
    apa kahabar…….

    Nama saya Yosa Telaumbanua saya sekarang sedang study di Universitas Sumatara Utara. Medan…

    OHHHH ya!!!!!!!!!!!

    Saya mau nanya satu hal nich kak!!!!!!!!!!
    Jujur nich sampe sekarang nich saya ngk bisa bahasa nias sepeser pun!!
    Kadang saya malu kalo jumpa ama teman2 orang nias n mereka pake bahasa nias. Saya jadi bingung mau bicara apa!. Kadang saya malu, kok! orang nias ngk tau bahasa nias.Serba salah dech!!!!. Sekarang umur saya sudah 20 thn. Gimana donk solusinya??????????

    ALANA SAMPE SEKARANG NGK ADA YANG MAU NGAJARI SAYA BAHASA NIAS,

    #3320
  4. jimmy

    Ya’ahowu kak noni.
    salam kenal kak.
    kak pertama tama saya ucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Eka. kalau saya boleh tau Eka alm meninggal karena apa?
    kak…saya dulu pernah tinggal di nias selama 3 tahun.
    nias sudah jadi bagian dari hidup saya kak. banyak kenangan indah masa kecil saya disana.
    saya dulu sdnya di sd mutiara kak ( dari kelas 1 sampai kelas 3 ). saya teman kelasnya ginny moningka dan eka alm.
    kak…sewaktu eka alm kelas 3 sd…. kakak kelas berapa?

    sukses selalu ya kak..
    jimmy

    ps.
    kakak punya email address? kalau ada kirim ke email saya ya..
    matasiwa@yahoo.com

    terimakasih kak.

    #3598
  5. ariel telaumbanua

    ya’ahowu kak..

    perkenalkan, saya ariel anaknya ama ari tel (perwira telaumbanua)..

    kak, saya terkesan dengan perhatian kakak kpd tano niha..
    bagi saya yang tidak pernah tinggal di nias langsung (saya tinggal di jkt dan sesekali saja pulang ke nias), pastinya butuh critera2 spt yg kakak buat (tp saya rasa tidak hanya saya yg butuh)..hehe..
    memang kl bukan ank2 nias, siapa lg yg bisa meneruskan tentang nias ke luar nias??!!…

    kak, apakah buku2 yg kaka tulis itu dipublikasikan??

    oh ya kak..
    papa titip salam untuk kakak dan keluarga..
    papa sa’a juga (ama pembaharuan telaumbanua) jg titip salam untuk keluarga khusus ny untuk abng restu…
    maaf nih kak jadi kaya ajang titipsalam…hehehe

    JBU kak…
    smoga sukses untuk studi nya….

    salam kenal,
    ariel telaumbanua

    #3973
  6. Noniawati Telaumbanua

    Ya’ahowu Yosa Telaumbanua dan Jimmy,

    saya telah kirim pesan di sini untuk kalian berdua, tapi tidak tercantum ya. Kalau mau belajar bahasa Nias ya langsung ke Ono Niha-nya.

    Ya’ahowu Akhigu Ariel Telaumbanua,
    salam kenal, ya. Hadia duria? Saya senang sekali menerima pesan ini. Terima kasih banyak atas salam dari ortu dan juga dari Pa Sa’a. Sampaikan salam dari kami sekeluarga buat beliau-beliau, ya. Salam juga untuk sepupu2 yang lain, seperti Ruth, Bang Uan, Bang AB dan semuanya.
    Buku-buku bisa di dapatkan di Museum Pusaka atau di Bandara Binaka, Gunungsitoli. Maklum karena tempat tinggal saya sementara ini jauh, saya tidak bisa mengirim per paket pos, kecuali bila saya telah berada di Nias.

    Salam,
    Noniawati Telaumbanua

    #3974
  7. ginny

    aduh,senang sx ketemu lg walau cm di dunia maya
    skrng sy sdh pns,yorry bk usaha rumah makan,dan mama papa msh tugas jg.papa sdh bbrp kl ke nias,bahkan thn ini sktr bln juli ke gusit,ada pelayanan KKR.
    sukses ya….
    email aku.moningkaginnyl@yahoo.co.id

    #3978
  8. DIKA ZAI

    Wow,,,,,,,,
    contoh anak nias yang luar biasa. Aku rindu untuk jadi seperti kakak. bisa study di LN, dan menghasilkan banyak prestasi. Kagum deh. Mohon dukung dalam doa ya kak. Aq lagi berjuang tuk dapat PTN/Stan thn ne n jadi orang berhasil kelak.
    Biar kita bisa sama-sama bangun Nias tercinta. Aq sangat rindu jadi berkat buat Nias,keluarga,dan bangsa. Salam kenal buat kakak. GBU

    #9613
  9. Yovita Fau

    Hallo noni apa kabar?
    Maju terus moga-moga dengan niatnya yang baik diberikan jalan yang terbaik, GBU. Melalui ini kirim salam buat : Hasrat Ziliwu (Lahewa) Sui Mei, Silvia, Helena Dachi, Yenni, Susan (yang pinter buat kue) anak IPS semua. Sekali lagi Hidup Putri Nias ….. NONI TELAUMBANUA

    #10525
  10. rudyharianja

    Ya’ahowu, sebagai salah seorang putri Nias, Bu Noni tentu sadar betul bahwa kondisi masyarakat di Nias perlu mendapat ‘dorongan’ dari semua pihak yang terkait sehingga dapat mengangkat harkat dan martabat sederajat dengan masyarakat lainnya di Indonesia. Tulisan merupakan ‘senjata’ yang ampuh untuk membuka cakrawala pikir yang rasional. Teruslah menulis dan berbuat. T.Dalam 28 Oktober 2009.

    #12345

Leave a Reply

Kalender Berita

March 2006
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031