Moyang Madagaskar Ternyata dari Indonesia, Termasuk Dari Pulau Nias

Friday, June 15, 2012
By susuwongi

Madagaskar (Foto: IST)

NIASONLINE, JAKARTA — Riset terbaru menunjukkan, nenek moyang orang Madagaskar berasal dari Indonesia sekitar 1.200 tahun yang lalu. Salah satunya berasal dari Pulau Nias.

Prof Dr Herawati Sudoyo dari Lembaga biologi molekuler Eijkman yang meneliti pengembaraan manusia Indonesia (Austronesia) dari sisi genetik mengatakan, orang Madagaskar (Malagasi) adalah keturunan dari moyang campuran antara orang Afrika dan Indonesia.

“Nenek moyang orang Madagaskar asal Indonesia itu, berdasarkan studi genetik, datang ke pulau itu pada 1.200 tahun lalu,” kata Herawati pada diskusi mengenai proyek “Keragaman Genetik Manusia Indonesia dan Pengembaraannya”.

Diskusi itu digelar oleh Lembaga Eijkman dan sejumlah lembaga ilmiah lain dari Massey University, Selandia Baru; University of Arizona, AS; dan Universite de Toulouse, Perancis, di Jakarta, Senin (16/4/2012).

Herawati menjelaskan, penelitian yang mereka lakukan baru mengetahui keterkaitan dari nenek moyang perempuan. Sebab, pihaknya menggunakan marka genetik DNA Mitokondria yang hanya bisa melihat penurunan maternal (nenek moyang perempuan) yang diturunkan ke anak laki-laki maupun perempuan sehingga disimpulkan dari 2.745 sampel, nenek moyang Madagaskar adalah 30 perempuan Indonesia.

Sampel dari 2.745 individu yang ternyata cocok dengan sampel dari individu dari Madagaskar itu diambil dari 12 pulau di Indonesia, yaitu, Sumatera, Nias, Mentawai, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumba, Flores, Lembata, Alor, Pantar, dan Timor.

Dari Madagaskar, sampel diambil dari 266 individu dari tiga populasi di negara itu. Yakni, Mikea yang merupakan pemburu di hutan, Vezo nelayan di pantai, dan Merina yang hidup di dataran tinggi. Ketiga populasi ini sengaja diambil dari etnik yang terisolasi karena lebih murni, belum bercampur dengan banyak etnis lain.

“Kami sedang dalam proses menganalisis DNA dari kromosom Y yang bisa menjawab pertanyaan tentang moyang laki-laki dari Indonesia. Karena kami juga ingin tahu bagaimana 30 perempuan itu bisa datang ke Madagaskar 1.200 tahun lalu. Apakah mereka datang bersama para laki-laki juga,” katanya.

Dia menambahkan, hasil riset genetik juga menunjukkan sebagian besar Malagasi memiliki ikatan maternal dengan kepulauan Asia Tenggara (70 persen) dan juga menyimpulkan munculnya motif baru yang khas di Madagaskar, yang merupakan motif Malagasi dan tidak ada di Nusantara.

Pulau seluas 592.800 km2 di sebelah timur Afrika itu meski hanya 400 km dari pantai
timur Afrika dan 6.400 km jauhnya dari ujung barat Indonesia, tetapi secara genetik, bahasa dan budayanya didominasi oleh Indonesia.

Sementara itu, Arkeolog Prof Dr Naniek H Wibisono kata peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional mengatakan, warga Indonesia ke Madagaskar itu terkait dengan aktifitas perdagangan.

“Saya yakin mereka datang ke Madagaskar dalam rangka trading (misi perdagangan),” kata Naniek.

Nanik menjelaskan, abad ke-7 dan ke-8 adalah masa ramai-ramainya Asia Tenggara melakukan perdagangan ke berbagai wilayah di dunia, seperti ke Asia daratan, Timur Tengah, hingga Eropa.

Pada saat itu, Nusantara sedang berjaya dengan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan Kerajaan Syailendra (Mataram Kuno) di Jawa serta mulai berkembangnya Kerajaan Islam Samudera Pasai.

Di Madagaskar juga ditemukan benda-benda bersejarah yang mirip dengan benda-benda di Indonesia. Misalnya, perahu bercadik, instrument music seperti gamelan. Juga adanya bukti budaya seperti tekni memroses besi dan bercocok tanam seperti pada dan umbi-umbian. (EN/*)

Leave a Reply

Kalender Berita

June 2012
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930