Hasil Kajian Terkini: Emisi Sebaiknya Mencapai Puncak Sebelum 2020
Jika kita ingin memiliki peluang pemanasan global tetap berada di bawah 2°C, maka dibutuhkan emisi negatif dan / atau intervensi geo-teknik. Demikian hasil kajian terbaru.
“Jika kita berada pada tahun 2025 sebelum emisi mencapai puncak, maka sudah hampir pasti kita tidak bisa memeprtahankan pemanasan di bawah 2°C,†kata Vicky Pope dari disiplin ilmu iklim dari Kantor Biro Meteorologi Inggris, menurut BBC.
Jika emisi mencapai puncak pada tahun 2020, ada 50% peluang kenaikan suhu melebihi 2°C. Menggapai sasaran rendah sebesar 1.5°C seperti disarankan oleh sejumlah negara berkembang, sudah hampri tak mungkin lagi.
Temuan ini disajikan pada Konferensi Perubahan Iklim yang sedang berlangsung di Kopenhagen oleh program riset AVOID dari Inggris, yang dipimpin oleh Badan Meteroologi Inggris dalam konsorsium dengan Walker Institute, Tyndall Centre and Grantham Institute. Para peneliti menyimpulkan bahwa aksi dini untuk mengurangi emisi memaksimalkan peluang untuk mencapai sasaran kenaikan suhu di bawah 2°C, demikian diberitakan BBC.
Emisi yang mencapai puncak pada tahun 2018 dan penurunan sebesar 4% per tahun setelah itu akan memberikan 50% peluang pemanasan masih bisa dipertahankan di bawah 2°C.
Apabila emisi mencapai puncak pada tahun 2020 (dua tahun kemudian), maka pengurangan emisi harus ditingkatkan menjadi 5% per tahun untuk mencapai peluang yang sama sebesar 50%.
Peluang sebsar 90% untuk mempertahankan pemanasan di bawah 2°C menuntut emisi negatif dan / atau intervensi geo-teknik, demikian hasil-hasil riset AVOID.
Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), jika pemanasan global rata-rata melebihi 2°C, maka akan timbul resiko tinggi berupa dampak dahsyat dan ireversibel pada penduduk bumi dan sistem-sistem ekologi. (COP15/brk*)