Pilkada dan Status Danggal Kepulauan Nias (3): (Jangan) Menjual Kebohongan
Demi mencapai tujuan, tidak jarang para Palson di setiap kesempatan menerapkan strategi pemasaran untuk meyakinkan para pemilih. Istilah keren politiknya: kampanye.
Tetapi kalau kita percaya begitu saja pada janji-janji kampanye para Paslon, tanpa berusaha ‘mempelototinya’ (tabura’ö höröda wamaigi), kita hanya akan terjebak dalam ritus kekecewaan 5 tahunan.
Silahkan ingat kembali seluruh janji-janji paslon yang terpilih dan bandingkan dengan kenyataan di lapangan.
Dipastikan tak ada satu paslon pun yang menjanjikan kue bohong. Akan tetapi warga pemilih sudah sangat realistis dalam berekspektasi karena sudah biasa mengalami kekecewaan siklus 5 tahunan. Oleh sebab itu, warga pemilih lebih suka langsung diberi kue bohong atau diberi uang senilai beberapa kue bohong … daripada menunggu 5 tahun lagi untuk melihat hasil – hasil pembangunan yang dijanjikan oleh pemenang lewat komitmen politik mereka.
Observasi yang sama berlaku juga untuk pemilihan legislatif.
Bagi para paslon dan para tokoh pencerah masyarakat: pesan singkat Jordan Peterson di atas penting untuk direnungkan. Ditulis ulang kembali di sini:
* Tulisan ini disiapkan 19 November 2020, dimuat di Nias Online 1 September 2021.