Jepang Menghentikan Peredaran 1.6 Juta Dosis Vaksin Moderna
* Zat asing ditemukan dalam sejumlah vial
Kementerian Kesehatan Jepang telah menghentikan peredaran vaksin Moderna setelah ditemukan zat asing di sejumlah vial (botol) vaksin. Di Prefektur Saitama seorang apoteker – Ishii Koki- menemukan zat hitam dalam pemeriksaan sebelum penggunaan pada pertengahan Agustus lalu. Menurut Ishi Koki, zat itu jauh lebih kecil dari biji wijen dan mengapung dalam vial ketika dikocok. Sesudah itu zat asing serupa ditemukan pada 39 vial yang belum dibuka pada delapan tempat kerja dan tempat vaksinasi skala besar di lima Prefektur: Aichi, Ibaraki, Gifu, Saitama and Tokyo.
Sementara itu Kementerian Kesehatan Jepang sedang menyelidiki penyebab kematian 2 orang yang divaksin menggunakan kelompok vial yang terkontaminasi itu. Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang – Norihisa Tamura – mengatakan penyebab kematian kedua korban akan diselidiki.
Berdasarkan data yang tersedia hingga tanggal 30 Agustus 2021, di Jepang sebanyak 57.4 juta orang telah divaksin penuh (45.4%) dan 71.4 juta orang (56.6%) telah menerima vaksin dosis pertama. Menurut Japan Times, vaksin dalam vial-vial yang terkontaminasi itu dibuat di Laboratorios Farmaceuticos Rovi, Spanyol.
Vaksin Moderna untuk COVID-19 adalah vaksin RNA dari nucleoside-modified mRNA (modRNA) yang mengkodekan sebuah protein paku (spike protein) dari SARS-CoV-2, yang dibungkus dalam lipid nanoparticles. Vaksin Moderna dipasarkan dengan nama dagang Spikevax. Suhu penyimpanan vaksin Moderna adalah 2–8 °C untuk penyimpanan selama 30 hari atau −20 °C untuk masa penyimpanan 4 bulan (brk/*)